Surabaya (optika.id) - Kelangkaan dan kenaikan harga beras yang terjadi akhir-akhir ini turut membuat para pedagan pusing. Menurut Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI), Reynaldi Sarijowan, stok yang minim di penggilingan membuat para pedagang kesulitan memperoleh beras, khususnya yang kualitas premium. Kondisi inilah yang mendorong makin melonjaknya harga beras.
"Ini yang harus diwaspadai oleh semua pihak, agar stok-stok yang dimiliki khususnya beras premium bisa segera dikeluarkan," tutur Reynaldi dikutip dari keterangannya, dikutip Optika.id, Sabtu (24/2/2024).
Baca juga: Lagi-Lagi El Nino Disalahkan Biang Kerok Harga Pangan Mahal
Menurut Reynaldi, pabrik-pabrik lokal harus mengeluarkan stok beras yang ada. Jika stok beras makin ditahan-tahan, sebutnya, maka harga makin tinggi dan hal ini bakal semakin buruk.
Selain itu, faktor molornya musim tanam dan musim panen juga membuat harga beras melonjak naik. Produksi tahun lalu juga sangat terbatas. Alhasil, terjadilah ketidakseimbangan antara supply and demand.
"Kenaikan harga beras tahun ini mencapai 20% lebih dibandingkan tahun lalu. Dari 14,000 ke 18,000 per kg," ucapnya.
Baca juga: Panen Raya Sudah Dimulai, Bapanas Klaim Harga Beras Bakal Segera Turun
Pihaknya pun mendesak agar pemerintah segera menggenjot produksi. Sehingga, pada produksi 2024 ini, kebutuhan tercukupi tanpa kelangkaan lagi. Adapun upaya itu bisa dilakukan dengan cara menggelontorkan subsidi pupuk yang diperbesar anggarannya serta diperluas skalanya.
Menjelang Ramadan, imbuhnya, penyelesaian masalah beras ini memiliki solusi salah satunya adalah dengan menggelontorkan stok beras yang dimiliki oleh pemerintah, perusahaan lokal, serta penggilingan agar bisa disalurkan ke pasar-pasar tradisional. Di sisi lain, Reynaldi meminta kepada Satgas Pangan Mabes Polri agar memantau stok yang dimiliki oleh pihak-pihak tersebut dengan tujuan agar tidak ditahan lagi, serta bisa segera dikeluarkan.
Tak hanya itu, Reynaldi meminta agar Bulog memastikan pendistribusian beras medium ke pasar tradisonal serta retail agar berjalan lancar dan merata.
Baca juga: Pengamat Ekonomi Sebut Pemerintah Gagal Mengelola Harga Pangan
Menurutnya, jika Bulog lebih fokus pada bantuan pangan secara packaging saja dan tidak mengindahkan perintah Presiden untuk mengguyur pasar tradisional dan retail, kondisi perberasan nasional akan semakin buruk ke depannya.
Editor : Pahlevi