Optika.id - Dimas Ekky Pratama akhirnya angkat bicara soal polemik dirinya dengan tim yang ia bela pada tahun 2021, Pertamina Mandalika Racing Team. Ia menyebut hak-haknya belum dibayar oleh tim yang berlaga di Moto2 Junior (CEV RepsoL) tahun 2021.
Sebelumnya, Team Stylo Bike, tim balap yang memberikan dukungan kepada Dimas Ekky Pratama mengunggah di media sosial, bila uang gaji mereka belum dibayar untuk musim balap 2021.
Baca Juga: Mandalika Racing Team Diduga Terkena Masalah Utang pada Awal Mei
Dalam unggahan di akun Instagram resminya @teamstylobike seperti dikutip Optika.id, Kamis (5/5/2022), Team Stylo Bike bersama Dimas Ekky Pratama balapan di ajang balap internasional FIM CEV Moto2.
"Tic tac, tic tac, Tidak ada respon dari Tim Mandalika Mandalika Racing Team Indonesia. Bagaimana dengan Dimas? Pembalap Indonesia dengan Indonesia Sponsor? (Pertamina Mandalika) Apakah Anda berencana untuk membayar tim untuk musim 2021. Saatnya untuk mengatakan yang sebenarnya," kata mereka dalam unggahannya.
[caption id="attachment_24641" align="aligncenter" width="542"] Tangkapan layar Instagram. (Optika.id)[/caption]
Dalam unggahannya tim tersebut juga menandai beberapa pejabat penting dan juga lembaga negara karena hal ini.
Menyusul pernyataan tersebut, Dimas Ekky buka suara. Ia mengatakan bila memang belum menerima gaji, living cost selama balapan berlangsung.
Iya belum diselesaikan pembayaran gaji, living cost biaya karantina dan race tahun lalu tanpa asuransi, ujar Dimas Ekky beberapa waktu
Saat ini, Dimas mengatakan terus memperjuangkan hak-haknya kepada sponsor utama. Ia mengaku juga sudah bertemu dengan direktur Pertamina mandalika Racing Team SAG, Kemal Nasution.
Terakhir di lombok, Masih menunggu. terakhir sebelum (GP) mandalika Pak Kemal mengajak saya ketemu untuk tanda tangan surat pernyataan yang isinya memberatkan dan seolah-olah saya yang buat suratnya. Padahal saya tidak tanda tangan, ucap Dimas seperti dilansir pikiranrakyat.
Dimas mengungkapkan sudah mencoba berdiskusi dengan pengecaranya terkait masalah yang ia hadapi. Kendati demikian, belum dipastikan sampai mana Dimas Ekky menuntut haknya.
Dengan om febs, tapi (sekarang) kita lihat itikad mereka seperti apa setelah tim Stylo Bike Speak up, kata Dimas Ekky.
Sebelumnya, Dimas Ekky sendiri resmi menjadi line up tim Stylo Bike di kejuaraan balap Moto2 Junior (CEV RepsoL) tahun 2021, di bawah naungan sponsor Pertamina Mandalika yang seharusnya menjadi pemodal utama.
Dimas Ekky menghabiskan satu musim penuh di kejuaraan tersebut dan mendapatkan posisi klasemen urutan ke-9, dengan total perolehan poin 62.
Posisi tersebut menempatkannya di depan joki-joki kompetitif di depan joki ARRC (Asia Road Racing Championship) Jepang, Taiga Hada dan Keminth Kubo yang saat ini jadi joki Moto2 senior di VR46 Master camp Racing Team
Pemilik Tanah di Tikungan Mandalika Belum Dibayar
Sementara itu, pengakuan Sibawaeh Klaim Pemilik Tanah di Tikungan Sepuluh dan Sembilan Sirkuit Mandalika.
Dia mengakui tanahnya belum dibayar oleh pihak ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation).
Sibawaeh sempat viral saat terkena jepretan tim MotoGP saat gelaran event tes pra-musim beberapa waktu yang lalu.
Sempat viral lantaran menonton tes pramusim MotoGP pakai sarung, warga ini menyampaikan fakta mengejutkan.
Warga tersebut bernama Sibawaeh (53), yang sempat viral di media sosial lantaran menonton tes pramusim MotoGP dengan sarung.
Adapun foto tersebut diunggah oleh akun @hrc_motogp yang merupakan tim Repsol Honda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat itu, Sibawaeh duduk berjongkok dengan menggunakan sarung.
Lalu ada dua orang di sampingnya yaitu Medan (47) yang merupakan adik ipar Sibawaeh dan Amaq Manim (57).
Akan tetapi dibalik viral fotonya tersebut, Sibawaeh menyampaikan fakta yang cukup mengejutkan.
Dirinya mengeklaim bahwa tanahnya yang seluas 3,5 hektar di persil 263 belum dibayar oleh pihak Indonesia Tourism Development Courporation (ITDC).
Saat ini kawasan tersebut menjadi tikungan 9 di sirkuit MotoGP Mandalika.
"Jadi kalau dikatakan kenapa ada foto saya, mungkin mata kamera diarahkan Tuhan kepada saya, sehingga pihak yang mengunggah bisa membantu menyuarakan perasaan saya, agar tanah saya segera dibayar," katanya seperti dilansir Tribunnews.
Kini ia mengakui jika dirinya menunggu investigasi dari PBB, Komnas HAM dan pejabat yang berwenang.
Aksi Pawang Hujan Dibayar Rp 5 juta per Hari
Di lain sisi, aksi Raden Rara Istiati Wulandari atau akrab disapa Rara, sebagai pawang hujan dalam gelaran MotoGP di Mandalika beberapa waktu yang lalu, menarik perhatian publik. Bukan saja oleh publik di tanah air, tapi juga menjadi perhatian dunia. Aksinya yang berjalan tanpa alas kaki di area pit stop sambil memainkan benda mirip mangkok di tangannya menjadi bahan pemberitaan di luar negeri.
Usaha Rara sebagai pawang hujan dalam perhelatan akbar tersebut ternyata cuma dibayar Rp 5 juta per hari. Hal itu diungkapkannya dalam podcast Deddy Corbuzier.
"1 hari Rp 5 juta, ujap Rara menjawab pertanyaan mantan pesulap beraliran mentalist itu.
Deddy Corbuzier terkejut mendengar jawaban Rara. Karena menurutnya, itu terlalu murah untuk ukuran event sebesar MotoGP. Rara pun mengakui bayaran itu murah. Sebab pada 2018 silam, Rara dibayar sebesar Rp 50 juta di acara konser Guns N Roses.
Rara mengaku mau dibayar murah demi mensukseskan perhelatan akbar MotoGP Mandalika yang akan membawa nama besar bangsa Indonesia di pentas dunia.
Tugas dan tanggung jawab Rara sebagai pawang hujan sebenarnya menuai pro dan kontra. Ada yang melihat aksinya gagal namun ada pula yang beruha memberikan empati memberikan penilaian dia berhasil. Karena hujan memang berhenti.
Kalau dibilang pawang hujannya berhasil atau tidak berhasil, yang penting hujannya berhenti dan Indonesia bisa menyelenggarakan event, tuturnya.
Rara juga mengungkapkan dirinya diminta untuk menghadirkan cuaca yang tidak terlalu panas tapi juga tidak hujan. Sebagai pawang hujan, dia pun berusaha menghadirkan cuaca yang nyaman sesuai permintaan klien. Rara pun memodifikasi ritualnya demi mendapatkan cuaca yang nyaman.
Dupa biasanya kan banyak ada 8 atau 5, tapi ini cuma satu dan di sekelilingnya es batu. Atas izin Tuhan kekuatan indigo bisa diarahin kan. Saya membayangkan langit ada AC-nya, akunya yang kemudian disambut tawa Deddy Corbuzier.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi