Heboh Nyamuk Wolbachia di Indonesia, Konspirasi Bill Gates atau Penyelamat dari DBD?

author Eka Ratna Sari

- Pewarta

Jumat, 17 Nov 2023 18:49 WIB

Heboh Nyamuk Wolbachia di Indonesia, Konspirasi Bill Gates atau Penyelamat dari DBD?

Optika.id - Penyebaran nyamuk Wolbachia di Indonesia, yang kerap disebut sebagai "nyamuk Bill Gates," telah menimbulkan beragam reaksi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Namun, klaim yang beredar di media sosial mengenai proyek nyamuk ini sebagai misi terselubung eks CEO Microsoft Bill Gates untuk membentuk genetik LGBT dan menciptakan virus baru Japanese Encephalitis (JE) mematikan, perlu dipertanyakan kebenarannya.

Profesor Zubairi Djoerban, seorang pakar kesehatan dari IDI, menjelaskan terkait nyamuk Wolbachia dan kaitannya dengan proyek ini. Proyek ini dikembangkan oleh World Mosquito Program (WMP) yang merupakan bagian dari Monash University.

"Mungkin karena proyek ini mendapat dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, maka banyak yang mengenalnya sebagai nyamuk Bill Gates," ujar Prof Zubairi, dikutip dari akun media sosialnya.

Menurut Prof Zubairi, tujuan utama proyek ini adalah untuk mengurangi penyebaran Demam Berdarah (DBD), demam kuning, dan chikungunya. Bakteri Wolbachia yang ditanam pada nyamuk aedes aegypti mampu menonaktifkan virus dengue yang diharbarnya.

"Bakteri ini berperan seperti vaksin pada nyamuk, sehingga nyamuk tidak mampu menyebarkan virus ke manusia," terangnya.

Proyek penyebaran nyamuk Wolbachia sudah dilakukan di beberapa negara seperti Brasil, kepulauan Cayman, Panama, India, dan Singapura.

Di Indonesia, penyebaran nyamuk Wolbachia telah sukses di Yogyakarta, menurunkan angka kasus DBD dan risiko rawat inap secara signifikan. Meskipun rencananya Bali akan menjadi lokasi penyebaran selanjutnya, namun terjadi penundaan karena sebagian masyarakat tidak menyetujui.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Prof Zubairi menyebut bahwa keberatan masyarakat terjadi karena kekhawatiran akan potensi mutasi yang mungkin membuat nyamuk lebih agresif, juga karena adanya metode lain dalam pemusnahan nyamuk.

R.A. Adaninggar Primadia Nariswari dari Kemenkes RI menegaskan bahwa nyamuk Wolbachia bukan hasil rekayasa genetik.

"Bakteri ini secara alami ada, bukan dibuat-buat," ujarnya. Nariswari menjelaskan bagaimana proses perkembangbiakan nyamuk Wolbachia serta menekankan bahwa teknologi ini telah terbukti efektif dan aman sejak 2011.

Kemenkes RI tetap mendorong masyarakat untuk menerapkan pencegahan DBD melalui perilaku hidup bersih dan sehat, serta menerapkan metode 3M plus.

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU