Optika.id - Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita pasti sudah mengenal dengan yang namanya minyak goreng. Dan minyak jelantah adalah minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali.
Baca juga: Awal Tahun 2023, Toyota Produksi Innova Zenix, Mau Tahu Seperti Apa Bentuknya?
Sebelum menjadi minyak goreng ada proses-proses yang harus dilalui tahapan produksi.
Sebelum menjadi minyak goreng, bibit sawit ditanam selama 12 bulan. Setelah melewati 30 bulan yang cukup lama, bibit sawit disortir untuk mencari bibit berkualitas.
Buah disterilkan dengan proses perebusan dengan suhu tinggi. setelah tahap proses perebusan dilakukanlah proses buah diperas untuk diambil minyak sawit mentahnya (CPO). Lalu dikemas sesuai brand dan takaran sesuai per liter.
Dikutip dari bisnis.com, Rabu (14/12/2022), tercatat Indonesia memiliki lahan sawit seluas lebih dari 10 juta hektare untuk ditanami tiap tahunnya. Data menunjukkan bahwa Indonesia memproduksi 43,5 juta ton kelapa sawit tiap tahunnya dan melakukan ekspor ke berbagai macam negara seperti India, Pakistan, dan Afrika.
Selain karena wilayahnya yang luas, iklim Indonesia juga sesuai untuk syarat tumbuh tanaman ini. Maka dari itu, pertumbuhannya tanaman ini sangat baik di tanah nusantara.
Baca juga: Prediksi Skor Laga Grup D Australia Vs Denmark: Catatan Head To Head, Siapakah yang Unggul?
Perlu diketahui juga, bahwa tanaman sawit lebih cocok ditanam yang beriklim di negara tropis. Maka Indonesia adalah menjadi peringkat nomor 1 sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia.
Diketahui, minyak jelantah adalah minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng bahan makanan dalam satu proses penggorengan, lalu disimpan beberapa waktu dan digunakan kembali untuk menggoreng.
Tahukah kamu? Jika minyak goreng sudah diolah 3 kali dalam penyajian akan berubah warna menjadi coklat kehitaman. Dari segi aroma juga berubah menjadi tidak sedap, ya baunya seperti gosong. Apa sih dampak buruknya ketika menggoreng dengan minyak jelantah?
Melansir Kompas.com, peneliti dari Brandeis University, Waltham, Amerika Serikat Kenneth C. Hayes dkk dalam European Journal of Lipid Science and Technology (2007) mengungkapkan bahwa pemakaian minyak jelantah berulang-ulang akan meningkatkan gugus radikal peroksida yang mengikat oksigen.
Hal tersebut akan mengakibatkan oksidasi terhadap jaringan sel tubuh manusia, yang jika terus berlanjut, maka dapat mengakibatkan kanker.
Penulis: Dimas Angga (Mahasiswa Stikosa-AWS)
Editor : Pahlevi