Optika.id - Ridwan Kamil yang akrab disapa RK resmi menjabat sebagai orang nomor satu di Jawa Barat (Jabar) sejak 5 September 2018 silam. RK, didampingi oleh Uu Ruzhanul Ulum mengusung visi-misi bertajuk Jabar Juara Lahir dan Batin. Dalam 100 hari kerja, RK merilis belasan program baru di antaranya Jabar Saber Hoaks, Desa Digital, Jabar Quick Response dan Petani Milenial.
Baca juga: Aktivis Demokrasi Ini Sebut Jika RK Berani, Lawan Anies!
Beberapa program yang digagas oleh RK dalam kepemimpinannya menuai hasil positif. misalnya program-program yang dirilis untuk membangun desa seperti mengentaskan desa tertinggal di Jabar. Sehingga, sejak tahun 2022 Jabar tak lagi mempunyai desa yang berstatus tertinggal dan sangat tertinggal. Pasalnya, sebelum RK memimpin, ada ribuan desa tertinggal di Jabar.
Pada awal Januari, RK mengatakan bahwa Jabar tak akan merilis lagi program baru. dia mengklaim jika puluhan program inovatif yang ada di daerahnya sudah cukup. Dia membeberkan ada sedikitnya 451 penghargaan yang dijadikan bukti sebagai klaimnya tersebut atas kesuksesan dirinya memimpin Jabar.
Kendati demikian, menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti kinerja RK masih tergolong biasa-biasa saja. Dia membandingkan kinerja RK dengan gubernur-gubernur lain yang juga digadang-gadang bakal nyapres pada tahun 2024 nanti.
"Kinerjanya masih relatif sama, dari sisi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraannya. Saya melihat kemacetan masih parah, bencana banjir juga masih terjadi di beberapa spot Jawa barat. Artinya, tata kota masih menjadi pekerjaan rumah Pemda Jabar," ucap Esther kepada Optika.id, Selasa (10/1/2023).
Dia menjelaskan jika Bank Indonesia (BI) pada tahun 2022 mencatat perekonomian Jabar pada triwulan II 2022 tumbuh positif sebesar 5,68% (yoy). Hal itu diketahui meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2022 yang tumbuh sebesar 5,61% (yoy). Meskipun demikian, tingkat inflasi di Jabar tergolong cukup tinggi. Inflasi bahkan sempat menyentuh angka 4,41% (yoy) pada triwulan II 2022. Angka tertinggi dalam 3 tahun terakhir dan berada di atas rentang target nasional (3±1%).
Apabila dibandingkan dengan kota lain seperti Jawa Tengah (Jateng) dan DKI Jakarta, capaian Jabar memang tidak begitu special. Pada triwulan III tahun 2022, perekonomian DKI tumbuh positif sebesar 5,94% dibandingkan triwulan III tahun 2021. Serupa, perekonomian Jateng tercatat tumbuh 5,28% (YoY) pada kuartal III 2022.
Baca juga: PKS Meminta Maaf ke Warga Jakarta Usai Batal Dukung Anies-Sohibul: Ini Rasional!
Esther menilai jika RK masih memiliki banyak peluang untuk mendongkrak capaian di bidang ekonomi tersebut. Sebab dia melihat jika Jabar mempunyai banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang potensial untuk didorong go internasional.
"Kalau dikelola serius, ke depannya, Jawa barat masih bisa berkembang. Apalagi, sekarang ada Bandara Kertajati dengan konsep aerocity (kota bandara). Sekarang ini, masih belum signifikan UMKM yang bisa mengekspor," ujar Esther.
Dia juga menyoroti upaya RK dalam mengentaskan kemiskinan yang dinilai kurang ciamik. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, jumlah orang miskin terus bertambah pada era kepemimpinan Ridwan Kamil. Pada tahun 2019, jumlah orang miskin di Jabar tercatat sebanyak 6,91% jika ditotal dari populasi. Setahun berselang, jumlahnya bukan malah menurun dan justru naik menjadi 7,88%. Tak hanya itu, pada 2021 tercatat ada sekitar 8,4% jumlah orang miskin di Jabar.
Baca juga: PKS Ungkap Alasan Pilih Suswono Jadi Cawagub RK di Pilgub Jakarta
Apabila dibandingkan dengan era Ahmad Heryawan atau Aher tiga tahun sebelumnya, kinerja RK di bidang itu tergolong cukup redup dibandingkan pendahulunya. Pasalnya, pada rentang periode 2016 2018, Gubernur Jabar pendahulu RK itu sukses dalam menurunkan angka orang miskin dari 8,95% menjadi 8,71n berangsur menjadi 7,45%.
Meskipun saat ini musim kampanye dan berbondong menaikkan elektabilitas, Esther mengingatkan agar RK tak lupa pada tugas utamanya sebagai kepala daerah. Ia berharap RK tak tergiur untuk mengorbankan program-program Jabar yang sudah terbukti sukses dengan merilis kebijakan-kebijakan populis yang tujuannya semata untuk mengerek elektabilitas.
"Sebaiknya (Ridwan Kamil) kebijakannya lebih progresif dan bukan hanya kebijakan yang populis seperti bagi-bagi sembako saja yang kemudian di-upload di sosmed. Tetapi, lebih ke kebijakan yang punya dampak jangka panjang," kata Esther.
Editor : Pahlevi