Nasdem Khawatir Tak Ada Suara Tambahan Jika Duet Anies-AHY Tercipta

Reporter : Eka Ratna Sari

Optika.id - Effendi Choirie (Gus Choi), yang menjabat sebagai Ketua DPP Partai NasDem, mengungkapkan keprihatinannya terkait potensi pasangan calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, bersanding dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam Pemilihan Presiden 2024 yang akan datang.

Baca juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!

Gus Choi menyatakan bahwa kekhawatirannya timbul karena AHY memiliki popularitas yang tumpang tindih dengan dukungan bagi Anies Baswedan menurut hasil beberapa survei. Ia mengungkapkan keprihatinannya bahwa kemungkinan pasangan Anies-AHY tidak akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan suara dalam Pemilihan Presiden 2024.

"Hasil survie juga, suara AHY yang lumayan (besar) dalam survie untuk jadi cawapres, itu suaranya beririsan dengan suara Anies. Jadi dikhawatirkan tidak menambah suara," kata Gus Choi, Sabtu (12/8/2023).

Sementara kader yang berasal dari Nahdlatul Ulama (NU), tidak memiliki elektabilitas yang signifikan di papan survei cawapres. Meski begitu, Gus Choi menilai tokoh NU kerapkali diasumsikan memiliki potensi besar untuk menambah suara pemilih.

"Dari NU belum siginfikan dalam survie untuk cawapres, tapi diasumsikan punya potensi besar yang bisa digerakkan untuk nambah suara," katanya.

Kendati demikian, Gus Choi menilai kurangnya tingkat keterpilihan kader NU sebagai cawapres bukan karena tidak memiliki kualitas yang mempuni. Menurutnya, hal itu disebabkan karena belum ada kader NU yang diumumkan sebagai cawapres secara terbuka.

"Sekarang potensi (keterpilihan kader NU) masih tidur karena belum ada figur yang dinyatakan cawapres secara terbuka," jelasnya.

Gus Choi mengemukakan bahwa kader Nahdlatul Ulama (NU) memiliki cakupan yang luas di seluruh penjuru Indonesia. Berdasarkan data survei yang ia sampaikan, sebanyak 52 persen dari populasi Muslim di Indonesia mengidentifikasi diri sebagai bagian dari komunitas NU.

Baca juga: Tokoh Masyarakat Ingin Anies Terus Jadi Pemimpin Perubahan untuk Indonesia

Dalam konteks Indonesia yang memiliki total populasi sekitar 270 juta jiwa, dengan mayoritas 90 persen beragama Muslim, Gus Choi menyatakan bahwa sejumlah besar individu yang termasuk dalam komunitas Muslim NU menjadi bagian dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 10 persen, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 5 persen.

"Idealnya menang semua wilayah (dimenangkan). Calon dari NU bukan berarti hanya Jatim dan Jateng, ya seluruh indonesia. NU menyebar seluruh Indonesia," jelasnya.

Berdasarkan hal tersebut, Gus Choi menegaskan bahwa KPP mesti membuka diri pada figur-figur NU. Apalagi, kata dia, partai mitra KPP memiliki suara pemilih yang tidak merata di seluruh Indonesia.

Gus Choi sendiri menilai, Putri Presiden ke-4 Abdurahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid, memiliki kapasitas baik sebagai cawapres dibanding AHY lantaran Yenny Wahid merupakan kader dari NU.

Baca juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!

"Anies-Yenny justru lebih top markotop karena koalisi ini akan ada tambahan dukung dari Nahdliyyin," tegasnya.

Gus Choi mengaku ragu dengan kekuatan tambahan memenangkan Anies Baswedan jika cawapres juga dipilih dari salah satu partai mitra koalisi. Seandainya diputuskan cawapres dari koalisi yang sama, dia menilai kemenangan akan sulit diraih.

"Kalau Wapres diambil dari internal koalisi, darimana tambahan suara? Suara hanya dari 3 partai; NasDem, PKS dan Partai Demokrat. Tidak mungkin bisa memenangkan pertarungan," tandasnya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru