Optika.id - Tiga hari sebelum berakhirnya masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, yaitu pada 13 Oktober 2022, Anies Baswedan meresmikan Museum Taman Makam Tokoh Bangsa di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Museum ini dinamakan demikian karena banyak tokoh kemerdekaan dimakamkan di lokasi yang berada di perempatan Jalan KH Mas Mansyur dan Jalan Penjernihan 1.
Baca juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!
Anies berharap Museum TMTB bisa menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi generasi mendatang mengenai perjuangan para tokoh bangsa.
Bangunan museum ini memiliki galeri seluas 435 meter persegi dan dilengkapi dengan 24 monitor yang menampilkan gambar tokoh-tokoh bangsa yang dikebumikan di TPU Karet Bivak. Beberapa di antaranya adalah Fatmawati Soekarno, Pramoedya Ananta Toer, MH Thamrin, H. Benyamin Sueb, dan banyak lagi.
Taman Makam Tokoh Bangsa ini kini diaktifkan kembali sebagai ruang kontemplasi memori kolektif bangsa dan tempat untuk merawat ingatan kisah perjalanan dan perjuangan para Tokoh Bangsa yang terbaring di dalamnya. Walau usia hidup mereka telah berhenti, izinkan taman makam ini menjadikan usia teladan dan inspirasi mereka melaju abadi, tulis Anies Baswedan pada plakat peresmian Museum TMTB di bagian depan.
Sejarawan dan Indonesianis dari Australia, Greg Poulgrain, hari Minggu kemarin (20/8) mengunjungi Museum TMTB bersama Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa. Penulis buku Incubus Intervention dan Genesis of Konfrontasi ini mengagumi keseriusan Pemprov DKI Jakarta di era Anis Baswedan dalam merawat memori kolektif perjuangan bangsa.
Baca juga: Tokoh Masyarakat Ingin Anies Terus Jadi Pemimpin Perubahan untuk Indonesia
Museum ini sangat menginpirasi. Tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia dimakamkan di tempat ini, tidak hanya politisi, tapi juga wartawan, budayawan, dan tokoh-tokoh penting lainnya. Museumnya dibangun dengan sangat baik, ujar Greg Poulgrain.
Sebelum mengunjungi Museum TMTB, Greg Poulgrain dan Teguh Santosa mampir di makam pendiri Universitas Bung Karno (UBK) Rachmawati Soekarnoputri, yang terletak dekat museum. Rachmawati meninggal pada 3 Juli 2021 dan dimakamkan di sebelah makam ibunya, Fatmawati Soekarno, yang wafat tahun 1980.
Teguh, mantan Wakil Rektor UBK, mengungkapkan bahwa Greg Poulgrain sebelumnya mengajukan gagasan pembuatan film semi-dokumenter kepada Rachmawati, berdasarkan salah satu buku Poulgrain berjudul "Incubus Intervention." Buku tersebut mengisahkan persahabatan Bung Karno dengan Presiden AS John F. Kennedy, serta pertikaian Kennedy dengan Direktur CIA saat itu, Allen Dulles, mengenai kebijakan AS di Indonesia.
Baca juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!
Usulan pembuatan film ini sempat dibahas beberapa kali, tetapi sebelum dapat direalisasikan, pandemi Covid-19 muncul dan Rachmawati meninggal dunia. Sejak itu, rencana pembuatan film ditunda.
Greg Poulgrain juga mengulas perseteruan antara Kennedy dan Dulles dalam bukunya yang berjudul "JFK vs Allen Dulles: Battleground Indonesia," yang diterbitkan pada November 2020.
Editor : Pahlevi