Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah
Baca juga: Beri Presiden Kesempatan Penuh
Optika.id - Ketika ramai-ramainya tragedi covid-19 tahun 2021, masyarakat umum termasuk saya secara tidak sadar terlibat ikut menghitung jumlah orang meninggal akibat terpapar virus yang mematikan itu. Didekat perumahan saya ada 2 Masjid desa waktu itu berkali-kali menyiarkan berita kematian warga yang terkena covid-19. Setiap kali takmir Masjid melalui pengeras suara mengatakan Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, saya menghitung ah sudah ada lima lagi warga yang wafat. Memang ketika covid 19 merajalela angka kematian itu naik perlahan lalu cepat, dari hitungan satuan, puluhan, ratusan, lalu ribuan orang, kejadian ini tidak hanya di Indonesia tapi juga terjadi di seluruh dunia.
Sama seperti saat pandemi itu, saya sekarang kalau melihat berita TV-TV internasional secara tidak sadar juga menghitung jumlah para syuhada yang gugur syahid di Gaza Palestina akibat gempuran brutal tentara Israel. Mulai dari angka ratusan, lalu 1000 an, lalu, 3.000 an dst dan ketika saya menulis artikel ini jumlah warga sipil Gaza yang gugur itu sudah mencapai 10.500 orang, dimana 40% nya adalah anak-anak termasuk bayi dan yang luka-luka berjumlah 27.000 orang.
Tindakan pembunuhan massal oleh Israel yang membabibuta oleh banyak pengamat, politisi, aktivis kemanusiaan dsb menenggarai genosida yang dilakukan tentara Israel itu sebagai kelanjutan proyek Zionis Israel untuk melenyapkan warga Palestina di Gaza dan bukan sekedar melakukan balas dendam kepada Hamas atas serangannya pada tanggal 7 Oktober 2023 pagi hari itu. Gerakan Zionis pada tahun 1948 sudah mengusir sekitar 750.000 warga Palestina untuk meninggalkan rumah-rumahnya dan kemudian diduduki oleh warga Yahudi. Sekarang ini merupakan kelanjutan proyek Zionisme Israel tahun 1948 itu dengan melenyapkan Palestina dariPeta dan menggantikannya sebagai tanah milik Israel.
Sikap pemerintahan Israel untuk membunuh semua warga Gaza itu tercermin dari ucapan salah satu menteri kabinetnya Benyamin Netanyahu baru-baru ini.
Baca juga: Kreativitas Langka
Menteri Warisan Budaya Israel Amichai Eliyahu diskors oleh Netanyahu tanpa batas waktu setelah dia mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa menjatuhkan bom nuklirdi Jalur Gaza adalah salah satu kemungkinan, Israel, yang memiliki salah satu tentara paling kuat di Timur Tengah, secara luas diyakini memiliki senjata nuklir, meskipun tidak pernah secara terbuka melakukan uji coba nuklir.
Narasi sang menteri ini dikhawatirkan akan memicu perang regional dalam skala besar yang melibatkan negara-negara Timur Tengah, Turkiye dan Iran, bahkan bisa memicu munculnya Perang Dunia ke III.
Kebijakan pemerintah Israel dibawah kepemimpinan Benyamin Netanyahu itu terbongkar ketika berusaha melobi negara-negara Eropa yang pro Israel untuk menekan Mesir agar mau menerima pengungsi dari Gaza yang total penduduknya berjumlah 2 juta lebih. Benyamin Netanyahu juga secara terang-terangan mengatakan bahwa setelah perang usai, Israel akan mengontrol sepenuhnya Gaza. Sekarang ini pemerintah Israel memerintahkan warga Gaza untuk menyingkir dari Gaza utara dengan alasan akan ada penyerbuan frontal tentara Israel, namun ketika ribuan warga mengungsi dari utarake selatan Gaza, Israel pun tanpa ampun mengebom iring-iringan pengungsi itu.
Baca juga: You Are Fired!!!
Tujuan melenyapkan seluruh warga Gaza Palestina itu juga nampak dari gempuran Israel yang hanya ditujukan kepada warga sipil, Masjid, Gereja, Sekolah, Rumah Sakit, tempat pengungsian dan bukannya ditujukan kepada pejuang Hamas. Bahkan kelompok anak-anak kecil yang sedang bermain dihalaman sebuah Masjid juga di bom.
Zionis Israel bertujuan melenyapkan semua warga Gaza yang diseebutnya sebagai human animal itu, agar nantinya seluruh tanah milik warga Palestina di klaim menjadi tanah milik Israel, dan warga Palestina di usir kenegara Mesir, Yordania, Syria dll.
Editor : Pahlevi