Optika.id - Sebuah tim mahasiswa berdedikasi dari Universitas Airlangga, yang dikenal dengan nama Arempaja, telah mencuri perhatian di kalangan komunitas akademik dengan berhasil mendapatkan tempat di kompetisi bergengsi PKM RSH (Program Kreativitas Mahasiswa - Riset Karya Sosial dan Humaniora). Penelitian yang mereka lakukan difokuskan pada tema yang menarik, yaitu "Eksistensi Eksotisme Surabaya sebagai Titik Jalur Rempah". Riset ini berusaha menggali makna sejarah dan budaya Surabaya sebagai salah satu titik terpenting dalam sejarah perdagangan rempah-rempah di Indonesia.
Tim ini, yang singkatan Arempaja berarti "Ambarsari Rempah Soerabaja," terdiri dari empat mahasiswi berbakat yang berasal dari latar belakang akademik yang beragam. Eka memimpin tim sebagai ketua, didukung oleh Ananda dan Nabil dari jurusan Administrasi Publik, serta Nirma yang berasal dari jurusan Hubungan Internasional.
Kolaborasi antara mahasiswa dari disiplin ilmu yang berbeda lebih memperkaya pendekatan tim dalam penelitian mereka. Dengan menggabungkan perspektif dari Administrasi Publik dan Hubungan Internasional, mereka menyajikan pandangan yang holistik tentang peran sejarah dan kontemporer Surabaya dalam perdagangan rempah.
bHKaPbkZuvRIczwnH6S8DwCYkH-VPzDXAjYJODwf45Bfmz3ZiPP1hkE9sFo8j2Z9nQ_PwAh1ONPsX0nI0Ik3vc4a_vrBzo8sZ5o0SKwKm90gnkygMGqRf96gKyQgcIi94M0JEY_YvRWRidEsXkwayaw
Gambar: Foto Bersama Mas Nanang
Nanang Purwono (Mas Nanang), seorang pengamat sejarah populer dari Surabaya yang menjadi salah satu informan riset, berperan penting dalam penelitian tim ini. Keahliannya memberikan wawasan berharga tentang sejarah kota ini dan peran vitalnya sebagai pusat dalam jaringan perdagangan rempah Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mas Nanang menekankan pentingnya Surabaya sebagai titik kunci dalam jalur perdagangan rempah Indonesia. Beliau menyoroti, "Surabaya merupakan kota administrator yang mengawasi arus masuk dan keluar rempah-rempah. Hal ini menghasilkan populasi Surabaya yang beragam dan heterogen, terdiri dari individu dari berbagai kota dan bahkan negara yang transit melalui Surabaya untuk tujuan perdagangan rempah. Pentingnya rempah-rempah tercermin dalam nama-nama jalan yang dinamai sesuai dengan jenis rempah, seperti Jalan Teh, Jalan Cengkeh, dan lainnya."
Mas Nanang juga menegaskan perlunya mengangkat identitas Surabaya sebagai pusat perdagangan rempah ke masyarakat luas. Beliau dengan penuh semangat menyatakan, "Sangat penting agar keberadaan jalur perdagangan rempah diketahui oleh masyarakat lokal dan dunia. Dengan cara ini, warisan jalur rempah tidak akan pudar menjadi warisan yang terlupakan."
Dedikasi dan penelitian inovatif dari tim Arempaja tidak hanya mendapatkan pengakuan di lingkungan universitas mereka, tetapi juga menyoroti pentingnya Surabaya dalam sejarah perdagangan rempah Indonesia. Karya mereka menjadi pengingat bahwa melestarikan dan mempromosikan warisan sejarah, seperti jalur perdagangan rempah, sangat penting untuk memperkaya pemahaman kita tentang masa lalu dan menghubungkannya dengan masa kini dan masa depan.
Editor : Pahlevi