Optika.id - Keputihan atau yang juga dikenal dengan istilah leukorrhea adalah cairan yang keluar dari vagina. Keluarnya cairan ini merupakan kondisi normal dan lumrah terjadi pada setiap wanita.
Fungsinya untuk membantu membersihkan vagina dan menjaganya tetap sehat. Ini juga berfungsi sebagai pelumas vagina alami serta melindunginya dari infeksi dan iritasi.
Baca juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?
Banyak wanita yang langsung cemas begitu tahu ia keputihan. Katanya, keluarnya keputihan merupakan tanda dari infeksi atau bahkan kanker serviks. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah. Meski begitu, pada sebagian besar kasus, keputihan sebenarnya merupakan hal yang normal.
Biasanya, cairan yang keluar dari vagina dipengaruhi oleh siklus menstruasi anda. Cairan ini bisa keluar lebih banyak dari biasanya, tetapi juga bisa sedikit atau bahkan tidak ada.
Warna dan teksturnya pun bisa bervariasi dalam satu siklus menstruasi, mulai dari bening dan berair hingga tampak berwarna putih dan lebih lengket.
Meski begitu, perubahan pada leukorrhea yang tidak biasa (abnormal) juga bisa menjadi tanda dari kondisi medis tertentu. Pada kondisi ini, perawatan medis umumnya dibutuhkan, Rabu (6/4/2022).
Cairan vagina yang normal biasanya memiliki ciri-ciri seperti berikut.
Baca juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi
- Tidak berbau kuat, amis, anyir, atau busuk.
- Berwarna bening atau putih susu jernih.
- Bertekstur lengket dan kental, tetapi bisa juga encer dan licin atau basah.
- Muncul cukup banyak dengan tekstur licin dan basah beberapa hari di antara siklus haid, tepatnya selama ovulasi atau saat masa subur wanita.
Pada umumnya, wanita yang berisiko terkena infeksi vagina juga berisiko mengalami keputihan. Berikut adalah beberapa kondisi yang meningkatkan risiko tersebut.
- Memiliki beberapa pasangan seksual.
- Tidak menggunakan kondom saat berhubungan intim.
- Memiliki diabetes.
- Menderita HIV atau memiliki kondisi yang melemahkan sistem imun.
- Menggunakan kontrasepsi hormonal.
- Mengonsumsi antibiotik.
- Kurang menjaga kebersihan vagina atau menggunakan alat kebersihan tertentu yang justru berbahaya untuk vagina, seperti douching atau sabun beraroma.
Cairan leukorrhea juga umumnya akan keluar lebih banyak selama masa kehamilan, menyusui, saat aktif secara seksual, atau jika Anda menggunakan alat kontrasepsi.
Berikut adalah tanda dari leukorrhea yang abnormal plus gejala lain yang menyertainya.
- Warnanya berubah menjadi kuning, kehijauan, abu-abu atau apa pun yang tampak seperti nanah.
- Cairan vagina berbau tidak sedap, amis, anyir, atau busuk yang cukup menyengat.
- Tekstur lebih kental, berbusa, atau menggumpal seperti keju cottage.
- Cairan vagina disertai dengan darah yang bukan haid.
- Vagina terasa gatal, terbakar, atau kemerahan.
- Nyeri pada panggul.
- Jumlah cairannya lebih banyak dari biasanya.
- Sakit saat buang air kecil
- Perdarahan diantara siklus haid, setelah, atau selama berhubungan intim.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki tanda-tanda di atas atau khawatir akan gejala tertentu, konsultasikanlah kepada dokter.
Baca juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda
Reporter: Mei Nurkholifah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi