Menengok Kontroversi Aksi Panggung Musisi Dunia, Fan Service atau Tindakan Berlebihan?

Reporter : Uswatun Hasanah
artist-g7c525d289_1920

Optika.id - Aksi panggung seorang musisi bernama Pamungkas baru-baru ini menjadi kontroversi di jagat media sosial. Aksi menggesekkan gawai milik salah satu penggemar ke arah bagian vitalnya tersebut dianggap berlebihan, tidak beretika dan tidak etis oleh kalangan masyarakat. Akibat tindakannya tersebut, dirinya menuai kritik dan hujatan yang terarah kepadanya.

Panggung hiburan seringkali diwarnai kontroversi dari para artis yang tampil di atasnya. Kontroversi Pamungkas sendiri merupakan satu dari sekian banyaknya kontroversi dari para artis. Banyak musisi dunia yang ketika berada di atas panggung, seringkali melakukan hal tertentu yang memicu kritik publik.

Baca juga: Singgung Bansos Saat Debat Pamungkas, Ganjar: Sangat Dipolitisasi

Akibat dari aksinya tersebut, nama sang musisi tak pelak jadi perbincangan. Tidak karena karyanya, melainkan aksi panggungnya yang mencolok dan dianggap kontroversial. Beberapa musisi ternama pernah disorot akibat dari aksi mereka yang brutal, tak masuk akal, hingga bernuansa seksual.

Misalnya saja Madona. Madona saat itu menuai kontroversi dengan aksi panggung serta pernyataannya ketika tampil menyanyikan lagu Hollywood bersama Britney Spears dan Christina Aguilera di panggung MTV Music Awards 2003.

Ketika asyik menyanyi, Madona tiba-tiba mencium bibir Britney Spears. Sontak hal itu membuat para penontonnya histeris, dan menjadikan peristiwa itu sebagai buah bibir selama beberapa waktu setelah itu.

Lain Madona, lain pula Ozzy Osbourne. Mantan vokalis Black Sabbath yang dijuluki penggemarnya sebagai Pangeran Kegelapan ini pernah menggigit kepala seekor kelelawar sampai putus.

Aksi tersebut dilakukan pada sebuah konser dalam rangka mempromosikan album solonya pada tahun 1980, Blizzard of Ozz.

Legenda rock Jim Morrison juga melakukan aksi yang tak kalah ekstrem. Sosok satu ini memang tak lepas dari aksi panggung kontroversialnya bahkan sampai pernah ditangkap oleh polisi ketika dirinya sedang berada di atas panggung.

Salah satu aksinya yang tak terlupakan adalah membuka celana dan memperlihatkan kemaluannya saat konser di Miami pada tahun 1969.

Merupakan Bentuk Fan Service?

Dilansir dari berbagai sumber, aksi kontroversial yang dilakukan musisi di atas panggung bisa jadi merupakan bentuk fan service. Fan service merupakan aksi atau perlakuan tertentu yang sengaja dihadirkan di luar karya dan tujuannya untuk menyenangkan penggemar.

Baca juga: Ramai Artis Jadi Caleg, Pengamat: Popularitas Saja Tidak Cukup

Misalnya, Madona yang dikenal gemar menggoda penggemar dengan berbagai aksinya yang mengejutkan. Termasuk kasus musisi Pamungkas yang baru-baru ini mengakui bahwa apa yang dia lakukan merupakan bentuk fan service.

Akan tetapi, bentuk fan service antara Madona maupun Pamungkas merupakan jenis fan service yang terbilang ekstrem dan tidak etis. Hal ini merujuk pada skena K-Pop yang memunculkan gagasan fan service dalam bentuk layanan wajar dan kalem.

Misalnya, melalui jabatan tangan, pelukan, gerakan-gerakan imut, foto bersama, dan kontak mata dengan penggemar adalah bentuk yang paling umum.

Tapi, bisa jadi pula berbagai aksi panggung para musisi tersebut bukanlah sebuah fan service. Gagasan fan service yang ekstrem ibarat pedang bermata dua, bisa menimbulkan kesan positif, bisa pula sebaliknya, bahkan bisa dianggap melanggar etika atau kenyamanan penggemar yang menonton.

Tidak semua aksi panggung yang dilakukan musisi mengarah ke fan service dalam konteks lain. Selain sebagai ekspresi spontan, biasanya aksi-aksi panggung tertentu tersebut juga muncul karena pengaruh obat-obatan seperti yang terjadi pada Jim Morrison.

Baca juga: Bijak Merespons Berbagai Kasus Perselingkuhan yang Viral

Akan tetapi, pada konteks lain aksi panggung juga merupakan bagian dari kritik sang musisi terhadap isu sosial tertentu atau kritik langsung terhadap pemerintah.

Hal tersebut pernah dilakukan oleh Rage Against The Machine (RATM), manggung tanpa busana dengan mulut diperban. Aksi ini di salah satu penampilan RATM di tahun 1993, sebagai ekspresi kritik mereka menentang penyensoran.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru