Wahyu Setiawan: Jokowi Sedang Memainkan Politik Dua Kaki

Reporter : Danny

Optika.id - Kolumnis Dr. Wahyu Setiawan menulis artikel menarik tentang riuh-rendahnya persiapan pilpres terutama di kubu PDI-P dengan munculnya dua varian: antara pilihan kebijakan Megawati dan Jokowi terkait dengan pencapresan Ganjar dan Prabowo.

Baca juga: Yusril Buktikan Sengketa Pilpres AMIN Hanya Asumsi, Bukan Bukti

Adapun bahasan dinamika yang terdapat di Koalisi untuk Perubahan dan Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan hanya terbatas pada soal: kapan cawapres Anies akan diumumkan.

Jokowi sedang memainkan politik dua kaki. Di satu sisi mendukung pencalonan Ganjar jadi Presiden. Namun di sisi lain memberi harapan dukungan juga pada Prabowo, tulis Wahyu di awal, Jumat (4/8/2023).

Benarkah Jokowi memainkan politik dua kaki?

Menurut Wahyu tidak. At the end of the day, Jokowi hanya bermain satu kaki, yakni mendukung Ganjar Pranowo yang diusung oleh PDIP.

Lantas apa maksud sinyal dukungannya pada Pabowo yang diekspose ke publik?

Menurut Wahyu, itu hanya show sejenis dramaturgi Korea alias drakor. Dia mengamati, dalam beberapa tahun terakhir, PDIP adalah partai yang paling mahir bermain sandiwara.

Sandiwara bu Mega marah ke Ganjar. Sandiwara konflik di internal PDIP, sandiwara konflik Ganjar dengan Puan, dan sandiwara konflik Jokowi dengan Mega. Toh ujung dari sandiwara itu akhirnya kita lihat PDIP bulat mendukung pencapresan Ganjar, simpulnya.

Pertanyaan menariknya, kenapa PDIP dan Jokowi enggan melepaskan Prabowo?

Menurut Wahyu, adalahfakta bahwa kedua varian ini jelas-jelas menyatakan mengusung Ganjar. Setidaknya Jokowi tidak pernah terang-terangan menyatakan menolak Ganjar.

Inilah kalkulasi-kalkulasi politik yang dibuat PDIP. PDIP menyadari adanya irisan dukungan pendukung Anies dengan Prabowo, karena itu menurut mereka Prabowo harus maju

Wahyu mengobservasi, survey terhadap Prabowo diangkat terus satu paket dengan Ganjar untuk mencitrakan bahwa dia masih layak untuk mencalonkan diri.

Sebab kalau Prabowo tidak mencapres, haqqul yakin 80% pendukung Prabowo akan beralih mendukung Anies. Jokowi adalah orang yang paling tepat ditugaskan partai untuk menempel Prabowo. Selain sebagai presiden, Jokowi juga atasannya Prabowo.

Menurut Wahyu, ada skenario yang sedang dimainkan dengan target akhir menggusur Anies.

PDIP menargetkan Ganjar menang dalam pilpres satu putaran, meraih suara lebih dari 50%. Namun jika tidak tercapai? Putaran kedua akan menjadi titik rawan bagi Ganjar dan PDIP.

Lanjutnya, jika putaran kedua yang maju adalah Ganjar dan Prabowo, masih aman bagi PDIP. Toh sejarah membuktikan mereka sudah dua kali mengalahkan Prabowo.

Baca juga: Tok!, Prabowo-Gibran Capai Angka Tertinggi Sebanyak 96.214.691 Suara

Bahkan, pendukung ekstrim kanan yang sudah kecewa dengan Prabowo dapat dipastikan tidak akan mau lagi memilih Prabowo. Dan pada saat itu dukungan Jokowi pasti sudah tegas dan terang-terangan ke Ganjar, dan Prabowo akan ditinggalkan.

Skenario 2019 terulang?

Wahyu menganalisis, jika akhirnya Anies tak tercegah resmi menjadi capres KPP, dan bahkan lolos ke putaran kedua berhadapan dengan Ganjar, maka memang akan menjadi situasi emergency bagi PDIP, tulisnya.

Bisa-bisa kasus Pilgub DKI terulang lagi. Semua Pendukung Prabowo dibawah komando Prabowo akan diarahkan mendukung Anies. Dan Anies berpeluang memenangkan pilpres 2024 Insyaallah.

Kenapa demikian? Karena pasti ketika pasangan calon ditetapkan oleh KPU, Jokowi akan menentukan sikap publiknya mendukung Ganjar. Menurut analisis Wahyu, target Jokowi dan PDIP hanya memastikan keikutsertaan Prabowo dalam pilpres, dan bukan memastikan kemenangan Prabowo!

Pertanyaan berikutnya, apakah Prabowo paham dengan situasi seperti ini? Apakah beliau paham kalau dia sedang dimainkan?

Saya kira pak Prabowo paham sekali. Sebagai mantan danjen Kopassus dan pemimpin partai selama bertahun-tahun, pasti dia sangat mengerti. Cuma saja sebagai ahli strategi dia menunggu waktu yang tepat untuk bertindak.

Karena itu banyak orang berspekulasi bahwa Prabowo akan membuat kejutan menjelang pencalonan, ramalan Wahyu.

Baca juga: Demokrasi Tergerus, LaNyalla: Sistem Pilpres Liberal Penyebab Penurunan Kualitas Demokrasi

Ada juga yang berspekulasi dia akan menyatakan mendukung Anies di saat-saat genting. Dan bahkan dari info di belakang panggung, pak Prabowo dan Gerindra sudah menjamin pencalonan Anies jadi Presiden, meskipun Demokrat dan AHY mbalelo dan bermanuver akhirnya keluar dari KPP.

Karena itu pada momentum ke depan, bisa jadi Prabowo menjadi kunci penting terhadap proses pencalonan presiden tahun 2024. Tinggal dia membuktikan apakah dia sebagai seorang negarawan atau hanya sebatas pedagang.

Analisis Wahyu, kalau pertimbangan kenegarawanan yang mengemuka pada diri Pabowo, dia akan memutuskan sesuatu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kepentingan bangsa yang lebih besar.

Kalau yang mengemuka adalah pertimbangan sebagai seorang pengusaha, maka Prabowo akan memilih bermain aman, berpikir menyelamatkan aset dan keuntungan. Merapat ke yang menang.

Maka itu, semuanya tergantung pada Pak Prabowo. Ini kesempatan terakhirnya untuk melakukan hal yang benar dan yang besar yang akan dikenang dalam sejarah bangsa. Menjadi king-maker sesungguhnya.

Pada akhir artikelnya, Dr. Wahyu Setiawan menyarankan kepada para pendukung Anies sekarang ini agar tak perlu keras-keras dan terlalu sengit dengan pendukung Prabowo.

Kita tidak tahu kemana bandul politik ini bergerak. Karena bisa jadi orang yang kita anggap musuh sekarang menjadi sekutu di masa depan, simpulnya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru