Optika.id - Ratna Sarumpaet, seorang aktivis politik, secara tiba-tiba muncul di hadapan publik dengan pengumuman baru. Kali ini, Ratna mengumumkan pembentukan Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) yang bertujuan untuk menolak Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca juga: Prabowo: Yang Tidak Setuju Program Makan Siang Gratis Sebaiknya Belajar Lagi
"Dalam hal ini, saya memutuskan untuk tidak ikut serta dalam pemilu. Oleh karena itu, gerakan yang kami bentuk adalah gerakan penolakan terhadap Pemilu," tegas Ratna saat mengadakan konferensi pers di rumahnya, yang terletak di Tebet, Jakarta Selatan, pada Selasa (8/8/2023).
Dengan tegas, Ratna mengumumkan bahwa bersama Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI), mereka menolak Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Menurutnya, dari tiga bakal calon presiden yang ada, tidak ada yang menunjukkan tekad serius untuk melakukan perubahan dalam negara Indonesia.
Tiga bakal calon presiden yang dimaksud oleh Ratna adalah Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. Ratna juga menyatakan bahwa dia baru akan berpartisipasi dalam pemilu jika salah satu dari ketiga bakal calon tersebut menyatakan komitmen untuk mengembalikan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 ke bentuk aslinya.
"Orang mau maju jadi nyapres itu mau bikin apa? Apa yang bisa, misalnya dilakukan oleh mereka untuk terjadinya perubahan? Enggak ada. Kecuali ada satu yang mengatakan, 'Aku mau kembali ke UUD '45', aku dukung itu." ujar Ratna Sarumpaet.
Baca juga: TKD KIM Surabaya Konsolidasi Perkuat Dukungan Prabowo-Gibran
Ratna berpendapat bahwa saat ini, janji-janji yang diucapkan oleh para bakal calon presiden hanyalah retorika yang menarik. "Namun, kenyataannya perubahan tersebut selalu diungkap dengan bahasa yang penuh intelektualisme yang dihiasi dengan kata-kata manis untuk menciptakan kesan beradab, padahal itu tidak selalu benar. Rakyat telah terlalu sering dibujuk dengan janji-janji," lanjutnya.
Ratna juga mengacu pada Undang-Undang Dasar 1945 yang asli, dengan menekankan bahwa Indonesia tidak mengenal sistem pemilihan umum dengan prinsip satu orang satu suara. Menurut Ratna, dalam konsep UUD 1945, hanya ada sistem perwakilan dari masyarakat negara.
"Kalau UUD 1945 itu kan prinsip dari kita kan demokrasinya adalah keterwakilan, kenapa? Karena kita terdiri warga bangsa. Kita enggak bisa sama dengan Amerika atau negara-negara barat yang one man one vote. Karena mereka itu lahir dari proses eksploitasi dominasi yang ideologinya imperialisme dan kolonialisme, jadi enggak mungkin sama," ucap dia.
Baca juga: Pernah Jadi Menaker, Cak Imin Diyakini Kuasai Materi Debat Cawapres
Meski begitu, Koordinator Gerakan Selamatkan Indonesia ini menegaskan bahwa secara personal dirinya tidak ada persoalan apapun terhadap ketiga bakal capres tersebut.
"Aku enggak punya persoalan sama mereka. Tapi aku persoalan pada bangsa ini," pungkas Ratna Sarumpaet.
Editor : Pahlevi