Oleh: Cak Ahmad Cholis
Optika.id - Dunia melihat cara presiden Prabowo berdiplomasi yang mengesankan; dengan bekal penguasaan bahasa Inggris yang fasih karena pengalamannya yang panjang sekolah di luar negeri, bacaan bukunya banyak, dari keluarga intelektual dan latar belakang militer yang panjang juga, maka para pimpinan negara maju dan sekretaris jendral PBB sangat hormat pada Pak Prabowo. Saat ini Indonesia rasanya dipimpin seorang presiden yang tidak memiliki sikap inferior dihadapan pemimpin negara maju, tidak munduk-munduk dihadapan mereka mengingat Indonesia adalah negara besar.
Sikap pak Prabowo yang tegas dalam berbagai pidatonya untuk melawan praktek korupsi, memberikan situasi yang kondusif bagi dunia usaha, memperjuangkan kehidupan masyarakat kecil, merasa sedih kenapa Indonesia yang kaya raya dengan sumber daya alam ini masih tergantung pada luar negeri, pada impor dsb membuat semua pihak baik dari dalam maupun luar negeri angkat topi padanya.
Ditengah ketidak pastian kondisi politik dan ekonomi global dimana mulai muncul kelompok-kelompok kawasan baru seperi BRICS, Shanghai Cooperation Organization dsb yang berhadap-hadapan dengan Amerika Serikat dan sekutunya Eropa, Australia, Kanada, Jepang membuat banyak negara berhati-hati atau prudence dalam kebijakan-kebijakannya.
Tampilnya Donald Trump sebagai presiden baru Amerika Serikat memunculkan kekhawatiran bahwa dia akan menjalankan kebijakan perdagangan luar negerinya terutama terhadap Cina secara keras misalkan kebijakan tarif yang tinggi terhadap barang-barang dari Cina, melarang ekspor microchip buatan AS ke Cina dan sebagainya yang semuanya itu merupakan kebijakan proteksionisme nya demi visi dia yang mengutamakan ekonomi AS sendiri atau America First.
Sebaliknya yang mengejutkan bagi saya pribadi, presiden Prabowo dalam hal kebijakan perdagangan dunia sangat liberal dengan membuka lebar-lebar investasi asing. Kita semua ingat akibat kebijakan kemudahan impor jaman pemerintahan Jokowi untuk produk tekstil (terutama dari Cina) telah menyebabkan puluhan ribu karyawan pabrik tekstil di PHK.
Keterkejutan saya terutama pada sikap pak Prabowo yang menerima dengan kedua tangan terbuka kepada perusahaan asing dibidang kesehatan dan Perguruan Tinggi untuk membuka bisnisnya di Indonesia. Sikapnya itu dinyatakan dalam pidatonya di pertemuan APEC.
Baca Juga: Para Pahlawan di Acara MUNIO ! Stikosa AWS
Media Antara dalam versi bahasa Inggris tanggal 15 Nopember 2024 mengangkat berita tentang hal ini dengan judul: Indonesia opens arms to global business, vows investment safeguards menyebutkan: President Prabowo Subianto signaled Indonesia's readiness to welcome more businesses and a strong commitment to safeguarding all investments at the APEC CEO Summit in Lima, Peru, on Thursday (November 14) local time. "I am determined to protect all investments, to provide favorable economic conditions, and to be involved in major economic organizations of the world," Prabowo stated that Indonesia has opened opportunities for companies in the health sector, foreign hospitals, and foreign universities to operate in Indonesia. "I am determined to protect all investments, to provide favorable economic conditions, and to be involved in major economic organizations of the world,"
Baca Juga: Donald Trump Menang
(Presiden Prabowo Subianto mengisyaratkan kesiapan Indonesia untuk menyambut lebih banyak bisnis dan komitmen kuat untuk menjaga semua investasi pada APEC CEO Summit di Lima, Peru, pada Kamis (14 November) waktu setempat. "Saya bertekad untuk melindungi semua investasi, untuk menyediakan kondisi ekonomi yang menguntungkan, dan untuk terlibat dalam organisasi ekonomi utama dunia," Prabowo menyatakan bahwa Indonesia telah membuka peluang bagi perusahaan di bidang kesehatan, rumah sakit asing, dan universitas asing untuk beroperasi di Indonesia."Saya bertekad untuk melindungi semua investasi, untuk menyediakan kondisi ekonomi yang menguntungkan, dan untuk terlibat dalam organisasi ekonomi utama dunia,")
Pernyataan itu perlu mendapatkan perhatian dari segenap Rumah Sakit dan Perguruan Tinggi di Indonesia karena sebentar lagi mereka akan menghadapi persaingan yang ketat dengan masuknya Rumah Sakit dan Perguruan Tinggi dari luar negeri. Kita bisa membayangkan nanti pihak asing akan membuka Fakultas Kedokteran, Keperawatan, Farmasi dan lain-lain untuk menunjang investasi mereka di bidang kesehatan dan pendidikan tinggi.
Editor : Pahlevi