Optika.id - Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin tenggelam. Hal ini dikatakan oleh Guru Besar Universitas Indonesia Prof Ronnie Higuchi Rusli PhD. Menurutnya, hal ini diakibatkan oleh kebijakan utang luar negeri yang melampaui batas demi infrastruktur.
Indonesia ga usah dibahas lagilah negeri sdh tenggelam ya kan (air laut mau msk istana katanya), ujar Prof Ronnie seperti dikutip Optika.id dari akun Twitter-nya @Ronnie_Rusli, Senin (16/5/2022).
Baca juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk
Ronnie mengatakan, pemerintah Jepang telah membatalkan pinjaman uang ke Indonesia untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Jadi mau pindah ke IKN, Jepang batalin pinjaman US$100M bohongkan Ibu Kota? skrg ngomong Tesla lagi serba hancur2an, ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia sudah tidak bisa membayar utang luar negeri.
Serba hancur2an utangnya LN nya mau bayar pakai apa? lapangan pekerjaan ada di mana? ujarnya.
Sebelumnya, ekonom senior Rizal Ramli mengingatkan kembali Presiden Jokowi soal utang luar negeri yang sudah menumpuk, masuk kategori merah banget.
Lazimnya yang dipakai di seluruh dunia itu debt service ratio yaitu berapa kita bayar utang dibandingkan ekspor. Nah, kalau Indonesia di tier 1 sudah 27 persen kalau tier 2 sudah 26 persen, padahal batas amannya itu 20 persen, kata Rizal Ramli dikutip Optika.id dari channel YouTube tvOne, beberapa waktu yang lalu.
Dengan posisi itu, lanjutnya, Indonesia sudah tidak bisa lagi dikatakan aman. Karena kewajiban membayar utang dan bunganya sangat besar.
Bayangkan, untuk bayar pokoknya saja pada 2020 itu Rp456 triliun, bunganya Rp320 triliun. Jadi total itu sekitar Rp770 triliun, ujarnya.
Soroti Kunjungan Jokowi ke AS
Selain itu, Prof Ronnie Rusli juga menyoroti kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat (AS).
Melalui akun Twitternya, Prof Ronnie menyebut Jokowi mengemis pergi ke AS untuk menemui Presiden AS Joe Biden dan CEO Tesla Elon Musk.
Ronnie menyebut seharusnya pimpinan negara-negara termasuk Indonesia didatangi oleh CEO. Bukan sebaliknya.
"Biasanya CEO Corporate Dunia yg minta wkt bisa datang ke Indonesia utk bertemu Presiden RI. Sekarang sebaliknya Presiden RI yg minta waktu bisa datang ke Amerika utk bertemu dng CEO Corporate Amerika. Apakah negara sdh sedemikian parah sampai mengemis waktu utk bertemu?" tulis Ronnie seperti yang dikutip Optika.id melalui akun Twitter @Ronnie_Rusli, Senin (16/5/2022).
Baca juga: Dosa-dosa Jokowi
Menurut Prof Ronnie, kedatangan Jokowi ke AS tersebut cenderung mengesankan Indonesia mengemis waktu kepada para petinggi perusahaan asing.
Ohh karena CEO Corparate lebih sibuk mengurusi perusahannya sehingga Presiden RI yang kurang sibuk harus datang menghadap dan meminta CEO agar mau berinvestasi di Indonesia??? lanjutnya.
Prof Ronie mengatakan istilah ngemis adalah bahasa Indonesia.
"Apapun namanya minta di bilang ngemis ga terhina, itukan bahasa Indonesia. Begging (memohon/meminta) investasi di Indonesia. Atau datang mengatakan mau beli Saham Perusahan Tesla Nah ini baru top, mau beli Saham Perusahan Tesla walaupun blm ada mobil listrik sliweran di Jakarta," tukasnya.
Dia juga menyebut siapapun bebas pergi ke AS meminta apapun yang dikehendaki.
"Siapapun bebas pergi Ke Amerika meminta-2 apapun itu yg diminta. Kan cuma istilah meminta2 artinya mengemis. Apanya merasa terhina kalau memang mau mengemis? Iya kan? Walaupun sebutan umumnya pengemis bukan? Ada loh Presiden sebuah negara di Afrika yg bilang I never beg!! Mustinya Presiden Amerika yg mengemis kapan mau datang ke Amerika lagi seperti Alm Presiden Soekarno Dijawab Presiden disini nantilah saya sedang sibuk., saya akan cari waktu dulu yaa," paparnya.
Cuitan dari Prof Ronnie tersebut membalas Tweet dari pegiat sosial media Nicho Silalahi yang meminta Jokowi tak kembali lagi.
Baca juga: Kunjungi Jatim, Jokowi Resmikan Flyover Djuanda dan RS Kemenkes Surabaya
Jangan kembali pulang ya pak, saya rela dan mendukung bapak langsung jadi Presiden disana, biar rakyat Amerika bisa juga merasakan kepemimpinan bapak yang takluk melawan Kartel Minyak Goreng. Sekalian juga biar Ngibul Bapak bisa Go Internasional, ia gak sih? tulis Nicho Silalahi melalui akun Twitter @NichoSilalahi.
Tulisan Prof Ronnie itu juga ditanggapi oleh pegiat media sosial Denny Siregar. Menurut Denny, kunjungan Jokowi ke AS adalah upaya jemput bola.
Ini namanya "jemput bola". Sebagai negara yang butuh investasi, wajar aja seorang datang ke investor besar.
"Apa itu ngemis ? Ya bukan. Itu strategi marketing. Lah gimana @univ_indonesia bs jadi kampus kelas dunia, kalo guru besarnya ga ngerti ginian?" sindir Denny Siregar seperti dikutip dari akun Twitter @Dennysiregar7.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi