Optika.id - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Irwan mengkritik sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang seakan mendukung dan mengendorse salah satu sosok untuk menjadi calon presiden (capres). Tak hanya sekali, melainkan berkali-kali. menurutnya, langkah Jokowi tidak etis sebab dia berstatus menjadi presiden.
"Tidak etis bagi Presiden Jokowi untuk melakukan endorse terhadap calon penggantinya, walaupun dilakukan secara simbolik atau tersirat," ujar Irwan lewat keterangannya, Senin (28/11/2022).
Baca juga: PDI-P: Tak Ada Kader di Kabinet Prabowo, Tapi Dukung Kedaulatan dan Kebijakan Positif
Atas momen tersebut, dirinya juga membandingkan Jokowi dengan presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berasal dari Partai Demokrat di akhir masa jabatannya sebagai presiden RI periode 2009 2014. Bahkan, dia mengklaim jika Partai Demokrat bersikap netral di akhir masa kepemimpinan SBY.
"Bahkan Partai Demokrat pada masa itu bersikap netral. Sikap Presiden SBY adalah negawaran. Mampu memposisikan diri di waktu yang tepat dengan tetap menjaga etika politik," ucap Irwan.
Menurut Irwan, masyarakat harusnya memiliki kebebasan dalam memilih calon presiden (capres) berikutnya tanpa intervensi atau campur tangan siapapun. Bahkan, termasuk disetir oleh pernyataan dan kode maupun simbol yang kerap dilontarkan oleh presiden saat ini.
"Seharusnya sekelas Presiden RI menjaga bagaimana demokrasi berjalan secara sehat, bukan sekedar prosedural, tetapi juga substansial," ujar Irwan.
Menurutnya, kode-kode semacam endorse terselubung yang dilakukan oleh seseorang selevel Presiden RI kepada kandidat bakal capres 2024 bukanlah termasuk dari cerminan demokrasi yang sehat.
"Ibarat pribahasa, 'menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.' Tingkah Presiden Jokowi menjatuhkan wibawa dan martabat seorang kepala negara," sambungnya.
Baca juga: Siang Ini, PDIP Akan Umumkan Bacakada Tahap Ketiga!
Kemarin, dalam pernyataan resminya Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto turut mneyesalkan adanya sejumlah elite relawan yang dekat dengan kekuasaan. Khususnya, kepada Presiden Jokowi yang terkesan bisa dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang rawan menyalahgunakan kepentingan tersebut.
"Memanfaatkan kebaikan Presiden Jokowi sehingga menurunkan citra Presiden Jokowi. Akibatnya kehebatan kepemimpinan Presiden Jokowi di acara G20 yang membanggakan di dunia, dan rakyat Indonesia, lalu dikerdilkan hanya urusan gegap gempita di GBK," ujar Hasto lewat keterangannya, Minggu (27/11/2022).
Hasto menilai jika kepemimpinan Jokowi sudah berada pada lajur yang benar. Namun, hal tersebut direduksi dengan cara-cara yang tidak elegan oleh elite-elite relawan tersebut.
Hasto mengatakan bahwa dari para elite relawan tersebut ada kesan bahwa mereka hendak mengambil segalanya dan jika tidak dipenuhi keinginannya mereka mengancam akan membubarkan diri.
Baca juga: Anies Puji PDIP Konsisten: Penjaga Konstitusi Sama dengan Penjaga Negara!
"Tetapi jika dipenuhi, elite tersebut melakukan banyak manipulasi. Banyak sekitar Presiden Jokowi yang kurang paham bahwa elit relawan tersebut kumpulan berbagai kepentingan," jelas Hasto.
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi