Optika.id - Satu unit mobil minibus di Kabupaten Lamongan, tepatnya di Dusun Pambon, Desa Brengkok, Kecamatan Brondong ludes terbakar. Diduga, kebakaran ini disebabkan adanya korsleting listrik yang berasal dari kendaraan tersebut.
Selain itu, juga terdengar beberapa kali bunyi letusan dari arah dalam, saat mobil terbakar. Warga setempat yang mengetahui mobil itu terbakar berupaya untuk memberikan pertolongan seadanya agar kebakaran mobil ini bisa segera dipadamkan.
Kabid Damkar Lamongan, Siswanto menyampaikan bahwa kebakaran ini terjadi sekira pukul 22.00 WIB, Rabu (18/1/2023). Ia juga membenarkan, kebakaran ini terjadi di Dusun Pambon, Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Lamongan.
Kejadian satu unit mobil yang terbakar ini terjadi pada pukul 22.00 WIB, dan dilaporkan ke petugas Damkar Korwil Paciran sekira pukul 22.24 WIB. Diduga karena adanya korsleting listrik, ujar Siswanto, Kamis (19/1/2023).
Secara rinci, Siswanto menyebutkan, mobil yang terbakar ini milik Sulton (37), warga asal Dusun Pambon RT 02 RW 09, desa setempat. Berdasarkan keterangan dari pemilik, imbuh Siswanto, percikan api muncul dari bawah kap mobil akibat korsleting listrik.
Api kemudian dengan cepat membesar dan menjalar ke seluruh bagian mobil. Asap membumbung tinggi. Setelah petugas Damkar menerima laporan Pukul 22.24 WIB, kemudian bergegas menerjunkan armada dan tiba di lokasi sekira pukul 22.45 WIB, terangnya.
Meski tak ada korban jiwa dalam kejadian ini, ungkap Siswanto, namun kerugian materiil yang harus ditanggung oleh pemilik mencapai sekitar Rp80 juta. Ada 6 petugas yang ke lokasi, dengan 1 unit mobil pompa. Api berhasil dipadamkan pada pukul 23.05 WIB, tambahnya.
Lebih lanjut, Siswanto mengimbau kepada masyarakat agar langsung melaporkan ke petugas Damkar apabila sewaktu-sewaktu mengetahui kebakaran semacam ini. Dengan begitu, petugas bisa lebih cepat dalam memadamkan api.
Bagi masyarakat agar langsung melaporkan atau memberikan informasi kepada petugas Damkar apabila terjadi kebakaran atau gangguan lainnya. Biar api bisa cepat ditangani dan tak keburu menjalar ke bagian lainnya, pungkasnya.
Editor : Pahlevi