PR Besar Prabowo di Antara Saingan Lawan Politiknya

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Tahun politik menjelang Pemilu 2024 yang sudah didepan mata diramaikan dengan berbagai drama elit politik negeri ini. Saling serang antar lawan, saling sokong antar kawan, maupun saling branding diri sendiri agar mampu meraih elektabilitas sebagai modal menjadi pemenang.

Baca juga: Lawatan Perdana Presiden Prabowo: Perkuat Diplomasi dan Kerja Sama Ekonomi di Asia hingga Amerika

Tak terkecuali oleh Prabowo Subianto yang semakin gencar membranding dirinya sendiri agar elektabilitasnya moncer. Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam menilai jika Prabowo sudah menunjukkan tajinya dan kian kompetitif sebagai calon presiden (capres). Umam menilai jika Prabowo sudah mempunyai serangkaian modal yang cukup untuk maju lagi dalam pertarungan pilpres karena sudah mempunyai mesin politik mumpuni yang siap digas, serta elektabilitasnya cukup tinggi.

Misal, kita mencermati dinamika yang ada di Golkar, PKB. Dan seperti PAN itu masihwait and seeuntuk melihat peluang mana yang sekiranya memungkinkan bagi mereka untuk bergabung. Nah, di level itu, maka Pak Prabowo cukup kompetitif, kata Umam kepada Optika.id, Selasa (30/5/2023).

Tak hanya itu, Prabowo juga mendapat suntikan modal ketika hasil Musyawarah Rakyat (Musra) relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dirilis ke publik. dalam rekapitulasi tersebut, sebanyak 20,6% suara masuk ke Prabowo, 19,95% suara ke Ganjar Pranowo dan 12,15% suara masuk ke Airlangga Hartanto selaku Ketua Umum Partai Golkar.

Menurut Umam, hasil tersebut mengindikasikan bahwa berbagai sel politik pendukung Prabowo maju sebagai capres kian kuat. Saat ini, imbuhnya, hanya tinggal menunggu tindakan dari Prabowo saja apakah dia bersungguh-sungguh dan berniat untuk memanfaatkan privilese tersebut atau tidak.

Umam menyarankan agar Prabowo semakin memperkuat basis pemilihnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Hal tersebut berdasarkan pada hasil Pilpres 2014 dan 2019 yang menunjukkan dua daerah tersebut merupakan basis strategis untuk meraup suara lantaran Jawa Tengah merupakan kantong suara utama PDIP dan Jawa Timur dianggap sebagai arena pertarungan kekuatan suara nasional dan kelompok islam.

Baca juga: Presiden Prabowo Akan Hadiri KTT G20 dan APEC, Wapres Ambil Alih Kendali

Perlu dihindari jangan membuatstatementatau sikap yang berpotensi untuk menurunkan elektabilitas dan kepercayaan publik yang terkonsolidasi kepada Pak Prabowo, terutama di segmen kelompok Jawa, khususnya lagi segmen kelompok muslim atau Islam moderat di wilayah Jawa, kata dia.

Lebih lanjut, Prabowo juga tidak boleh abai dengan beberapa tantangan berat agar jalannya maju sebagai RI 1 mulus. Umam menjelaskan bahwa Prabowo masih memiliki pekerjaan rumah untuk meyakinkan kaum Nahdliyin (warga NU) supaya mendukungnya sebagai capres. Kendati Partai Gerindra berkoalisi dengan PKB yang berafiliasi politik dan identic dengan NU, namun menurut Umam hal tersebut tidak bisa dijadikan acuan lantaran tak semua kiai dan para santri dari kelompok Nahdliyin otomatis menerima dan memilih Prabowo.

Menurut Umam, mendekati warga Nahdliyin merupakan PR besar lantaran adanya memori kolektif pasca Pilpres 2014 dan 2019 yang melekat dalam benak warga Nahdliyin. Diketahui saat itu Prabowo lebih merapat dengan kalangan Islam Konservatif. Pun tahun 2019, Prabowo didukung oleh Front Pembela Islam (FPI yang kini sudah dibubarkan) dan Persaudaraan Alumni 212.

Baca juga: Presiden Prabowo Larang Mobil Mewah Impor, Kabinet Siap Pakai Kendaraan Buatan Lokal

Jadi, itu tantangan yang perlu diselesaikan oleh Pak Prabowo, yaitu meyakinkan kelompok Nahdliyin, terutama segmen pemilih muslim moderat, untuk bisa menerima secara terbuka pilihan-pilihan politiknya yang memang berbeda drastis antara di 2019 dan saat ini di 2024, jelas Umam.

Umam menilai jika sikap politik Prabowo bukannya tanpa konsekuensi. Apabila salah langkah, maka Prabowo bisa dianggap sebagai politikus pragmatis oleh warga Nahdliyin.

Itu semua bergantung pada kemampuan dia (Prabowo) untuk meyakinkan kekuatan politik itu (Nahdliyin), ucap Umam.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru