Optika.id - TM Zulfikar, seorang pemerhati lingkungan hidup, telah mengimbau masyarakat Aceh untuk tidak memilih calon anggota legislatif (caleg) yang melakukan tindakan merusak lingkungan dalam aktivitas kampanye mereka, seperti memasang alat peraga kampanye di pohon. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh para caleg sebelum mereka terpilih mencerminkan perilaku mereka setelah terpilih.
Zulfikar menyatakan, "Itu caleg-caleg sontoloyo yang tidak punya perspektif lingkungan. Kita meminta caleg-caleg itu tidak usah dipilih." Dikutip pada Rabu (25/10/2023).
Baca juga: Wajah Baru yang Berpotensi Duduk di DPRD Kota Surabaya Dapil I Periode 2024-2029
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat bahwa sepanjang tahun lalu, terjadi 469 kejadian bencana dengan total kerugian mencapai Rp335 miliar. Banjir terjadi 96 kali dan mempengaruhi 111.127 orang. Selain itu, terdapat 4 kejadian banjir bandang yang merendam 251 rumah dengan kerugian sebesar Rp11,8 miliar. Tahun lalu juga terdapat 24 kejadian banjir bersamaan dengan longsor yang merendam 2.967 unit rumah dengan kerugian total Rp20 miliar.
Baca juga: Peta Perolehan Suara Parpol di Jatim Bergeser: PKB Berhasil Tekuk PDIP
Zulfikar menyayangkan bahwa ekspansi industri pertambangan dan perkebunan skala besar, yang selalu berdampak negatif pada lingkungan sepanjang sejarahnya, masih terus berlanjut. Ia menegaskan bahwa siapa pun yang membiarkan situasi ini berlangsung adalah perusak lingkungan dan tidak pantas dipilih dalam Pemilu 2024.
Zulfikar berharap bahwa Pemilu 2024 akan menjadi momen penting untuk menentukan arah perubahan, kemandirian, dan kemakmuran bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Namun, jika para perusak lingkungan diberi kesempatan, maka rakyat harus bersatu untuk melawan penyebaran informasi yang salah.
Baca juga: Caleg Banyuwangi Temukan Dugaan Kecurangan Surat Suara
"Rakyat harus menjadi pemilih yang cerdas di Pemilu 2024 nanti, dan karena itu jangan pilih caleg perusak lingkungan," tegasnya.
Editor : Pahlevi