Metode Water Birth ala Nikita Willy: Plus Minus untuk Ibu dan Bayi

Reporter : Mei Nurkholifah

Optika.id - Water birth adalah proses melahirkan yang dilakukan di dalam air. Hal ini bisa menjadi alternatif persalinan selain dari melahirkan normal (pervaginam), operasi caesar, gentle birth, dan hypnobirthing. Selama prosedur ini, Anda akan berada di dalam sebuah bak atau kolam kecil berisi air hangat.
 
Penggunaan air selama persalinan bertujuan untuk mempermudah proses melahirkan serta meredakan rasa sakit dan tidak nyaman yang mungkin Anda alami.

Sedikit berbeda dengan persalinan di rumah sakit, water birth biasanya dilakukan secara alami. Artinya, Anda tidak akan diberikan obat-obatan, bius (anestesi), maupun operasi caesar.

Meski begitu, bukan berarti melahirkan di dalam air bebas dari rasa sakit. Faktanya, rasa sakit saat melahirkan di dalam air akan tetap ada.

Metode persalinan dalam air lebih banyak dilakukan saat ibu melahirkan di rumah. Sebaliknya, metode ini jarang atau bahkan tidak dilakukan bila ibu hamil melahirkan di rumah sakit.

Water birth bisa membantu mempersingkat durasi waktu persalinan. Biasanya, penggunaan obat bius atau anestesi epidural pada tulang belakang juga tidak terlalu dibutuhkan.

Bukan itu saja, berikut beberapa manfaat lain dari melahirkan di dalam air.

Manfaat melahirkan dengan metode water birth
 
Air membantu menurunkan tekanan darah sehingga membantu mengurangi kecemasan ibu saat melahirkan.
Kenyamanan saat melahirkan dalam air membantu menurunkan kadar hormon stres dan meningkatkan produksi endorfin untuk mengurangi rasa sakit.
Mengurangi risiko robeknya vagina ibu, sebab air bermanfaat untuk membuat lapisan perineum pada vagina menjadi lebih elastis.
Menciptakan lingkungan yang mirip dengan cairan ketuban sehingga bayi merasa lebih nyaman saat lahir.
Menggunakan metode water birth selama tahapan pertama persalinan normal juga dapat membantu mengurangi rasa sakit yang Anda alami.

Fase pertama tersebut biasanya mulai berlangsung ketika terjadi pembukaan lahiran (serviks), dan sesekali muncul kontraksi persalinan meski tidak terlalu sering.

Selain itu, Anda juga bisa lebih mudah bergerak dan berpindah posisi ketika melakukan persalinan di dalam air dibandingkan di tempat tidur.

Anda juga dapat melakukan berbagai upaya induksi alami, misalnya dengan makan makanan tertentu dari jauh-jauh hari supaya lebih cepat melahirkan. Hanya saja, ibu tetap perlu berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum melakukan metode ini.

Tidak semua ibu hamil boleh melahirkan di dalam air. Pasalnya, metode ini bisa menimbulkan dampak yang fatal bagi Anda dan bayi bila tidak dilakukan dengan benar.

Anda harus dalam kondisi sehat dan prima bila ingin melahirkan di dalam air. Berikut beberapa kondisi yang membuat ibu tidak disarankan melakukan persalinan ini.

Hal - hal yang harus diketahui sebelum melakukan water birth:

Berumur di bawah 17 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Sedang mengalami kehamilan kembar dua, tiga, atau bahkan lebih.
Mengandung bayi yang ukurannya terlalu besar.
Mengidap komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia, diabetes gestasional, dan hipertensi gestasional.
Melahirkan sebelum waktunya atau bayi lahir prematur.
Bayi dalam posisi sungsang sehingga perlu dilakukan operasi caesar.
Memiliki riwayat operasi caesar atau kesulitan saat melahirkan sebelumnya.
Memiliki riwayat penyakit infeksi selama kehamilan.
Sedang demam lebih dari 39 derajat Celsius.
Mengalami perdarahan vagina yang berlebihan.
Kesulitan melacak detak jantung bayi.
Pernah mengalami distosia atau persalinan macet pada persalinan sebelumnya.
Pada dasarnya, melahirkan di dalam air hanya direkomendasikan jika usia kehamilan ibu di antara 3741 minggu dan posisi kepala bayi berada di bawah.

American College of Obstetricians and Gynecologists juga menyebutkan bahwa metode ini belum terbukti secara ilmiah memberikan manfaat untuk ibu dan bayi.

Melahirkan di tempat tidur rumah sakit akan lebih memudahkan Anda, terlebih bila Anda mengalami masalah atau komplikasi persalinan.

Selama water birth, pemberian pertolongan oleh tenaga medis akan memakan waktu yang lebih lama. Hal ini tentu berbahaya bagi ibu dan bayi.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru