Jumlah Pemudik Melebihi Total Penduduk Rusia

author Pahlevi

- Pewarta

Jumat, 28 Mar 2025 19:35 WIB

Jumlah Pemudik Melebihi Total Penduduk Rusia

Sumber gambar: Universitas Airlangga.


Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Optika.id - Meskipun Kementerian Perhubungan menyatakan adanya penurunan jumlah orang mudik di negeri kita tahun 2025 ini sekitar 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mana mencapai 193,6 juta pemudik. Namun sesuai hasil survey yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan bersama akademisi yang menyatakan jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan akan mencapai 146,48 juta orang. Angka ini lebih besar dari jumlah seluruh penduduk negara Rusia pada tahun 2023 yang berjumlah 143,8 juta orang.

Baca Juga: Jajaran Pengurus Danantara Ada Orang Asing

Memang mudik lebaran yang dilakukan jutaan orang di negeri kita hari-hari ini adalah suatu peristiwa massal tahunan yang sarat makna nilai dipandang dari berbagai perskeptik filosofis, antropologis, sosiologis, psikologis, dan komunikologis.

Baca Juga: Bentrok Antar Aparat Keamanan Itu Sia-Sia

Saking banyaknya makna mudik itu kita bisa menyaksikan tayangan tayangan di barbagai media TV dan media sosial bagaimana banyaknya orang yang akan mudik dengan menggunakan berbagai cara, ada yang naik mobil dengan bawaan yang ditaruh diatas kap mobil, ada yang naik motor berboncengan dengan anak istri dan tak lupa juga membawa bermacam-macam bawaan sebagai oleh-oleh dan ada juga yang bergelantungan tali kapal yang sedang bersandar di Pelabuhan agar bisa masuk kapal yang akan membawa mereka pulang ke kampung halaman.

Pakar ilmu komunikasi dari Universitas Pajajaran Bandung Profesor Dedy Mulyana dalam sebuah tulisannya menyitir pendapat seorang ahli tentang mudik yang ditinjau secara fenomenologis. Salah satu penggagasnya adalah Martin Heidegger. Filsuf Jerman ini mengatakan bahwa mudik bukan sekadar kembali ke tempat asal secara fisik, melainkan ke hakikat diri yang otentik, diri yang setiap waktu bersedia dijemput kematian. Heidegger berpandangan bahwa mudik bukan sekadar pulang kampung untuk bernostalgia, tetapi melakukan perubahan eksistensial.

Karena itu mudik di negeri kita ini sebenarnya lebih dari sekadar pergi pulang kampung halaman namun merepresentasikan nilai-nilai luhur keluarga, keutuhan lingkungan masyarakat, meneruskan warisan budaya guyub; oleh sebab itu semangat mudik akan selalu bertahan lama dan menjadi tradisi tahunan yang dihargai.

Walaupun hampir seluruh rakyat Indonesia tidak terlepas dari kemajuan teknologi modern terutama teknologi komunikasi, namun budaya mudik tak tergantikan karena sudah mengakar kuat dalam masyarakat tentang hubungan emosional dan keluarga yang tidak bisa digantikan dengan teknologi komunikasi digital.

Mudik tidak hanya menggambarkan hubungan emosional dengan keluarga, namun juga menunjukkan rasa solidaritas masyarakat yang kuat. Hal ini terlihat dari antusiasnya berbagai elemen masyarakat seperti organisasi pemerintahan, kampus, organisasi sosial, TNI dan Polri ramai menyediakan transportasi mudik yang gratis dan memberikan bantuan secara sukarela di pinggir jalan, mendistribusikan makanan dan minuman, pusat-pusat kesehatan dsb bagi para pemudik. Semangat untuk membantu sesama selama prosesi mudik ini sudah menjadi pemandangan umum.

Semoga mereka yang mampu meraih kembali jiwa yang suci usai Ramadan dengan melakukan ritual mudik ini berhasil mendapatkan kebahagian spiritual bertemu dengan keluarga, orang tua tercinta, sahabat dimasa kecil dan para tetangga.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU