Optika.id - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Rabu (22/1/2025), mendesak Rusia segera menyelesaikan dan mengakhiri perang di Ukraina. Ia memperingatkan bahwa jika konflik ini terus berlanjut tanpa solusi, Rusia akan menghadapi pajak, tarif, dan sanksi berat terhadap ekspornya.
"Saya tidak berniat menyakiti Rusia. Saya mencintai rakyat Rusia dan selalu memiliki hubungan baik dengan Presiden Putin, meskipun ada hoaks Rusia, Rusia, Rusia yang dibuat oleh sayap kiri radikal. Kita juga harus ingat bahwa Rusia membantu kita memenangkan Perang Dunia II, dengan pengorbanan hampir 60 juta nyawa," tulis Trump melalui platform media sosial Truth Social.
Baca juga: Trump Bakal Deportasi Mahasiswa Asing yang Terlibat Aksi Pro-Palestina
Namun, Trump menegaskan bahwa ia akan membantu Rusia dan Presiden Putin jika perang ini segera dihentikan. "Segera akhiri perang yang tidak masuk akal ini! Situasi hanya akan semakin buruk," ujar Trump, seperti dilansir dari laporan Anadolu melalui Antara.
Trump juga menegaskan akan memberlakukan pajak, tarif, dan sanksi tinggi pada semua produk Rusia yang dijual ke AS dan negara-negara lainnya jika kesepakatan damai tidak segera tercapai. "Mari kita hentikan perang ini, yang seharusnya tidak pernah terjadi jika saya menjadi presiden. Kita bisa menyelesaikan ini dengan cara mudah atau sulit, dan cara mudah selalu lebih baik. Sudah waktunya untuk mencapai kesepakatan. Tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang!" tegasnya.
Pernyataan ini muncul sehari setelah Trump mengindikasikan kemungkinan sanksi tambahan terhadap Rusia jika Presiden Vladimir Putin enggan berunding untuk mengakhiri perang di Ukraina. Ketika ditanya di Gedung Putih mengenai langkah lanjutan jika Putin menolak pembicaraan damai, Trump menjawab, "Kemungkinan besar," tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Trump menekankan bahwa perang ini seharusnya tidak pernah dimulai. "Jika Anda memiliki presiden yang kompeten, perang ini tidak akan terjadi. Perang di Ukraina tidak akan pernah ada jika saya menjadi presiden," ujarnya, sembari mengkritik kepemimpinan Presiden Joe Biden yang dinilainya tidak dihormati oleh Putin.
Baca juga: Menlu Iran: Daripada Warga Palestina, Usir Saja Israel ke Greenland
Saat ditanya tentang pengiriman senjata ke Ukraina, Trump menyatakan bahwa kebijakannya akan dikaji ulang. "Kami sedang berbicara dengan Presiden (Volodymyr) Zelenskyy, dan kami juga akan berbicara dengan Presiden Putin untuk melihat bagaimana situasi berkembang," tambahnya. Ia juga menekankan bahwa Uni Eropa seharusnya berkontribusi lebih besar dalam mendukung Ukraina.
Trump berjanji akan mengakhiri perang di Ukraina melalui pembicaraan dengan Putin dan Zelenskyy, meskipun belum memberikan jadwal atau detail lebih lanjut. "Presiden Zelenskyy ingin perdamaian, dan ia sudah menyampaikan hal itu dengan sangat jelas. Namun, perdamaian membutuhkan kesepakatan dari kedua belah pihak," ujarnya kepada wartawan.
Saat ditanya kapan ia akan bertemu dengan Putin, Trump menjawab, "Kapan pun mereka siap, saya juga siap."
Baca juga: Trump Pertimbangkan Relokasi Pengungsi Gaza, Indonesia Masuk Daftar Tujuan
Trump juga menyoroti jumlah korban perang yang menurutnya sangat besar. "Jutaan orang telah tewas. Situasi ini sangat kejam. Di garis depan, pembunuhan besar terus terjadi. Tanahnya begitu datar sehingga tubuh manusia menjadi satu-satunya penghalang peluru, termasuk tentara muda," ungkapnya.
Ia mengklaim bahwa Rusia telah kehilangan sekitar 800.000 tentara, sementara Ukraina kehilangan 600.000 hingga 700.000 tentara. Namun, Trump percaya angka sebenarnya lebih rendah dari yang dilaporkan.
Editor : Pahlevi