Optika.id - Negara telah mengeluarkan biaya besar sekali karena makanan gorengan. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia biaya besar sekali untuk mengobati penyakit yang disebabkan lemak trans dan kolesterol tinggi. Penyakit macam itu disebabkan oleh makanan gorengan.
Pemerintah Indonesia menggelontorkan biaya kesehatan hingga US$213 juta atau sekitar Rp 3,45 triliun dalam 10 tahun untuk mengobati penyakit kardiovaskular, yang berkaitan erat dengan konsumsi lemak trans berlebih. Lemak trans merupakan lemak jenuh yang terbentuk melalui proses industri dengan menambahkan hidrogen ke minyak sayur. Lemak jenis ini banyak ditemukan di makanan berminyak seperti gorengan.
"Kita melihat beberapa negara yang telah memiliki regulasi pembatasan kadar garam dan eliminasi lemak trans dapat secara signifikan mampu menekan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular serta berdampak positif mengurangi beban pembiayaan kesehatan nasional," kata Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Prof. Asnawi Abdullah, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Kamis (27/2/2025).
"Dengan kebijakan yang tepat, kita bisa membantu masyarakat hidup lebih sehat dan berpotensi menekan eskalasi pembiayaan belanja kesehatan yang telah mencapai 7,8% per tahun dalam 10 tahun terakhir ini," katanya
Sebagaimana yang kita fahami, terlalu banyak mengonsumsi lemak trans memicu kadar kolesterol tinggi, yang jika dibiarkan, dapat memicu penyakit jantung atau kardiovaskular. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, merenggut hampir 800.000 nyawa setiap tahunnya.
Jahatnya makanan gorengan itu didasarkan atas riset dari Dr. Marklund dari Johns Hopkins University dan The George Institute dengan dukungan dari Resolve to Save Lives (RTSL) menunjukkan bahwa penghapusan lemak trans dapat menghemat biaya kesehatan hingga US$213 juta dalam 10 tahun pertama dan menyelamatkan lebih dari 115.000 nyawa, jika kebijakan ini dapat diterapkan pada 2025.
Pola hidup, pola makan, yang tidak terkontrol dan kurang sehat ternyata menimbulkan persoalan bagi diri orang itu sendiri dan bagi negara. Untuk menekan angka penyakit ini, Kementerian Kesehatan tengah mengkaji kebijakan untuk membatasi konsumsi lemak trans dan garam, yang keduanya menjadi faktor risiko utama penyakit serius dengan angka kematian yang tinggi di Indonesia.
Tulisan: Aribowo
Editor : Pahlevi