Optika.id - Kelompok yang mengatasnamakan Masyarakat Sipil Peduli Demokrasi melaporkan dugaan pelanggaran pemilu terkait penyebaran tabloid dengan sampul muka Anies Baswedan di tempat ibadah di Malang, Jawa Timur. Adapun laporan tersebut diadukan pada Senin, (26/9/2022) ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Kami telah mendatangi Sentra Gakumdu Bawaslu RI untuk melaporkan dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan melalui penyebaran tabloid Anies Baswedan di Kota Malang," kata Kornas Sipil Peduli Demokrasi Mico Gea dalam keterangan tertulisnya yang diterima Optika.id, Selasa (27/9/2022).
Baca Juga: Intip Hangatnya Pertemuan Anies, Pramono, dan Rano di Lebak Bulus
Kornas Sipil Peduli Demokrasi melayangkan laporan tersebut sebab pihaknya menolak perilaku berbagai politik identitas seperti penyebaran tabloid bersampul muka Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tersebut.
Mico menuturkan, penyebaran tabloid tersebut adalah bentuk dari kampanye terselubung, sebab masa kampanye belum dimulai.
Oleh sebab itu, dirinya berharpa kepada Bawaslu agar memproses laporan tersebut dengan mengacu pada Peraturan Bawaslu Nomor 7 tahun 2018 tentang Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilu.
Diketahui, pada Kamis (22/9/2022) silam, tabloid bertajuk Mengapa Harus Anies? dengan halaman muka menampilkan foto Gubernur DKI Jakarta itu tersebar di rumah ibadah di Malang, Jawa Timur.
Dengan komposisi 12 halaman, tabloid itu sepenuhnya membahas Anies.
Belum diketahui pihak yang menyebarkan tabloid bernama KBAnewspaper itu. Pada bagian boks redaksi di dalam tabloid itu, hanya terpampang nama Ramadhan Pohan sebagai founder/CEO. Tapi, tak tercantum alamat kantor tabloid tersebut.
Baca Juga: Tom Lembong Terjerat Kasus Impor Gula, Anies Buka Suara
Bukan kali pertama tabloid adu domba tersebut tersebar di masyarakat. Pada pemilu 2019 lalu, beberapa tabloid yang menjadi alat propaganda politik untuk meraup hati masyarakat pun marak beredar, salah satunya ialah Tabloid Indonesia Barokah dan Tabloid Obor Rakyat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerhati isu komunikasi dan digitalisasi, Agus Sudibyo mengatakan bahwa tersebarnya berbagai tabloid politik ini merupakan teknik untuk mengecoh publik, dan menimbulkan kegaduhan serta kontroversi di masyarakat.
Selain itu, tabloid-tabloid serupa bukanlah karya atau produk jurnalistik sebab konten yang disajikan tidak berimbang, cenderung menghakimi salah satu kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden, atau terlalu memuja salah satu pasangan calon tertentu. Kemudian, kantor serta susunan redaksinya pun sifatnya fiktif.
Dia menduga, tabloid dan selebaran politis akan semakin banyak menjelang Pemilu nantinya.
Baca Juga: Anies dan Ganjar akan Hadir dalam Pelantikan Prabowo-Gibran Minggu Besok
Biasanya isinya berupa media propaganda, media framing, media yang di desain untuk kepentingan kotestasi politik elektoral. Momentumnya juga sama menjelang pilpres, ucap Agus ketika dihubungi, Selasa (27/9/2022).
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi