PBNU Tegas Lawan Politik Identitas di Pemilu 2024

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Minggu, 23 Okt 2022 17:28 WIB

PBNU Tegas Lawan Politik Identitas di Pemilu 2024

i

20211219040411

Optika.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa pihaknya menolak politik identitas yang marak menjelang Pemilu 2024. Hal tersebut disebabkan karena politik identitas bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

"PBNU akan melawan. Kami bukan hanya menentang, bukan hanya menolak tapi kami juga akan melawan semua yang menggunakan politik identitas," kata Yahya, dalam apel nasional Hari Santri 2022 di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu malam (22/10/2022).

Baca Juga: Makin Kuat, PBNU Desak PKB Tentang Peran Ulama di Partai

Dirinya juga menyatakan ketidaksetujuannya pada pihak yang berupaya dalam memperalat agama sebagai senjata politik. Pihaknya juga berharap agar Pemilu 2024 mendatang berlangsung dalam suasana demokrasi yang rasional dan kondusif.

Oleh sebab itu, dirinya meminta agar calon pemilih berpikir tentang catatan dari para kandidat yang hendak maju dalam Pemilu 2024.

Tak hanya itu, Yahya juga meminta kepada para pemilih agar melakukan seleksi dan penilaian dari track record kandidat Pemilu 2024.

"Siapa yang kinerjanya lebih baik, siapa yang integritasnya lebih baik, siapa yang moralnya lebih baik. Bukan soal identitas, bukan memperalat agama, bukan memperalat identitas primordial lainnya, termasuk memperalat NU, termasuk tempat ibadah. Kami akan lawan," katanya.

Menjelang Pemilu 2024, ujar Yahya, sejumlah nama sudah mulai ramai diperbincangkan menjadi calon presiden dan partai politik sudah mengusung secara resmi sejumlah nama untuk dicalonkan menjadi capres dan cawapres.

Baca Juga: Pengurus Kiai PBNU Meminta PKB Diperbaiki, Dulu Diancam Carok Saat Dirikan Partai

Di antara partai politik yang telah mendeklarasikan diri secara resmi tersebut Partai Nasdem menjadi salah satu yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres dua pekan menjelang masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta habis. Sementara itu, PSI mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 mendatang. Kendati PSI tidak berhasil menduduki kursi di Senayan, namun PSI tetap mendukungnya sebagai capres nanti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara itu, Presiden Jokowi dalam sambutannya di HUT Partai Golkar Ke-58 juga berpesan agar penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak mengganggu stabilitas nasional baik dari sisi ekonomi, sosial, keamanan dan politik.

Jokowi menilai, saat ini stabilitas politik sangat penting bagi suatu negara. Terlebih, di tengah kondisi ketidakpastian global yang melanda seluruh negara dunia. Ia berpesan kepada Partai Golkar yang berusia 58 tahun agar berhati-hati dalam menentukan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung pada Pemilu 2024.

"Siapa pun capres dan cawapres yang dipilih harus hati-hati karena menakhodai 273 juta rakyat Indonesia sehingga dalam penentuan capres dan cawapres tadi saya sampaikan hati-hati dengan kalkulasi tidak sembrono," kata Jokowi.

Baca Juga: Sebut Gus Yahya dan Gus Ipul Politisasi PBNU, Cak Imin: Nggak Sopan!

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU