Terkenal dengan Sebutan Lele, Warga Lamongan Justru Mayoritas Pantang Makan Lele!

author Danny

- Pewarta

Senin, 16 Jan 2023 18:44 WIB

Terkenal dengan Sebutan Lele, Warga Lamongan Justru Mayoritas Pantang Makan Lele!

Optika.id - Pecel lele adalah sajian khas Lamongan berupa ikan lele goreng yang disajikan dengan nasi hangat, sambal tomat, dan lalapan. Lele yang sudah dibumbui tersebut digoreng kering, lalu dicocol dengan sambal.

Baca Juga: Awal Tahun 2023, Sebanyak 210 Warga Lamongan Minta Cerai

Meski warung pecel lele Lamongan sudah begitu dikenal masyarakat dan hampir selalu ada di kota atau daerah mana pun, namun tahukah anda, ternyata sebagian besar orang yang asliLamonganjustru pantang makan ikan lele.

Pantangan makan lele bagi masyarakat Lamongan ini bermula dari kisah masa lalu yang hingga kini diwariskan secara turun temurun. Kala itu, Sunan Giri III atau Sedamargo blusukan ke desa-desa menggunakan perahu, dengan menelusuri sepanjang aliran Bengawan Solo.

Dahulu Kanjeng Sunan Giri melakukan Lelono (mengembara) dan beristirahat di Desa Barang Kauman, Kecamatan Karangbinangun. Ketika singgah ini Kanjeng Sunan Giri bertemu dengan Dewi Asika atau dikenal oleh warga sebagai Mbok Rondo Barang, ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Lamongan, Siti Rubikah, Senin (16/1/2023).

Usai berbincang dengan Mbok Rondo Barang, Sunan Giri III lalu pamit undur diri. Namun tak disangka setibanya di Giri, keris milik sang Sunan tertinggal di balai gubug atau rumah Mbok Rondo. Akhirnya Sunan Giri III memerintahkan orang kepercayaannya yang bernama Ki Bayapati untuk mengambil keris pusaka itu.

Mbok Rondo Barang belum kenal Ki Bayapati. Lalu Ki Bayapati memutuskan untuk mengambil keris itu secara diam-diam menggunakan kekuatannya. Selang sejenak, Mbok Rondo yang kaget keris itu telah dicuri, akhirnya langsung berteriak, sehingga Ki Bayapati pun melarikan diri dari kejaran warga, terangnya.

Tak berhenti di situ, Rubikah menceritakan, Ki Bayapati yang lari dan panik dikejar oleh warga ini segera menceburkan diri ke kolam air demi menyelamatkan dirinya dari amukan massa. Lantaran kolam itu dipenuhi ikan lele, warga menganggap jika Ki Bayapati telah meninggal setelah masuk ke kolam lele.

Baca Juga: Arus Lalu Lintas Warga Laren Terganggu, Usai Jalan Poros Ambles 1 Meter

Ki Bayapati akhirnya selamat. Karena ia menganggap ikan lele telah berjasa menyelamatkan hidupnya, Ki Bayapati bersumpah bahwa dia dan semua keturunannya tidak akan memakan ikan lele selama hidupnya, lanjut Rubikah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sekembalinya Ki Bayapati ke Giri untuk mengembalikan keris pusaka itu, ungkap Rubikah, Sunan Giri III malah menghadiahkan keris itu kepadanya. Ki Bayapati kemudian kembali ke desa di mana ia diselamatkan oleh ikan lele untuk mengajarkan agama Islam yang kini berada di Desa Medang, Kecamatan Glagah, Lamongan, jelasnya.

Secara terpisah, pemerhati sejarah Lamongan, Supriyo saat dikonfirmasi mengenai cerita pantangan makan ikan lele ini mengungkapkan, terdapat pemujaan kepada hyang iwak (ikan sakti) yang dilakukan oleh masyarakat Lamongan zaman dulu. Hal itu berdasarkan Prasasti Jayanegara 1 atau Prasasti Walambangan yang ditemukan diLamongan.

Selain itu, Supriyo juga menuturkan bahwa melihat geografis dan mata pencaharian masyarakat Lamongan zaman dulu yang banyak menggantungkan sungai, tambak dan rawa sebagai tempat untuk mencari nafkah, cerita ini kemudian lamat-lamat terus diingat oleh masyarakat setempat.

Pemujaan kepada ikan sakti dapat diketahui bersumber dari Prasasti Jayanegara I atau Prasasti Walambangan yang ditemukan di Lamongan. Dalam hal ini ikan yang dimaksud itu diterjemahkan sebagai ikan lele dalam kisah berikutnya yang muncul pada masa Sunan Giri, papar Priyo.

Tak hanya itu, Supriyo juga membenarkan mengenai adanya mitos warga asli Lamongan yang mengalami gatal-gatal atau muncul bercak putih seperti lele saat melanggar pantangan makan lele. Mitos atau kepercayaan yang ada di masyarakat memang semacam itu, tandasnya.

Salah satu warga asli Lamongan yang meyakini dan masih memegang erat pantangan itu adalah M. Ardiyanto, asal Kecamatan Glagah. Iya, sejak kecil saya tidak pernah makan lele, begitupun keluarga saya, karena ada semacam doktrin dari mitos pantangan itu. Jadi saya tidak pernah makan pecel lele, kata Ardi.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU