Sakit kepala tidak bisa dipandang secara sepele karena bisa menjadi indikasi gejala dari berbagai masalah kesehatan bahkan bisa menjadi indikasi dari suatu penyakit yang fatal. Misalnya, aneurisma otak yang merupakan sakit kepala berlebih hingga kepala terasa seperti dipukuli.
Baca Juga: Hindari Kepikunan dengan 4 Aktivitas Ini
"Seolah-olah seperti bom waktu yang siap meledak, aneurisma otak adalah pelebaran dinding pembuluh darah di otak yang seringkali tidak menunjukkan gejala hingga saat yang sangat kritis," ujar spesialis bedah saraf dari RS Pondok Indah, Mardjono Tjahjadi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (14/9/2023).
Kendati penyakit ini sangat jarang didengar, namun dalam dunia medis aneurisma ini diartikan sebagai kondisi pelebaran dinding pembuluh darah karena lemahnya struktur dinding tersebut. Adapun aneurisma dapat terjadi di berbagai bagian tubuh salah satunya yakni otak.
"Mudahnya, aneurisma otak ini jika dilihat seperti balon pembuluh darah atau bisul pembuluh darah yang ada di bagian otak dan bisa muncul di bagian tubuh lain," kata dia.
Apabila benjolan tersebut mulai membesar, maka dinding lapisan tentu akan menipis sehingga bisa menyebabkan dindingnya pecah. Akibatnya yakni darah dari pembuluh darah akan mengalir keluar dan membanjiri otak.
Darah yang banjir tadi nantinya bisa menyebabkan tekanan yang berbahaya serta merusak jaringan otak. Bahkan, gejala yang muncul adalah sakit kepala yang luar biasa hebat seperti dipukuli.
Maka dari itu dirinya menyarankan agar setelah merasakan gejala sakit kepala yang seperti dipukuli tadi berangsung pulih hanya beberapa menit, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter atau layanan kesehatan terdekat.
Mardjono menegaskan bahwa aneurisma merupakan penyakit serius, apalagi jika kondisinya sudah sampai pingsan. Maka kemungkinannya tingkat kematian bisa lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"90% aneurisma otak tidak bergejala hanya sakit kepala tapi tidak ada yang spesifik. Sayang sekali, jika seseorang yang mengalami pecahnya aneurisma otak dan langsung pingsan, ini memang termasuk dalam situasi yang sangat serius dengan tingkat kematiannya tinggi," ungkapnya.
Faktor Pemicu Aneurisma Otak
Adapun menurut Mardjono aneurisma ini lebih sering menyerang perempuan dan usia produktif yakni 40 hingga 70 tahun.
"Jadi, ini adalah penyakit yang membebani usia produktif," ucapnya.
Adapun faktor pemicu dari aneurisma salah satunya adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi narkotika, alcohol, dan perempuan yang merokok dinyatakan mempunyai risiko empat kali lebih besar terkena penyakit ini.
Maka dari itu, untuk orang-orang dengan faktor di atas, Mardjono menyarankan agar segera melakukan skrining MRI, MRA serta berkonsultasi dengan ahli spesialis aneurisma di rumah sakit.
Editor : Pahlevi