Dewi Fortuna Anwar: Prabowo Belum Jadi Presiden Tapi Sudah Menerima Undangan Negara Luar

author Dani

- Pewarta

Minggu, 07 Apr 2024 09:19 WIB

Dewi Fortuna Anwar: Prabowo Belum Jadi Presiden Tapi Sudah Menerima Undangan Negara Luar

Surabaya (optika.id) - Direktur Riset Habibie Center, Dewi Fortuna Anwar membeberkan komentar tentang undangan Xi Jinping terhadap Prabowo beberapa waktu yang lalu. 

"Memang ini belum pernah MK ini menyuruh pemilu ulang, tidak bisa berasumsi bahwa itu akan terjadi, sebenarnya Pak Prabowo masih belum menjadi Presiden. Seolah-olah kurang menghormati proses yang terjadi di Indonesia," kata Dewi Fortuna kepada Optika.id, Minggu, (7/4/2024). 

Baca Juga: Tanggapi Kasus Vina, Mahfud Singgung Posisi Politik Prabowo dan Soal Permainan

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Prabowo mencuri start dengan berusaha mendekat kepada pemerintahan yang baru. Ada pula keraguan tentang langkah Prabowo. Semua kebijakan Jokowi akan dilanjutkan, termasuk icon Jokowi yaitu IKN, Hilirisasi, Smelter Nikel itu akan dilanjutkan Prabowo. 

"Prabowo ini kan tentara dari AD dan dalam sejarah Republik ini sangat antipati komunisme, selama komunisme tahun 60-90 an itu Tiongkok yang menjadi musuh utama. Yang dianggap terlalu condong, AD terutama di Indonesia sangat curiga, kemudian Indonesia menormalisasi dukungan baru setelah Tiongkok melakukan modernisasi Indonesia lebih dekat," tegasnya dalam Diskusi Forum Insan Cita melalui kanal YouTube, Minggu, (7/4/2024).

Baca Juga: Prabowo Bahas Gaza, Khofifah Ngaku Siap Terima Anak Palestina di Jatim

Jika mendengarkan pidato beliau mulai 2014-2019 itu sangat keras mengkritik kebijakan Joko Widodo, bahwa Jokowi terlalu terbuka akan investasi. Ini akan menjadi isu bagian dari politik Indonesia, Prabowo menganggap ini sebagai ancaman bagi Indonesia karena mayoritas Indonesia dikuasai oleh asing. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Ketika masih dalam posisi agak sulit, Beijing sudah menumbuhkan dukungan, bagi Prabowo sendiri tidak pernah pergi sebagai presiden, walaupun semua pers rilis dari luar negeri itu datang sebagai Presiden baru RI, apakah ini ketika di dalam negeri masih banyak menggugat legitimasi, ini dunia internasional sudah mengakui dia," ujar Deputi Sekretaris Wakil Presiden Indonesia itu. 

Baca Juga: Prabowo: Gerindra Akan Usung Khofifah-Emil di Pilkada Jatim

Ia mengira disini ada kepentingan sendiri dari Beijing, Prabowo betul-betul akan melanjutkan Jokowi. Kemudian, Jepang juga dilihat sebagai upaya memballance dari China. Itu memang penting bahwa Jepang merupakan aliansi militer, tetapi yang lebih utama adalah kalau berbicara kompetisi memang RRC dan Amerika Serikat. Jepang sudah lebih lama menguasai ekonomi negara, investor awal dan membangun infrastruktur. 

"Jadi dalam hal ini, jangan hanya melihat upaya Indonesia ballancing, tetapi jangan sampai hanya melibatkan dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok). Apalagi Jepang pasti akan mengingatkan pembangunan infrastruktur seperti MRT cepat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dua negara terbesar dan terpenting ini begitu memberikan sambutan pada beliau. Apakah itu karena undangan atau apa saya tidak tahu. Bahwa itu diterima sebagai Presiden Pileg itu justru menimbulkan legitimasi," pungkasnya. 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU