Jakarta (optika.id) - Pertemuan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri diyakini akan terlaksana setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutus perkara sengketa Pilpres 2024.
Co Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Sudirman Said, menilai seluruh pihak sedang menunggu putusan MK. Ia meyakini akan ada dinamika baru setelah tanggal 22 April 2024.
Baca Juga: Ahmad Muzani Terkait Rencana Prabowo Bertemu Megawati: Tunggu Kondisi Bu Mega Membaik
Tidak menuntup kemungkinan, tokoh-tokoh besar yang belum bertemu setelah pemilu akan bersua setelah keluarnya putusan MK, termasuk JK dan Megawati.
"Saya sih menduga semua pihak sedang saling menghormati. Dan begitu sidang MK (selesai), mungkin memang sebaiknya tokoh-tokoh bangsa itu bertemu," ujar Sudirman saat ditemui di kediamannya di Brebes, Jawa Tengah, Jumat (19/4/2024), dikutip dari Kompas.com.
Dia menambahkan, pertemuan JK dan Megawati penting untuk memberikan contoh persatuan para tokoh setelah Pilpres 2024 usai.
Menurutnya, saat ini, negara sedang mengalami luka yang dalam akibat demokrasi dan kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja.
Baca Juga: MK Ingatkan Pembuat Undang-Undang Jangan Sering Ubah Syarat Usia Pejabat
Begitu juga kondisi geopolitik dunia yang dinilai mengharuskan kepala pemerintahan bersikap matang dan didukung oleh semua pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Siapa pun yang jadi presiden berdasarkan putusan MK besok, apakah diteruskan dengan sidang angket (atau tidak), tapi menurut saya sudah ada batas dan karena presiden adalah kepala negara ya mesti ditata, bukan hanya pemerintah, tapi negara secara keseluruhan," ujar Sudirman.
Selain pertemuan JK-Megawati, Sudirman juga berharap agar pasangan Anies-Muhaimin serta pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, bisa bertemu dan duduk bersama dengan pasangan capres-cawapres terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabumung Raka, setelah sidang sengketa pilpres di MK selesai.
Baca Juga: Pencabutan TAP MPRS 33/1967, Nama Sukarno Dibersihkan
Ia menilai pertemuan antara Anies, Ganjar, dan Prabowo bisa menjadi tradisi yang baik dalam berdemokrasi di Indonesia.
"Kalau tidak ada perubahan signifikan artinya Pak Prabowo menjadi presiden, wajar saja kalau para calon presiden yang tidak menang menyambut dengan selamat," ujarnya.
Editor : Pahlevi