6 Cara Atur Pola Makan Bagi Penderita Darah Tinggi

Reporter : Mei Nurkholifah
6 Cara Atur Pola Makan Bagi Penderita Darah Tinggi

Optika.id - Darah tinggi menjadi penyakit yang banyak diwaspadai oleh banyak orang untuk saat ini terutama pada orang dewasa.

Pasalnya tekanan darah tinggi cukup sulit untuk dikendalikan terlebih ketika menjalani pola makan yang tak cukup sehat.

Baca juga: Ramai Tren Makanan Pedas, Amankah Untuk Penderita GERD?

Cukup sulit untuk menjaga agar tekanan darah tetap stabil, tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah. para pakar kesehatan dan ahli gizi juga menyarankan untuk menjalani pola makan yang sehat.

Berikut ada beberapa pola makan yang disarankan untuk penderita darah tinggi:

Perbanyak konsumsi makanan utuh

[caption id="attachment_11868" align="alignnone" width="300"] Perbanyak konsumsi makanan utuh[/caption]

Makanan utuh atau makanan alami begitu disarankan oleh para ahli untuk rutin dikonsumsi. Makanan utuh yang dimaksud ini adalah seperti buah-buahan, sayur-sayuran hingga biji-bijian utuh.

Hal ini dibutuhkan untuk melengkapi kebutuhan tubuh akan serat sehingga kesehatan metabolisme akan terjaga. Setelah metabolisme terjaga dengan baik dampaknya peredaran darah akan lebih lancar.

Pilih bahan makanan tanpa lemak

[caption id="attachment_11869" align="alignnone" width="300"] Pilih bahan makanan tanpa lemak[/caption]

Konsumsi makanan sehat menjadi kunci utama untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan tekanan darah. Menurunkan konsumsi makanan dengan kadar lemak yang tinggi diakui menjadi cara untuk mendapatkan berbagai macam kesehatan untuk tubuh.

Hal ini diakibatkan oleh konsumsi lemak yang berlebihan akan membuat lemak-lemak tersebut mengendap di dalam tubuh. Efeknya lemak yang menggumpal akan menyumbat saluran peredaran darah dan memicu tekanan darah menjadi melonjak.

Batasi konsumsi daging

[caption id="attachment_11870" align="alignnone" width="300"] Batasi konsumsi daging[/caption]

Bukan hanya daging merah, ternyata untuk penderita darah tinggi hampir semua jenis daging harus dibatasi konsumsinya. Termasuk daging putih dan unggas seperti ayam, bebek atau bahkan ikan.

Bukan berarti tidak boleh dikonsumsi, hanya saja harus dipertimbangkan lebih baik lagi sebelum mengonsumsinya. Setidaknya batasi konsumsi daging-dagingan paling banyak dua porsi dalam sehari.

Baca juga: Sederhana Tapi Banyak Manfaat, Ketahui Manfaat Jalan Kaki Untuk Kesehatan Otak

Batasi makanan tinggi lemak jenuh

[caption id="attachment_11871" align="alignnone" width="300"] Batasi makanan tinggi lemak jenuh[/caption]

Bukan hanya harus meningkatkan konsumsi lemak sehat tetapi menekan asupan lemak jenuh juga perlu diperhatikan. Lemak jenuh sangat berbahaya untuk memicu penyumbatan dalam aliran darah.

Lemak jenuh seperti lemak trans bahkan juga diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan kardiovaskular. Lemak jenuh yang mengendap dalam aliran darah tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memicu tekanan darah tinggi.

Hindari konsumsi alkohol

[caption id="attachment_11872" align="alignnone" width="300"] Hindari konsumsi alkohol[/caption]

Beberapa ahli kesehatan dan ahli gizi mengatakan bahwa alkohol masih memiliki manfaat sehat. Nyatanya lebih banyak manfaat buruk yang diberikan oleh alkohol pada tubuh. Salah satunya adalah memicu tekanan darah tinggi.

Alkohol mampu mempersempit pembuluh darah yang akhirnya akan merusak sistem peredaran aliran darah. Manfaat alkohol yang digadang-gadang mampu membantu memperlebar pembuluh darah hanya bisa didapatkan jika dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit.

Batasi konsumsi garam

[caption id="attachment_11873" align="alignnone" width="300"] Batasi konsumsi garam[/caption]

Baca juga: Jadi Sumber Makanan Utama, Ini Kesalahan Masyarakat Indonesia dalam Konsumsi Karbohidrat

Seperti yang banyak diketahui, garam atau sodium memang menjadi pemicu yang paling cepat bagi darah tinggi. Para ahli kesehatan dan ahli gizi sangat menyarankan untuk membatasi asupan garam selain konsumsi gula untuk menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

Adapun batas asupan garam harian yang diperbolehkan ada pada kadar 2,3 gram per hari. Mengurangi konsumsi makanan kemasan, meminimalisir penggunaan garam pada masakan rumahan, hingga menghindari makanan yang diawetkan menjadi cara terbaik untuk menekan asupan garam harian.

Reporter: Mei Nurkholifah

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru