SMRC: Ganjar Unggul di Pemilih Kritis, Disusul Anies dan Prabowo

Reporter : Seno
images - 2022-02-28T220710.180

Optika.id - Lembaga riset SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting) merilis hasil survei terkait kecenderungan pemilih kritis terhadap pemilihan calon presiden. Hasilnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapat suara terbanyak dari pemilih kritis, disusul Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

"Kali ini topik rilis adalah kecenderungan pilihan presiden pemilih kritis nasional, pemilih kritis adalah pemilih yang punya informasi lebih baik tentang berbagai isu nasional, berbagai isu politik, ekonomi pembangunan dan sebagainya, pemilih yang relatif mengikuti isu tersebut secara nasional sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan ketika dia memilih capres," kata Pendiri SMRC Saiful Mujani dikutip Optika.id dalam acara bertajuk 'Kecenderungan Pilihan Presiden Pemilih Kritis Nasional' melalui kanal YouTube resmi SMRC TV, Senin (28/2/2022).

Baca juga: Presiden Prabowo akan Hadiri Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang

SMRC melakukan 2 simulasi dalam survei ini, yakni simulasi terbuka dan tertutup. Responden diberikan pertanyaan jika pilpres terjadi di hari ini, tokoh mana yang akan dipilih.

Simulasi Terbuka

Pada simulasi terbuka muncul 29 nama dan ada 24 persen pemilih kritis yang belum menentukan jawaban.

Dari 29 nama itu, Ganjar Pranowo menjadi yang teratas dengan suara 26,8 persen. Kemudian disusul Anies Baswedan dan Prabowo Subianto dengan suara yang tidak jauh beda, yakni 13,9 persen dan 13,7 persen.

"Ganjar Pranowo mendapat paling tinggi, 26,8 persen, selanjutnya Anies 13,9 persen, Prabowo 13,7 persen, Sandiaga Uno 5,8 persen, Ridwan Kamil 5,1 persen, serta calon-calon lain yang di bawah 3 persen," kata Direktur Riset SRMC Deni Irvani.

Dia mengatakan dalam dua tahun terakhir dukungan pemilih kritis terhadap Ganjar dalam simulasi terbuka naik dari 7,7 persen pada 2020, dan disurvei terakhir ini pada 8-10 Februari 2022 menjadi 26,8 persen.

"Sejak April Ganjar konsisten berada di urutan teratas, sementara Anies dan Prabowo bersaing ketat memperebutkan posisi kedua setelah Ganjar," ujarnya.

Simulasi Tertutup

Kemudian, dalam format simulasi tertutup 15 nama, di survei terakhir Ganjar kembali unggul dengan dukungan 27,5 persen. Kemudian disusul Anies 14,8 persen dan Prabowo 14,3 persen. Begitu pula pada simulasi tertutup 3 nama, Ganjar tetap unggul di kelompok pemilih kritis dengan dukungan 34,7 persen.

Hal serupa juga terjadi jika yang bersaing hanya Ganjar dengan Anies, Ganjar mendapat dukungan 40,4 persen dari pemilih kritis, unggul atas Anies yang mendapat 34.6 persen suara.

Berdasarkan survei, disimpulkan jika yang bersaing hanya Ganjar dengan Prabowo, maka Ganjar mendapat dukungan 41,9 persen dari pemilih kritis, unggul atas Prabowo yang hanya mendapat dukungan 34,7 persen.

Berikut hasil lengkapnya:

1. Ganjar Pranowo 27,5 persen

2. Anies Baswedan 14,8 persen

3. Prabowo Subianto 14,3 persen

4. Sandiaga Uno 6,2 persen

5. Ridwan Kamil 5,9 persen

6. Agus Harimurti Yudhoyono 2,5 persen

7. Puan Maharani 1,7 persen

8. Erick Thohir 1,2 persen

9. Andika Perkasa 0,9 persen

10. Gatot Nurmantyo 0,8 persen

11. Tri Rismaharini 0,6 persen

Baca juga: Ganjar Pranowo Soroti Faktor Kemenangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilgub DKI 2024

12. Airlangga Hartarto 0,6 persen

13. Khofifah Indar Parawansa 0,5 persen

14. Budi Gunawan 0,4 persen

15. Muhaimin Iskandar 0,2 persen

Tidak memilih 21,8 persen

Menurut Deni, keunggulan Ganjar Pranowo terlihat dalam berbagai simulasi pertanyaan seperti pilihan spontan (top of mind), simulasi semi terbuka 29 nama, simulasi tertutup 15 nama, simulasi tertutup 3 nama, sampai simulasi tertutup 2 nama. Pada jawaban spontan atau top of mind, Ganjar berada di urutan teratas dengan dukungan sebesar 19,9 persen, kemudian Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dengan 10,4 persen, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 9,8 persen.

"Sementara, calon-calon lain mendapat dukungan spontan di bawah 4 persen, dan yang belum tahu 45,7 persen," ucap Deni.

"Jika arah dukungan pemilih kritis kepada calon-calon presiden tidak mengalami perubahan yang signifikan, Ganjar memiliki modal yang kuat untuk pemilihan presiden 2024 mendatang," imbuhnya.

Prabowo Ketum Parpol Unggul di Pemilih Kritis

Menurut Deni, dari berbagai simulasi diketahui bahwa dukungan kelompok pemilih kritis kepada tokoh-tokoh inti atau pemimpin-pemimpin partai pada umumnya sangat lemah.

Dalam jawaban spontan, pemimpin atau elit inti partai yang mendapat dukungan paling tinggi dari kelompok pemilih kritis adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (10,4 persen).

Sementara pimpinan atau elite inti pada partai-partai lain hanya mendapat dukungan di bawah 2 persen.

Baca juga: Kado Awal Tahun: UMP Naik 6,5 Persen, Kesejahteraan Guru Meningkat Signifikan di 2025

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hanya mendapat dukungan 1,2 persen di kelompok pemilih kritis. Selanjutnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mendapat dukungan 0,6 persen.

Kemudian, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto 0,3 persen; Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Giring Ganesha 0,1 persen; Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoeseodibjo 0,1 persen; dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 0,1 persen.

Lalu, dalam simulasi semi terbuka dengan daftar 29 nama, di antara para pemimpin atau elit inti partai, yang mendapat dukungan paling tinggi dari pemilih kritis adalah Prabowo Subianto (13,7 persen).

Sementara pemimpin atau elit inti partai lainnya hanya mendapat dukungan di bawah 3 persen. AHY hanya mendapat dukungan 2,6 persen. Selanjutnya, Puan 1,1 persen; Airlangga 0,4 persen; Hary 0,4 persen; Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan 0,2 persen; Muhaimin 0,1 persen; dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh 0,1 persen.

Tokoh-tokoh partai lainnya seperti Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra, dan Presiden PKS Ahmad Syaiku, masing-masing mendapat dukungan 0,0 persen.

Kalau yang bersaing dalam pemilihan presiden hanya pimpinan-pimpinan partai, yang berpeluang paling besar adalah Prabowo, ujar Deni.

Survei ini digelar pada 8-10 Februari 2022 dengan sampel sebanyak 1.268 responden yang dipilih secara acak. Wawancara dilakukan melalui sambungan telepon. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode double sampling dan random digit dialing (RDD). Double sampling adalah teknik memilih sampel secara acak dari kumpulan sampel hasil survei sebelumnya. Sementara, margin of error survei kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei SMRC ini dilakukan di kalangan pemilih kritis, yaitu kelompok dengan kriteria memiliki telepon, tinggal di perkotaan, berpendidikan tinggi, dan sering mengakses berita sosial politik dari berbagai media. Ada 72 persen pemilih kritis dari populasi pemilih nasional.

Survei capres ini dilakukan secara spontan dan tertutup dengan berbagai simulasi. Para responden diberikan pertanyaan 'Bila pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan ibu/bapak pilih sebagai presiden diantara nama-nama berikut?'.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru