Mengenal Lebih Jauh Penderita Diabetes Tipe 2

Reporter : Mei Nurkholifah
Mengenal Lebih Jauh Penderita Diabetes Tipe 2

Optika.id - Diabetes tipe 2 atau diabetes melitus adalah penyakit jangka panjang yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Penyakit ini adalah kondisi umum yang menyebabkan kadar gula (glukosa) dalam darah menjadi terlalu tinggi.

Jika dibiarkan tanpa penanganan penyakit meningkatkan risiko gangguan serius pada jantung, mata, dan saraf dalam tubuh.

Baca juga: Kenali Prediabetes dan Empat Langkah Mencegah Diabetes

Diabetes melitus adalah kondisi yang dialami seumur hidup, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari pengidapnya. Pengidapnya perlu mengubah pola makan, minum obat, dan melakukan pemeriksaan rutin untuk mengelola penyakit ini. Diabetes sering dikaitkan dengan kelebihan berat badan, gaya hidup tidak aktif, atau memiliki riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.

Sebuah laporan dari Diabetes UK mengklaim bahwa diabetes tipe 2 menurunkan harapan hidup penderita diabetes hingga 10 tahun. Laporan yang sama juga menyatakan bahwa diabetes tipe 1 mengurangi angka harapan hidup hingga setidaknya 20 tahun.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada Selasa (7/6/2022) angka rata-rata hidup penderita diabetes adalah 76,4 tahun untuk pria, sementara untuk wanita adalah 81,2 tahun.
Sementara itu, penelitian di Kanada pada 2012 menemukan bahwa angka harapan hidup wanita penderita diabetes berusia 55 tahun ke atas turun hingga 6 tahun. Angka harapan hidup pria penderita diabetes dengan usia yang sama turun hingga 5 tahun.

Selain itu, sebuah penelitian pada 2015 menyimpulkan bahwa risiko kematian akibat diabetes tipe 2 bisa dikurangi dengan:

  1. Skrining
  2. Pengobatan
  3. Peningkatan kesadaran tentang penyakit

Dampak keseluruhan dari diabetes pada seseorang ditentukan dari faktor kesehatan dan pengobatannya. Hal apapun yang memengaruhi perkembangan diabetes atau memperparah kondisinya, juga akan meningkatkan risiko penderita diabetes meninggal akibat penyakit ini.

Itu artinya, apapun yang memengaruhi stabilisasi gula darah pasti juga akan memenngaruhi angka harapan hidup penderita diabetes.

Baca juga: Alarm Bahaya Aspartam, Si Pemanis Buatan yang Membunuh Perlahan

Beberapa faktor risiko paling umum yang bisa menurunkan angka harapan hidup penderita diabetes adalah:

  1. Penyakit ginjal
  2. Penyakit jantung dan riwayat stroke
  3. Obesitas
  4. Penumpukan lemak di bagian abdominal
  5. Konsumsi tinggi gula dan lemak
  6. Kolesterol tinggi
  7. Gaya hidup yang jarang beraktivitas
  8. Stres
  9. Kurang tidur
  10. Infeksi
  11. Tekanan darah tinggi
  12. Merokok
  13. Gangguan lambung

Kadar gula darah tinggi mengirimkan sinyal stres kepada tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan pada saraf dan pembuluh darah kecil. Hal tersebut dapat mengganggu sirkulasi darah. Itu artinya Jantung harus bekerja lebih keras untuk mengirim darah ke seluruh jaringan tubuh, terutama bagian yang jauh seperti tangan dan kaki.
Peningkatan kerja jantung dan kerusakan pembuluh darah menyebabkan organ tersebut melemah dan akhirnya gagal jantung.

Kurangnya asupan darah ke organ-organ dan jaringan menyebabkan tubuh kekurangan oksigen dan nutrisi, hal tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau matinya jaringan.

The American Heart Association mengestimasi bahwa orang dewasa penderita diabetes memiliki risiko 2 4 kali lipat mengalami penyakit jantung fatal ketimbang orang yang tidak menderita diabetes. Selain itu, 68% penderita diabetes yang berusia 65 tahun atau lebih, meninggal akibat penyakit jantung. Sementara itu, 16% lainnya meninggal akibat stroke.

Baca juga: Angka Obesitas dan Diabetes di Indonesia Naik, Pemerintah Siaga Satu

Rekomendasi untuk meningkatkan angka harapan hidup penderita diabetes umumnya berkutat pada tips mengontrol dan pencegahannya. Cara yang paling efektif untuk menurunkan dampak negatif diabetes adalah dengan menjaga kestabilan kadar gula darah.

Untuk bisa meningkatkan angka harapan hidup, Diabestfriend bisa melakukan sejumlah hal ini:

  1. Olahraga: setidaknya aktivitas fisik ringan selama 30 menit, 5 kali dalam seminggu sudah cukup untuk membantu menstabilisasi gula darah.
  2. Menurunkan berat badan: menurunkan berat badan sekitar 5 10 % juga terbukti bisa mengurangi dampak negatif diabetes.
  3. Mengontrol dan rutin mengecek gula darah: rajin mengecek kadar gula darah membantu Diabestfriend untuk mengerti lebih dalam tentang kondisi rendah dan tingginya gula darah.
  4. Mengurangi stres: stres menstimulasi produksi hormon yang bisa meningkatkan gula darah dan mengganggu regulasi insulin.Mengobati kondisi lainnya: banyak kondisi kesehatan lainnya yang bisa meningkatkan dampak diabetes, misalnya seperti penyakit ginjal dan jantung, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

Reporter: Mei Nurkholifah
Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru