Sidoarjo dan Tantangannya

Reporter : Seno
IMG-20220614-WA0012

[caption id="attachment_15157" align="alignnone" width="300"] Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah[/caption]

Optika.id - Kabupaten Sidoarjo sejak zaman kerajaan dulu merupakan salah satu pusat perekonomian atau the Ecoomic Hub baik secara nasional maupun regional terutama kawasan Indonesia Timur; karena itu Sidoarjo menjadi pusat penting di bidang industri dan karakter perekonomian dan perdagangannya sangat terbuka.

Baca juga: Suriah Jatuh

Karakter perekonomian seperti ini sangat tergantung pada pereknomian terbuka, terutama perekonomian global. Dengan demikian sangat volatile atau rentan terhadap kondisi perekonomian global Kabupaten Sidoarjo yang sudah berskala global itu ditandai dengan banyaknya jumlah industri yang berorientasi ekspor.

Peran Kabupaten Sidoarjo di bidang ekonomi di level nasional maupun internasional sudah lama diketahui publik, dan para investor asing juga menempatkan kabupaten ini sebagai piihan investasinya. Apalagi kabupaten Sidoarjo ini adalah wilayah satelit kota Surabaya yang sudah business- friendly.

Hal ini menjadi daya tarik tersediri bagi investor. Kabupaten Sidoarjo kinerja perekonomiannya sangat mengesankan, terbukti kabupaten ini menduduki ranking ke 4 di Indonesia setelah Bekasi, Bogor dan Karawang sebagai kabupaten yang memiliki skala perekonomian besar dalam PDRB-nya.

Namun seperti daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten Sidoarjo terkena dampak menurunnya tren perekonomian dunia, termasuk melambatnya perekonomian akibat pandemi Covid-19; akan tetapi sebenarnya ada sisi optimisme ke depannya karena beberapa variabel antara lain seperti penduduk Sidoarjo yang sudah mencapai 2 juta orang lebih dimana kebanyakannya adalah usia produktif, meningkatnya kelompok menengah, tersedianya pendidikan yang baik, transportasi dan industri yang berkembang pesat, sektor kesehatan yang memadai.

Hal ini dapat dlihat pada capaian Sidoarjo dalam Indeks Pembangunan Manusia atau IPM meningkat dari 73,75 di tahun 2010 menjadi 8-,65 tahun 2021.

Semuanya menempatkan Sidoarjo mendapatkan multiplier effect dari variabel-variabel di atas; dan karena peranannya untuk menyumbang perekonomian wilayah terutama Indonesia timur dan naasional sangat penting.

Kabupaten Sidoarjo memiliki keuntungan ekonomi yang strategis karena lokasi nya (Prime Location) yang menjadikannya sebagai akses penting di Pulau Jawa, juga proximity-nya terhadap rute perdagangan penting antara laut Jawa, Samudra Hindia, kepulauan di wilayah Indonesia Timur dan Selat Malaka sudah terjadi sejak zaman Kerajaan maupun jaman kolonial Belanda menjadikannya sebagai pusat pelabuhan dagang yang penting.

Baca juga: Lagi-Lagi Soal Komunikasi

Kemajuan Sidoarjo ini menarik wilayah sekitarnya (Gerbang Kertosusila) disektor ekonomi dan kependudukan. Kota ini menjadi Growth Pole atau Pusat Pertumbuan yang berpengaruh pada wilayah-wilayah lain.

Infrastruktur penting yang ada di Sidoarjo adalah Bandara Internasional Juanda, yang semula melayani 8 juta penumpang per tahun 2008, tapi akhir-akhir ini angka itu naik sampai 19 juta penumpang. Pengelola Bandara Juanda PT. Angkasa Pura I menyediakan 1700 ha lahan untuk perluasan Bandara dimulai sejak 2018. Bandara Internasional ini telah menaikkan frekuensi penerbangan dari 25 menjadi 27 penerbangan per jamnya.

Kalau melihat kekuatan perekonomian Sidoarjo bisa dilihat dari struktur PDRB nya dimana sektor Industri Pengolahan sekitar 47%; Perdagangan 16,14%, Transportasi dan Pergudangan 11,66n Konstruksi 9,07%. Sementara itu Jumlah industri besar dan sedang di Kabupaten Sidoarjo tahun 2015 saja sudah 600 lebih. Industri menengah  lebih dari 2.000 sedangkan industri kecil lebih dari 14.000.

Namun Sidoarjo menghadapi berbagi tantangan kedepannya yang harus segera ditangani antara lain jumlah penduduk yang cepat perkembangannya dari angka 1,1 jutaan ditahun 2018 menjadi lebih dari 2 juta ditahun 2020. Jumlah penduduk yang besar itu dikarenakan bukan karena angka pertumbuhan penduduk tapi karena peningkatan laju urbanisasi.

Jumlah penduduk yang besar ini juga memunculkan tantangan di bidang ekonomi, kesempatan lapangan kerja dan pengurangan angka pengangguran. Selain itu jumlah industri yang tersebar di seluruh kecamatan tidak terintegrasi di satu Industrial Estate ditambah dengan jumlah penduduk yang besar tadi serta peningkatan jumlah kepemilikan kendaraan roda dua dan empat telah menyebabkan kemacetan parah terutama di jalan-jalan utamanya. Kemacetan ini bisa mengakibatkan hambatan pada laju perkembangan ekonomi karena sulitnya pihak usaha melakukan pengiriman (delivery) produk dalam waktu yang tepat.

Baca juga: Kita Harus Paham DNA Media Barat

Tantangan-tantangan tadi harus menjadi prioritas Kabupaten Sidoarjo.

Oleh: Cak A. Cholis Hamzah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru