KAMMI Aksi Dorong Motor: BBM Naik, Rakyat Menjerit, Pejabat Hura-Hura!

Reporter : Seno
IMG-20220909-WA0048

Optika.id - Ratusan massa KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) melakukan aksi menolak kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi di tengah guyuran hujan, di kawasan Patung Kuda, DKI Jakarta, Jumat (9/9/2022). Sebelumnya, KAMMI menggelar aksi dorong motor dari Stasiun Gambir sampai di Kawasan Patung Kuda.

[caption id="attachment_39864" align="aligncenter" width="788"] Aksi dorong motor dilakukan KAMMI.[/caption]

Baca juga: Pengamat Angkat Bicara Soal Mispersepsi Subsisi BBM

Salah seorang orator menyebutkan aksi dorong motor dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga BBM Bersubsidi.

Tampak juga berbagai poster bertulisan sindiran kepada Pemerintah dipasang di setiap motor massa aksi. Di antaranya bertuliskan, "BBM Naik, Rakyat Menjerit, Pejabat Hura-hura".

Ketua Umum PP KAMMI, Zaky Ahmad Riva'i dalam orasinya menyampaikan sikap penolakan terhadap kenaikan harga BBM.

"Mencermati kondisi bangsa Indonesia saat ini. Kami menyatakan sikap penolakan terhadap kenaikan harga BBM Bersubsidi, Kami juga mendesak pemerintah untuk mengendalikan harga bahan pokok," ucapnya pada Optika.id.

Zaky juga meminta Pemerintah untuk mempertimbangkan kembali Proyek Startegis Nasional (PSN) yang menurutnya dalam situasi saat ini dapat dialihkan anggarannya untuk subsidi BBM.

"Mencermati kondisi bangsa saat ini. Kami menyatakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM Bersubsidi. Kami juga mendesak pemerintah untuk mengendalikan harga bahan pokok. Harusnya pemerintah kembali mempertimbangkan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang seharusnya dalam situasi saat ini dapat dialihkan untuk subsidi BBM," kata Zaky.

Baca juga: Bos Judi Online Ditangkap, KAMMI Minta Polri Usut Tuntas

[caption id="attachment_39865" align="aligncenter" width="768"] Poster yang dibawa KAMMI dalam aksinya.[/caption]

Ketua Bidang Kebijakan Publik PP KAMMI, Amar Multazim, menambahkan keputusan menaikkan harga BBM bersubsidi hanya membuat rakyat semakin menderita.

"Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tidaklah tepat. Hanya membuat rakyat semakin menderita. Belum usai pemulihan ekonomi akibat Covid-19. Kini rakyat kita harus dihadapkan dengan kenyataan kenaikan harga BBM yang disusul kenaikan harga bahan pokok lainnya," ujar Amar pada Optika.id.

Diketahui, harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Baca juga: Kasus Ferdy Sambo P21, KAMMI Apresiasi Kinerja Polri

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo 

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru