Lanjutkan Usaha Nenek, Mahasiswi Asal Mojokerto Mampu Produksi Kerupuk Beras 4 Ton per Bulan

Reporter : Danny

Optika.id - Selain menjadi makanan pokok, beras juga bisa diolah menjadi berbagai macam camilan, salah satunya kerupuk beras. Di tangan Afrenia Erika Putri (20) saat ini, usaha keluarga ini mampu memproduksi 800 bal atau 4 ton kerupuk beras per bulan.

Mahasiswi Universitas Nahdhatul Ulama (Unusa) Kota Surabaya semester 7 asal Desa Parengan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto ini meneruskan usaha Kerupuk Beras Bintang 19 milik neneknya, Ruman. Nia (panggilan akrab, red) mulai meneruskan usaha keluarganya sejak tahun 2019 lalu.

Hampir empat tahun berjalan, usaha keluarga tersebut berhasil dikembangkan hingga dari awalnya hanya produksi 2 kg sampai 10 kg, kini mencapai 4 ton. Usahanya berkembang seiring pendampingan yang ia dapat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto.

Usaha ini sebelumnya milik nenek saya yang dibangun sejak tahun 2015. Iya sejak tahun 2019 lalu, saya diamanahi, diberi tanggungjawab penuh untuk meneruskan dan mengembangkan usaha nenek saya. Saya kemudian belajar produksi kerupuk beras ini, tetap menjaga kwalitas dari nenek saya, ungkapnya, Rabu (11/1/2023).

Untuk menjaga kwalitas, anak pertama pasangan Sugiarto dan Susi mendapatkan pendampingan dari Penyuluh Disperindag Kabupaten Mojokerto sejak tahun 2020 lalu agar kwalitas yang dihasilkan tidak berubah. Mulai dari pengolahan hingga pengemasan kerupuk beras dengan rasa bawang tersebut.

Bahan utama tepung beras. Tahapan produksi dari semua bahan sesuai resep dicampur dengan di mixer. Setelah tercampur, adonan dimasukkan ke kantong plastik dan dikukus. Setelah matang kemudian didinginkan dengan cara dimasukkan ke ruang AC, setelah itu dipotong, dijemur baru dipacking, jelasnya.

Selain tepung beras sebagai bahan dasar pembuatan kerupuk beras, Nia juga mencampurkan tepung tapioka dalam adonannya. Untuk memberikan rasa, adonan kerupuk beras tersebut diberi campuran bawang putih sehingga rasa yang dihasilkan kerupuk beras tersebut rasa bawang.

Tepung beras yang dibutuhkan sekitar 1 ton, saya tambah dengan tepung tapioka dan bawang putih yang sudah dihaluskan. Untuk bawang putih, saya sudah beli diblender. Ini sesuai resep dari nenek saya, saya tidak mau merubah kwalitas dan rasa. Jadi kwalitas dan rasa masih sama, saat nenek saya masih ada, tuturnya.

Nia menjelaskan, jika usaha kerupuk beras memiliki kendala. Karena dalam proses penjemuran, ia masih mengandalkan sinar matahari sehingga saat musim hujan seperti saat ini, proses penjemuran bisa memakan waktu hingga lima hari. Namun saat musim kemarau hanya butuh waktu dua hari.

Kendala di penjemuran karena kita masih mengandalkan sinar matahari. Kalau tidak menentu cuacanya, kita tidak bisa mencapai target. Alhamdulillah, saat ini produksinya per bulan 800 bal. Setiap bal-nya 5 kg jadi 40 ton. Saat nenek saya masih ada, hanya 2 kg sampai 5 kg per bulan, jelasnya.

Nia menambahkan, pemasarannya grosir dan masih di wilayah Jawa Timur. Seperti Malang, Gresik, Surabaya dan Mojokerto sendiri dengan harga 1 ball isi 5 kg Rp74.000. Nia mengajak generasi muda khususnya seangkatan dengannya untuk tidak mudah menyerah dengan usaha yang digelutinya saat ini.

Untuk generasi muda, jangan mudah menyerah, jangan lupa berdoa dan terus semangat untuk terus berinovasi, tegasnya.

Berdasarkan Wikipedia, tepung beras adalah tepung yang dibuat dari beras yang ditumbuk atau digiling. Tepung beras tidak sama dengan pati beras yang dibuat dengan merendam beras dalam larutan alkali. Tepung beras dapat dijadikan pengganti dari tepung gandum bagi penderita intoleransi gluten karena tepung beras tidak mengandung gluten.

Mengutip USDA, fakta nutrisi dari tepung beras. Dalam per 100 gram memiliki kandungan kalori (kcal) 465, jumlah lemak 1,4 gram, lemah jenuh 0,4 gram. Kolesterol 0 mg, natrium 0 mg, kalium 76 mg. Jumlah karbohidrat 80 gram, serat pangan 2,4 gram, gula 0,1 gram, protein 6 gram, zat besi, kalsium, magnesium dan memiliki kandungan vitamin C, vitamin D, vitamin B6, vitaman B12.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru