Optika.id - Memperingati Hari Kanker Sedunia yang diperingati setiap tanggal 4 Februari setiap tahunnya. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lamongan bersama Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Lamongan melaksanakan Pawai Orasi Satukan Kata dan Langkah. Pawai tersebut diberangkatkan secara langsung oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dari Titik 0 KM Lamongan pada Minggu (5/2/2023).
Baca juga: PRM Godog Gelar Apel Meriah di Peringatan Milad Ke-112 Muhammadiyah
Pawai Orasi dilaksanakan untuk mengkampanyekan pencegahan kanker pada masyarakat Kabupaten Lamongan.
"Hari ini kita memperingati Hari Kanker Sedunia. Untuk itu kita melaksanakan aksi, guna memberikan edukasi kepada masyarakat, sebagaimana data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Lamongan bahwa angka kesakitan kanker di Kabupaten Lamongan cukup tinggi, sekitar 2.300 orang," kata Pak Yes sapaan akrab Yuhronur.
"Sehingga kita terus melakukan langkah-langkah untuk mengingatkan masyarakat terkait bahaya ancaman kanker, dan yang lebih efektif adalah bagaimana kita mengajak masyarakat untuk mencegah, mendeteksi secara dini, juga tentu masyarakat terus jaga berpola hidup sehat," imbuhnya.
Upaya Pencegahan Kanker
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Lamongan dr. Taufik Hidayat, mengatakan, prinsip program terkait penanggulangan penyakit kanker adalah upaya pencegahan.
"Yakni deteksi dini dan pengobatan," kata dr Taufik pada Optika.id, Senin (6/2/2023) malam.
Untuk itu, kata dr Taufik, dinas kesehatan telah bekerja sama dengan pihak terkait untuk bersama-sama melakukan prosedur pencegahan kanker, seperti:
1. Pemeriksaan iva (inspeksi visual asam asetat) untuk deteksi dini kanker serviks dan sadanis (Pemeriksaan Payudara Klinis) untuk kanker payudara di setiap puskesmas di Kabupaten Lamongan yang juga bekerjasama dengan YKI.
2. Pemeriksaan pap smear untuk deteksi dini kanker serviks dan di setiap puskesmas di Lamongan bekerja sama dengan YKI.
3. Pemberdayaan masyarakat dengan posbindu PTM (pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular) dan deteksi dini.
4. Melatih tenaga kesehatan seperti dokter puskesmas dan rumah sakit untuk poli paliatif kanker.
5. Mendorong inovasi-inovasi dari puskesmas, contohnya: Gersava (Gerakan sadari iva). Seperti yang sudah dilakukan Puskesmas Sekaran yang biayanya diambilkan dari bank sampah desa.
6. Konseling sadari di Poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan puskesmas.
dr Taufik juga menjelaskan, angka penderita kanker di Lamongan saat ini kurang lebih 2.300 orang. Terbanyak dialami mereka yang berusia 50 tahun ke atas.
"Yang terjangkit kanker di Lamongan ini mulai usia produktif sampai usia lanjut. Dengan aksi ini kita memberikan edukasi kepada masyarakat untuk punya kesadaran yang tinggi, sekaligus mengingatkan kepada masyarakat akan bahaya ancaman kanker," ungkapnya.
Baca juga: Masuk Musim Hujan, Hujan Es dan Angin Kencang Rusak Bangunan di Lamongan
Melalui deteksi dini, kata dr Taufik, maka jika ada gejala-gejala kanker akan segera tertangani dengan melakukan aktivitas pencegahan, pemeriksaan, pengobatan bagi kanker yang dideritanya.
"Untuk pembiayaan penyakit kanker pada pasien yang ditangani BPJS berada pada urutan kedua terbesar dari pembiayaan penanganan penyakit di Indonesia. Karena rata-rata terdeteksi pada stadium lanjut. Untuk itu pencegahan kanker ini sangatlah diperlukan," katanya.
"Melalui pencegahan dan deteksi dini inilah maka kesehatan akan tercapai, produktivitas akan tercapai, dan pembiayaan tidak terlalu banyak," sambungnya.
Penyebab Kanker
Pemicu serangan kanker, lanjut dr Taufik, ada beberapa penyebab di antaranya pola hidup, pola makan, pola gizinya. Maka diperlukan hidup bersih dan sehat serta ketenangan hati.
Nah, katanya, untuk mencegahnya, harus mendisiplinkan pola hidup, makanan yang merangsang timbulnya kanker yaitu makanan yang ada bahan pengawet tambahan.
"Istilahnya karsinogen, yaitu bahan-bahan yang memicu kanker," kata Taufik seraya menganjurkan untuk back to nature (kembali ke alam) soal makanan dan pola hidup.
Pihaknya juga intens mengkampanyekan soal upaya pencegahan dan deteksi dini soal kanker ke sekolah-sekolah, termasuk kampanye kesehatan reproduksi, pada saat UKS (Unit Kesehatan Siswa).
"Ada yayasan kanker Indonesia yang dipunyai Lamongan juga perlu dimanfaatkan," saran dr Taufik.
Baca juga: Lima Wisata Menarik di Sekitar Stasiun Lamongan
Dia menambahkan, sekitar lima tahun terakhir ini rata-rata penderita kanker di Lamongan sudah pada stadium lanjut.
Diakui, penanganan penderita kanker di Lamongan selama ini belum bisa paripurna karena keterbatasan tenaga dokter.
"Operasinya di Lamongan, tapi kalau mau kemo harus ke Surabaya atau ke Gresik. Kalau fasilitas sudah siap dan lengkap, hanya dokter yang belum ada, karena harus khusus, Kan lebih enak kalau operasinya di Lamongan, kemoterapinya juga di Lamongan," katanya.
Cukup Berobat di Lamongan
Sementara itu, penanganan penderita kanker di Lamongan belum bisa paripurna karena terkendala tenaga dokter spesialis yang belum dimiliki oleh rumah sakit plat merah, RSUD dr Soegiri.
Pak Yes pun menegaskan, Pemkab Lamongan terus mengupayakan agar pengobatan kanker dapat terfasilitasi dan dilakukan di Lamongan, jadi tidak perlu jauh-jauh ke Kota Surabaya.
"Fasilitasi untuk pengobatan kanker ini yang terus kita upayakan, agar masyarakat bisa lebih mudah melakukan pengobatan kanker di Lamongan. Terus kita upayakan, fasilitasnya sudah ada, cuma dokter yang khusus onkologi ini yang rasanya sulit untuk didatangkan. Tahun ini kita upayakan untuk bisa ada dokter onkologi di Lamongan, yakni melalui program sekolah yang dibiayai Pemkab Lamongan," kata Pak Yes.
Diketahui, Pawai Orasi Satukan Kata dan Langkah melibatkan 450 tenaga kesehatan dari komponen negeri maupun swasta yang juga tergabung dalam tim kampanye pencegahan kanker di Lamongan. Hadir pula Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Lamongan Anis Kartika Yuhronur Efendi.
Editor : Pahlevi