Pendapat Media Asing Tentang Anies

Reporter : Seno

Anies Baswedan di Oxford University, Inggris

Baca juga: RASA…

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Optika.id - Ada pendapat umum di negeri kita ini bahwa siapapun calon presiden di ajang Pilpres itu tidak akan berhasil mencapai tujuan kalau tidak mendapatkan restu negara super power dalam hal ini Amerika Serikat. Sebenarnya pendapat seperti ini tidak hanya beredar di Indonesia namun di banyak negara didunia ini terutama negara-negara berkembang.

Sekarang negara besar itu tidak hanya Amerika Serikat tapi muncul Cina, Rusia, negara-negara Eropa dll, sehingga muncul pertanyaan apakah calon presiden RI itu juga harus mendapatkan restu Cina misalnya.

Bagi negara-negara besar itu wajar bila mereka lebih menyukai calon presiden tertentu karena yang bersangkutan bisa diajak menjadi kawan atau sekutu dalam kancah hubungan internasional, minimal calon presiden ini jika nanti menjadi presiden yang tidak akan mengganggu kepentingan negara-negara tersebut.

Hanya saja pemerintah negara-negara tersebut tidak akan terang-terangan secara terbuka mendukung calon presiden tertentu karena hal itu akan melanggar tatakrama diplomatik internasional.

Kecuali Amerika Serikat yang sering menunjukkan keberpihakannya secara terbuka untuk mendukung suatu calon bila itu dianggap favaroble untuk kepentingannya. Salah satu contoh adalah keputusan Presiden Trump yang mendukung tokoh oposisi Juan Guaido dan menyatakan pengakuan resmi kalau Guaido adalah presiden resmi venezeula menggantikan Noclas Maduro.

Padahal di Venezeula belum ada pilpres waktu itu. Keputusan Trump ini kemudian didukung negara-negara sekutunya di Eropa.

Seringkali kita bisa melihat tanda kesukaan suatu negara pada capres tertentu adalah dengan adanya kunjungan Duta Besar negara kepada capres untuk bersilaturahim dan berdiskusi tentang berbagai issue, terutama untuk mengecek bagaimana pendapat capres itu terhadap negaranya sang Dubes.

Kadang juga mengundang si capres berkunjung kenegara sang Dubes untuk berbicara diberbagai event. Namun tanpa melihat lobby secara diplomatik itu, kita bisa melihat pendapat suatu negara terhadap seorang capres lewat surat kabar yang ada di negara itu.

Untuk sementara ini negara seperti Amerika Serikat/barat dan Cina belum secara terbuka menunjukkan kesukaannya kepada calon presiden RI untuk pilpres tahun 2024. Namun mungkin kita bisa melihat pendapat yang muncul di surat kabar yang ada di negara tersebut.

Baca juga: Belajar Ilmu Komunikasi dari Pak Presiden

Saya mengecek dua surat kabar asing bagaimana pendapatnya tentang capres Anies Baswedan. Meskipun secara jumlah, dua surat kabar itu tidak mewakili pendapat secara keseluruhan negaranya, namun minimal kita bisa melihat bagaimana melihat sosok Anies Baswedan dari perspektif mereka.

Kita lihat artikel yang muncul di koran The South China Morning Post (SCMP tanggal 3 Februari 2023 lalu (koran ini dengan edisi Minggu nya the Sunday Morning Post, adalah koran berbahasa Inggris yang berbasis di Hongkong dan dimiliki Alibaba Group.

Alibaba adalah kelompok bisnis raksasa Cina milik milyuner Jack Ma dari Cina). Artikel dengan judul: Indonesia election 2024: who is Anies Baswedan, the ex-Jokowi aide allied with Muslim conservatives?

Di judul artikel itu nampak jelas pertanyaan apakah Anies itu sosok yang sangat dekat dengan kelompok Islam konservatif (garis keras) di Indonesia. Selanjutnya koran ini menulis: The US-educated politician is among the favourites in the presidential race, along with Central Java Governor Ganjar Pranowo and Defence Minister Prabowo Subianto, Anies is seeking to cut a moderate image but his history as a polarising, very religious figure, and decision to align himself with conservatives, hasnt helped the effort yang artinya Politikus berpendidikan AS itu termasuk yang difavoritkan dalam pemilihan presiden, bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Anies berusaha untuk menunjukkan citra moderat tetapi sejarahnya sebagai sosok yang terpolarisasi, 'sangat religius', dan keputusan untuk menyelaraskan dirinya dengan kaum konservatif, tidak membantu upaya tersebut

Koran yang berbasis di Hongkin ini berusaha menggiring opini pembaca bahwa sosok Anies itu dekat dengan kelompok Islam konservatif di Indonesia.

Baca juga: Tunjangan Perumahan DPR yang Wah!

Sebaliknya koran yang ada di Australian Brisbane Times tanggal 1 Februari 2023 dalam artikelnya yang berjudul : Internationally presentable: Australian tour could help elect next Indonesian president atau Mampu hadir secara internasional': Tur Australia dapat membantu memilih presiden Indonesia berikutnya . Artikel ini membahas kunjungan Anies ke Australia dengan memujinya sebagai sosok yang bisa diterima di dunia internasional. Unggahan koran ini menyebutkan: ..dan setelah berkeliling Indonesia sejak masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Oktober, Baswedan sekarang mencari ke luar negeri.

Mantan presiden universitas yang berpendidikan Amerika Serikat itu bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo Agustus lalu dan setelah perjalanan baru-baru ini ke Inggris dan Singapura, ia berencana untuk bertemu dengan tokoh pemerintah dan bisnis di Canberra dan Sydney pada bulan Maret.

Selanjutnya ditulis: The overseas jaunt is seen by supporters as an opportunity to reinforce his stature abroad and his comfort on the world stage before Indonesians choose only a third president in 20 years. (Semarak kehadirannya di luar negeri dipandang oleh para pendukung sebagai kesempatan untuk memperkuat penampilannya di luar negeri dan kenyamanannya di panggung dunia sebelum orang Indonesia hanya memilih presiden ketiga dalam 20 tahun.).

Itulah pendapat yang berbeda dari dua surat kabar asing tentang sosok Anies Baswedan. Namun tentu sangat prematur bila kita menyimpulkan bahwa Anies tidak diterima/direstui Cina namun diterima oleh barat hanya berdasarkan pada pendapat koran tersebut.

Hal ini mengingat bahwa politik itu dinamis, bisa berubah dalam waktu sedetik. Analogi dalam hal ini adalah sangat sulit meramal kesebelasan sepakbola yang menang di ajang pertandingan internasional, karena bola itu bundar.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru