Optika.id - Kematian kucing hingga sebanyak 31 ekor secara mendadak dan hampir bersamaan di Sunter, Jakarta Utara penyebabnya kini telah terkuak, Selasa (18/7/2023).
Baca juga: Lowongan Kerja Wings Group, Dibuka Berbagai Jurusan
Guru Besar Bidang Kesehatan Hewan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Lili Zalizar, mengatakan kejadian ini merupakan kasus langka dan tidak pernah terjadi sebelumnya di Indonesia.
Penyebab kematian kucing-kucing tersebut bukan karena malnutrisi atau diracun, tetapi karena cacing. Namun, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati, mengatakan bahwa penyebab pastinya masih dalam proses pemeriksaan.
Eli menjelaskan proses investigasi Dinas KPKP terhadap penyebab kematian kucing tersebut. Mulanya, pada 5 Juli Eli mendapat laporan puluhan kucing di Sunter mati mendadak.
Baca juga: Lowongan Kerja PT Mitra Utama Madani
Kemudian pada 12 Juli, Dinas KPKP mengambil satu sampel kucing mati atau satu kadaver. Dari situ, pihaknya melakukan pemeriksaan nekrospi dan patalogi anatomi. Ditemukan bawha organ dalam kucing memiliki kondisi yang normal, tetapi di lambungnya ada cacingnya. Hal ini tidak dapat langsung disimpulkan karena ini hanya satu sample satu kadaver yang awal saja.
Dua hari kemudian, Dinas KPKP melakukan bakti sosial dan memberikan strerilisasi serta pengobatan ringan bagi kucing-kucing di sana. Kemudian diambil sampel pakan dan fesesnya.
Baca juga: Rekrutmen Pramugara dan Pramugari KAI Services
Setelah dilakukan PCR rabies hasilnya adalah negatif. Saat ini, Dinas KPKP sedang mengambil SATnya. Di sini yang diambil adalah otaknya. Sampai saat ini belum ada hasil dan akan terus update nantinya.
Karena inilah Eli belum dapat menyampaikan hasil pasti penyebab kucing-kucing di Sunter meninggal sampai pemeriksaan di Balai Veteriner Subang selesai. Eli mengimbau warga yang memiliki hewan peliharaan untuk memberikan pakan yang sesuai dengan umurnya dan sesuai dengan jenis hewan yang dipelihara.
Editor : Pahlevi