Hubungan Jokowi dan Megawati Jika Gibran Jadi Cawapres Prabowo

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Putra sulung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), digadang-gadang akan dipinang oleh Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden (cawapres) nya. Isu tersebut bergulir hangat dan menimbulkan pro dan kontra lantaran status keluarga Jokowi yang dekat dengan PDIP sementara Prabowo merupakan Ketua Umam Partai Gerindra.

Lantas, apa yang terjadi jika Gibran menerima posisi cawapres Prabowo?

Baca juga: Dagelan Kabinet Prabowo: Bau Jokowi dan Kaesang

Pengamat Politik dari Populi Center, Usep Saepul Ahyar menyebut, apabila Gibran menerima pinangan dari Prabowo, maka hubungan Jokowi dan Megawati akan terdampak. Pasalnya, PDIP selama ini sudah meradang dan menahan geram dengan sikap Jokowi yang main dua kaki seolah-olah memberikan sinyal dukungan kepada Prabowo.

Tentu akan semakin panas hubungannya, kata Usep, kepada Optika.id, Sabtu (21/10/2023).

Kerenggangan hubungan antara Jokowi dan PDIP ini mulai terlihat ketika Jokowi sudah tidak banyak dilibatkan dalam rapat pemenangan Ganjar sebagai calon presiden dari PDIP. Padahal, posisi Jokowi itu istimewa ditambah dia merupakan presiden RI.

Kita bisa lihat beberapa kali Jokowi tidak pernah dilibatkan dalam pemenangan Ganjar, kata dia.

Baca juga: NasDem Tidak Mau Masuk Kabinet Prabowo, Meskipun Bukan Oposisi

Hal lainnya yang membuat renggang hubungan keluarga Jokowi dengan PDIP adalah upaya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang saat ini jabatan Ketua Umumnya sudah diemban oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, menggugat UU Pemilu. Khususnya pada syarat usia capres-cawapres yang dianggap kurang tepat. PSI ingin MK merevisi usia minimal capres-cawapres dari 40 menjadi 35 tahun. Tujuannya tak lain tak bukan adalah untuk membuka peluang Gibran maju di Pilpres 2024 nanti.

Kita lihat beberapa kali sindiran Megawati dalam beberapa kesempatan arahnya ke mana, kata Usep.

Megawati dalam penutupan rapat kerja nasional (Rakernas) IV PDIP pada awal Oktober 2023 lalu mengingatkan kepada sleuruh kadernya untuk selalu mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. Dia menegaskan seluruh kader wajib mengikuti semua mekanisme yang sudah diatur termasuk ihwal pemilihan ketua umum.

Baca juga: Pertemuan Tertutup Jokowi dan Prabowo: Momen Penting di Solo

Enggak mungkin orang lain itu tiba-tiba bisa menjadi ketua umum. Karena terus siapa yang mau milih? Kalau tiba-tiba orang luar yang dipilih dan itu melanggar AD/ART, kata Megawati kala itu.

Dihubungi secara terpisah, Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Kunto Adi Wibowo menilai jika konflik antara Jokowi dan Megawati tidak bisa terhindarkan ketika nantinya Gibran menerima tawaran cawapres Prabowo. Apalagi, hubungan keduanya saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Perpecahan antara Megawati dan Jokowi akan semakin jelas. Sekarang pun juga sudah kelihatan di beberapa acara keliatan bahwa Mega dan Jokowi sedang tidak baik baik saja, kata Kunto.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru