Optika.id - Revolusi kehidupan menusia terus bergerak. Revolusi itu menyebabkan terjadinya perubahan pola kehidupan manusia. Salah satu revolusi kehidupan itu disebabkan semakin kuatnya peran AI (artificial intelligence) atau teknologi digital kecerdesan buatan.
Laporan World Economic Forum (WEF) kedepan aka nada sekitar 83 juta pekerjaan di dunia akan hilang dan digantikan Artificial Intelligence (AI). Temuan ini dilaporkan WEF pada laporan Future of Jobs Report 2025 berdasarkan hasil survei kepada 803 perusahaan yang mempekerjakan total 11,3 juta pekerja di 45 ekonomi berbeda di seluruh dunia.
Dunia Alami Disrupsi
Baca juga: KEAI Yogya Gandeng UKDW Adakan Pelatihan AI Untuk Guru SD se-DI Yogyakarta
WEF melaporkan 83 juta pekerjaan yang hilang akan digantikan oleh 69 juta pekerjaan baru yang akan muncul. Artinya, total profesi di dunia akan berkurang sekitar 14 juta dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Berdasarkan hasil laporan, diperkirakan prediksi penciptaan lapangan kerja baru karena tren makro akan mewakili total gabungan 22ri total lapangan kerja saat ini. Secara khusus, hal ini didorong oleh tren makro yang diperkirakan berjumlah 170 juta pekerjaan atau 14ri total lapangan kerja saat ini.
Dunia kerja akan mengalami disrupsi pekerjaan sebesar 23% oleh adanya perkembangan kecerdasan buatan atau AI. Dalam laporan tersebut, AI digambarkan sebagai pendorong utama perpindahan algoritmik potensial dan 75% perusahaan diharapkan untuk mengadopsi teknologi tersebut.
Pekerjaan Baru Muncul
WEF memprediksi, pada tahun 2027 diperkirakan perusahaan akan membutuhkan pekerja baru untuk membantu menerapkan dan mengelola AI seperti pekerjaan analisis dan ilmuwan data, spesialis pembelajaran mesin, dan pakar keamanan siber yang akan tumbuh pada rata-rata 30%.
Inilah lima pekerjaan yang paling dibutuhkan di bidang Artificial Intelligence (AI)
Data Scientist
Dalam beberapa tahun kedepan kebutuhan akan profesi ini akan trus mengalami peningkatan dan diminati. Data Scientist akan banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Karena hal itu, seorang Data Scientist akan memperoleh gaji pokok yang 36 persen lebih tinggi daripada pekerjaan kebanyakan di industri ini.
Machine Learning Engineer
Baca juga: ChatmuGPT, AI yang Dikembangkan Muhammadiyah
Machine Learning Engineer bertanggung jawab untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem pembelajaran mesin. Tugasnya meliputi mengembangkan algoritma pembelajaran mesin, membangun model prediktif, dan mengoptimalkan sistem. Untuk menjadi Engineer Machine Learning, seseorang harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang statistik, matematika, dan teknik pemrograman. Profesi ini akan sangat dibutuhkan di bidang AI.
Data Engineers
Data Engineers punya tanggung jawab untuk menemukan tren dalam pengumpulan data dan pengembangan algoritme data mentah jadi lebih berguna bagi perusahaan. Untuk menjadi Data Engineer, dibutuhkan skill teknis yang signifikan, termasuk pengetahuan mendalam tentang desain database SQL dan berbagai bahasa pemrograman.
AI Scientist
Berikutnya adalah AI Scientist. Profesi ini bekerja dengan teknik pembelajaran mesin tradisional seperti pemrosesan bahasa alami dan jaringan saraf mesin untuk membangun model yang mendukung aplikasi berbasis AI. Karena itu, profesi ini menjadi pekerjaan yang paling dicari perusahaan di bidang AI.
Algorithm Engineer
Baca juga: Google Rilis AI Canggih untuk Mencegah Pencurian Handphone
Profesi Algorithm Engineer berfokus pada desain, analisis, implementasi, optimasi, pembuatan profil, hingga evaluasi eksperimental algoritma komputer. Selain itu, profesi ini juga berperan dalam menjembatani antara teori algoritma dengan aplikasi praktis algoritma dalam rekayasa perangkat lunak.
Desain Grafis dan Akuntan Terancam
Pada saat yang sama, pertumbuhan AI akan membahayakan bagi banyak pekerjaan, salah satunya adalah desainer grafis dan akuntan. Laporan yang dirilis WEF menyebutkan bahwa pekerjaan desainer grafis diprediksi akan menghilang karena semakin berkembangnya teknologi secara pesat.
Kemajuan perangkat lunak desain dan template yang mudah diakses oleh banyak orang sudah mempermudah bagi pekerja yang bukan desainer untuk membuat konten visual yang menarik. Oleh karena itu, diprediksi bahwa beberapa tahun ke depan, pekerjaan desain grafis akan menghilang karena kemudahan teknologi berpotensi mengurangi permintaan terhadap desainer grafis.
Serupa dengan desain grafis, pekerjaan akuntan dan auditor pun diprediksi akan menghilang karena otomatisasi proses akuntansi melalui perangkat lunak canggih yang menyebabkan penurunan permintaan untuk akuntan dan auditor tradisional.
Dengan adanya kemajuan teknologi, peran pembukuan akan menghilang karena otomatisasi proses akuntansi dapat dilakukan melalui perangkat lunak canggih yang diperkirakan akan menghilangkan peran akuntan dan auditor.
Tulisan: Aribowo
Editor : Pahlevi