Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Optika.id - Etalase kaca di sebuah toko merupakan media yang mencerminkan karakter toko tersebut berikut beragam produk-produk yang dijual. Pendeknya etalase itu membuat pengunjung mengetahui kualitas toko dan produknya. Kalau cara mengatur etalase itu jelek, amburadul maka image atau citra toko akan menjadi hancur. Demikian pula sebuah bandara dan para pegawai didalamnya merupakan etalase suatu daerah atau negara. Itu termasuk bagian imigrasi dan para petugasnya.
Baca Juga: You Are Fired!!!
Mereka itu adalah penjaga terdepan marwah atau image suatu negara. Petugas imigrasi yang ramah tapi tegas dan efesien cara kerjanya akan menimbulkan citra yang positif tentang negara bagi para pendatang asing yang belum pernah berkunjung ke Indonesia.
Namun etalase negara dalam bentuk Bandara dan petugas imigrasinya baru-baru ini mencoreng image negara karena terpantau melakukan pungutan liar bagi pendatang dari luar negeri. Tidak main-main pantauan itu berasal dari Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok atau Kedubes Cina. Ironisnya pihak yang terkait yakni Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan baru tahu kejadian ini dari Kedubes Cina itu.
Berbagai media nasional memberitakan adanya sebuah surat yang diduga berasal dari Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok atau Kedubes China di Indonesia beredar di media sosial. Surat tertanggal 21 Januari 2025 itu melaporkan sejumlah kasus pemerasan yang dialami warga China oleh petugas Imigrasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Dalam surat tersebut, Kedubes China membeberkan setidaknya 44 kasus pemerasan yang terjadi antara Februari 2024 sampai Januari 2025. Total ada sekitar Rp32.750.000 uang hasil peras yang kini telah dikembalikan kepada lebih dari 60 warga Tiongkok.
"Terlampir adalah daftar kasus pemerasan antara Februari 2024 hingga Januari 2025. Ini hanyalah puncak gunung es karena ada lebih banyak warga China yang diperas namun tidak mengadukannya lantaran jadwal yang padat atau takut akan pembalasan saat masuk di masa mendatang," demikian isi surat tersebut.
Baca Juga: Pok Ame-Ame, Belalang Kupu-Kupu
Surat ini sendiri ditujukan kepada Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kedubes China menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kemlu RI yang telah membantu menjalin kontak dan koordinasi dengan Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta. Masih dalam surat yang sama, Kedubes China menyampaikan harapannya agar tanda-tanda bertuliskan "Dilarang memberi tip" dan "Silakan lapor jika terjadi pemerasan" dipasang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam bahasa Mandarin, Indonesia, dan Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kedubes China juga berharap ada perintah yang dikeluarkan untuk agen-agen perjalanan Tiongkok sehingga mereka tidak akan menyarankan wisatawan China menyuap petugas imigrasi.
CNNIndonesia telah menghubungi Kedutaan Besar China di Indonesia mengenai surat yang beredar ini. Namun demikian, Kedubes China enggan berkomentar karena belum memiliki informasi lebih lanjut.
Baca Juga: Pernyataan yang Penuh Ancaman
Surat ini beredar bersamaan dengan berita pencopotan seluruh pejabat Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta buntut dugaan pemerasan atau pungutan liar (pungli) terhadap warga China. Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto mengatakan keputusan tersebut diambil setelah dirinya mendapat laporan berupa data-data terkait dugaan tindak pidana itu.
Sebenarnya sudah lama kita mendengar adanya pungutan liar di bandara terutama di bagian imigrasi; seringkali ada keluhan dari warga negara Indonesia sendiri yang terkena pungutan liar itu yaitu mereka pekerja migran yang balik ke tanah air dari negara-negara dimana mereka bekerja.
Kejadian seperti itu sejatinya dapat merusak citra negara dari kacamata negara-negara lain, apalagi tingkat praktek korupsi, pungli masih tinggi di negeri ini dan terjadi di hampir semua lini. Pungutan liar di Bandara itu meng-konfirmasi pendapat orang bahwa korupsi dan pungutan liar itu masih merajalela di Indonesia.
Editor : Pahlevi