Catatan Cak A. Cholis Hamzah: PENGHARGAAN KEPADA VETERAN

Reporter : optika
Gambar1

Oleh: Cak A. Kholish Hamzah

Pada Bulan Nopember 2016 saya pernah mendampingi Dr. Muhammad Asfar dan Dr. Aribowo keduanya dosen dan peneliti di FISIP Unair berkunjung ke markas nya Voice of Amerika (VOA) di ibukota Amerika Serikat Washington DC. Kami bertemu dengan senior saya Mas Triyono wartawan senior di VOA dan beliau mewancarai kami bertiga tentang Pilpres di Amerika Serikat, maklum ketika kami disana, Pilpres AS sedang berlangsung. Ketika baru-baru ini saya mengirim beliau artikel saya tentang Hari Pahlawan 10 November yang saya tulis di Optika, Mas Tri begitu saya memanggilnya tertarik untuk mewancarai saya tentang Veteran karena peringatan hari Veteran di AS (tanggal 11 November) itu berdekatan dengan peringatan Hari Pahlawan kita. Dalam sesi wawancara itu saya tandem dengan Bapak Letnan Jendral TNI (purn) Agus Widjojo gubernur Lemhanas RI.  Diskusi kami bertiga di VOA itu seputar siapa yang dimaksud Veteran itu, bentuk penghargaan kepada Veteran, pemberdayaan Veteran, peran TNI di jaman modern ini dan tentang makna 10 Nopember bagi bangsa Indonesia.

Baca juga: Suriah Jatuh

Hari Veteran di Indonesia ditetapkan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, bahwa tanggal 10 Agustus sebagai Hari Veteran Nasional dan dinyatakan bukan hari libur. Peringatan Hari Veteran Nasional dimaksudkan untuk mengenang gencatan senjata pada tanggal 10 Agustus 1949 setelah para Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia melawan Tentara Belanda. Di negara kita yang dimaksud Veteran itu adalah warganegara yang memiliki pengalaman berjuang diberbagai operasi misalnya merebut kemerdekaan, operasi Dwikora,Trikora, Seroja dan juga keterlibatan warganegara dalam operasi perdamaian PBB diluar negeri. Intinya, seorang itu disebut Veteran karena memiliki latar belakang militer (dan polisi).

Namun kalau dilihat berbagai definisi Veteran secara umum di dunia disebutkan ada dua pengertian yaitu pertama seseorang yang memiliki pengalaman panjang di dunia militer dan kedua seorang yang memiliki pengalaman dibidang keahlian profesi tertentu seperti politik, olahraga dsb (1 former member of the armed forces atau an old soldier of long service. 2 : a person of long experience usually in some occupation or skill (such as politics or the arts).

Saya ingat waktu kecil tahun 1950-1960 an ada pelari nasional terkenal namanya Sarengat dan Haji Agus Salim, mereka kalau berdasarkan definisi itu bisa disebut Veteran Olah Raga dan Veteran Politisi. Tentu kalau kita ingin memperluas pengertian Veteran itu harus ada revisi di UU nya dan itu nanti melibatkan DPR.

Yang menarik dalam diskusi itu Mas Tri memberi contoh bagaimana Veteran di Amerika Serikat mendapatkan pengharggaan atas jasa-jasanya antara lain memperoleh kemudahan-kemudahan diberbagai kebutuhan mereka. Mas Tri mengatakan kalau dia berbelanja di toko, maka petugas toko (dimana-mana) menanyakan apakan punya kartu Veteran. Kalau punya - maka dapat potongan harga atas barang yang dibeli. Mas Tri kebetulan sedang studi program PhD dan ketika mendaftarkan program itu maka Universitas juga menanyakan hal yang sama. Mas Tri sebagai warga umum harus membayar misalnya US$ 600, sementara kalau Veteran hanya cukup membayar US$200 saja.

Baca juga: Lagi-Lagi Soal Komunikasi

Junior saya ketika mengikuti pertukaran Pemuda ASEAN-Jepang tahun 1982 sekarang bermukim di Los Angeles Amerika Serikat, pas tanggal 11 Nopember 2021 lalu mengirimkan foto-foto ketika dia bersama keluarganya makan direstoran yang ada discount nya (ada yang free) karena hari Veteran. Dia membenarkan kalau di Amerika Serikat banyak kemudahan diberikan kepada Veteran. Disana kaum Veteran memperolah tunjangan untuk Veteran cacat (disability compensation); program perumahan murah (housing and home guarantee), berbagai pelatihan termasuk pelatihan berusaha (job training; small business and business loans), (tentunya) uang pensiun, berbagai kemudahan di pendidikan (education programs).

Bapak Letjen Agus Widjojo menjelaskan bahwa memang pemerintah Indonesia juga sudah berupaya memberikan berbagai bentuk penghargaan kepada Veteran mengingat jasa-jasanya, misalnya ada seragam khusus, uang pensiun dsb. Namun Mas Tri dan saya mengutarakan keprihatinan kalau melihat jumlah uang yang diterima Veteran yang berkisar antara Rp 1,5 2,5 juta/bulan mengingat kondisi ekonomi yang sulit. Kita sepakat nampaknya pemberian pengahargaan itu tidak hanya berbentuk materi namun beyond that, misalkan pelatihan-pelatihan UMKM, kemudahan memperoleh tempat tinggal dsb.

Saya memberikan contoh ketika saya berkunjung ke Akademi Perikanan di Sidoarjo (sekarang menjadi Politeknik Kelautan Perikanan) 15 tahun yang lalu bersama seorang diplomat dari Amerika Serikat (Akademi Perikanan Sidoarjo - saat itu merupakan institusi pendidikan yang paling baik di Indonesia dilingkungan Kementrian Kelautan dan Perikanan), kami dijelaskan bahwa Akademi ini memberikan pelatihan usaha/berbisnis produk rumput laut (seaweed) dan produk-produk ikan kepada lebih dari 1.000 purnawirawan TNI AL  Pelatihan semacam ini bisa diadopsi secara nasional dalam memberdeyakan perekonomian para Veteran kita. Tentu hal ini harus dilakukan dengan kerjasama semua pihak termasuk melibatkan swasta. Perguruan Tinggi dinegeri kita biasanya mengalokasikan kursi mahasiswa baru untuk warga yang tidak beruntung perekonomiannya, anak-anak yatim, peraih penghargaan dibidang olahraga dsb, maka ada baiknya alokasi seperti itu juga bisa diberikan kepada keluarga Veteran. Perlu disadari bahwa kita bisa hidup nyaman seperti sekarang tak lepas karena jasa-jasa para Veteran yang berjuang untuk memerdekakan bangsa.

Baca juga: Kita Harus Paham DNA Media Barat

[removed][removed]

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru