Optika.id - Hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver, hal ini bisa disebabkan oleh virus, bisa juga disebabkan oleh penyakit lain, seperti kebiasaan mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat - obatan tertentu, atau penyakit autoimun.
Hepatitis sendiri ditandai dengan munculnya gejala berupa demam, nyeri sendi, nyeri perut kanan, dan penyakit kuning.
Baca Juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?
Penyebab Hepatitis
Hepatitis bisa disebabkan oleh beragam kondisi dan penyakit. Namun, penyebab yang paling sering adalah infeksi virus. Berikut adalah beberapa jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus:
- Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses penderita yang mengandung virus hepatitis A. Hepatitis A jarang berakibat fatal, tetapi pada kasus yang jarang terjadi, kondisi ini bisa menyebabkan gagal fungsi hati. Sedangkan pada ibu hamil, hepatitis A dapat memicu kelahiran prematur dan kerusakan hati pada bayi. Gejala hepatitis A muncul beberapa minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Keluhan yang timbul akibat hepatitis A antara lain penyakit kuning, demam, lemas, serta mual dan muntah. Seseorang lebih berisiko terserang hepatitis A jika berkunjung atau tinggal di daerah yang terdapat banyak kasus hepatitis A. Orang yang berhubungan seksual dengan penderita hepatitis A juga dapat terkena penyakit yang sama. Hepatitis A akan sembuh dengan sendirinya karena sistem kekebalan tubuh penderita akan membunuh virus tersebut. Pengobatan yang diberikan hanya untuk meringankan gejala sambil menunggu penyakit sembuh. Sedangkan cara untuk mencegah hepatitis A adalah dengan menjalani Vaksinasi hepatitis A, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta memastikan makanan dan minuman yang diminum sudah dimasak dengan matang.
Sejumlah kondisi yang dapat membuat seseorang berisiko tertular virus hepatitis A adalah:
Baca Juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi
- Mengkonsumsi makanan mentah atau setengah matang
- Berbagi makanan atau alat makan dengan banyak orang
- Tinggal di lingkungan yang kotor dan minim air bersih
- Kontak langsung dengan penderita hepatitis A
- Berhubungan seks dengan penderita hepatitis A
- Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Hepatitis B sering kali tidak menimbulkan gejala, sehingga penderitanya tidak menyadari bahwa dia telah terinfeksi. Meski demikian, gejala tetap dapat muncul setelah 1-5 bulan sejak pertama kali terpapar virus. Gejala yang dapat muncul adalah demam, sakit kepala, mual, muntah, dan lemas. Salah satu langkah pengobatan untuk penderita hepatitis B kronis adalah dengan mengonsumsi obat antivirus. Pemberian obat antivirus bertujuan untuk mencegah perkembangan virus, bukan untuk menghilangkan virus dari tubuh penderitanya secara tuntas. Dengan penanganan yang tepat dan gaya hidup sehat, pasien hepatitis B juga bisa hidup normal. Pengobatan hepatitis B kronis membutuhkan kepatuhan penderitanya untuk kontrol secara berkala ke dokter untuk melihat perkembangan penyakit dan mengevaluasi pengobatan.
- Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV).Juga ditularkan melalui cairan tubuh. Penularan bisa terjadi saat berhubungan seksual tanpa kondom atau menggunakan jarum suntik bekas penderita hepatitis C. Jika ibu hamil menderita hepatitis C, bayinya dapat tertular penyakit ini saat melewati jalan lahir ketika persalinan. Virus hepatitis C menular melalui darah. Hal ini bisa terjadi lewat transfusi darah atau penggunaan jarum suntik bersama. Virus hepatitis C juga dapat menular melalui hubungan seks tanpa kondom dengan penderita. Gejala kondisi ini umumnya muncul bila infeksi sudah berlangsung lama dan menimbulkan kerusakan pada hati. Gejala yang dapat muncul adalah lemas, dan tidak nafsu makan
- Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan jenis hepatitis yang jarang terjadi, tetapi bisa bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Pada beberapa kasus yang langka, penderita juga bisa menjadi linglung dan mudah memar. Gejala-gejala di atas umumnya baru muncul 2145 hari setelah seseorang terinfeksi hepatitis D. Gejala-gejala di atas juga lebih umum dialami oleh penderita hepatitis D akut (terjadi tiba-tiba). Pasien hepatitis D kronis (terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang lama) sering tidak mengalami gejala, kecuali saat kondisinya semakin parah.
Untuk mencegah hepatitis D adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya hepatitis B, di antaranya:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
- Melakukan vaksinasi hepatitis B
- Melakukan hubungan seks yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan
- Tidak menggunakan NAPZA atau erbagi penggunaan jarum suntik dengan orang lain
- Tidak berbagi penggunaan sikat gigi dan alat cukur dengan orang lain
- Menggunakan sarung tangan jika akan merawat luka, khususnya bagi petugas medis
- Hepatitis E
Hepatitis E disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah menular pada lingkungan yang memiliki sanitasi yang buruk. Salah satunya melalui kontaminasinya pada sumber air. Langkah pertama sebagai cara mengatasi hepatitis E adalah meresepkan obat-obatan dan terapi imunosupresi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah virus di dalam darah hingga 30% pada pasien. Bila tidak kunjung membuahkan hasil, pilihan pengobatan tambahan adalah memanfaatkan obat antivirus, seperti monoterapi ribavirin. Sebelum menggunakan obat hepatitis, seperti obat imunosupresan, beritahu dokter terkait semua obat yang digunakan, termasuk obat herbal. Jangan pernah memulai atau menghentikan obat apapun tanpa konsultasi dari dokter.
Reporter: Mei Nurkholifah
Baca Juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi