Mengenang Tragedi Tsunami Aceh

author Seno

- Pewarta

Selasa, 27 Des 2022 08:38 WIB

Mengenang Tragedi Tsunami Aceh

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: UNUSA yang Inklusif

Optika.id - Negara kita yang kaya raya sumber daya alam ini terletak di Ring of Fire. Itu adalah sebutan dari Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik. Keberadaan Ring of Fire yang meliputi wilayah Indonesia inilah yang menyebabkan rawan dilanda bencana gempa bumi hingga gunung meletus.

Letak geografis Indonesia berada di wilayah Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik, yakni pertemuan tiga lempeng tektonik dunia seperti Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Oleh sebab itu, Indonesia termasuk negara yang rawan dilanda bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi hingga tsunami.

Baru-baru ini dibeberapa kabupaten di Jawa Barat terjadi gempa bumi misalnya di Cianjur pada tanggal 21 November 2022. Epicenter gempa itu berada di koordinat 6,87 LS 107,5 dan di kedalaman 11 km dengan magnitude 5,6. Gempa itu menyebabkan banyak korban jiwa dan hancurnya rumah-rumah rakyat.

Namun pada hari saya menulis artikel ini yaitu 26 Desember 2022 adalah tepat 18 tahun terjadinya gempa bumi di Aceh tepatnya 26 Desember 2004. Gempa dahsyat yang melanda Aceh magnitudonya hampir dua kali dari gempa di Cianjur itu yaitu 9,3 skala richter.

Gempa itu melepaskan sejumlah energi yang setara dengan bom 100 gigaton, menurut Roger Bilham, profesor ilmu geologi di University of Colorado. Gempa yang berpusat di Samudra Hindia, juga menyebabkan retakan besar di dasar laut Bumi yang pernah diamati, hampir 800 mil atau setara dengan 1.287, 48 km Itu selama perjalanan dari Los Angeles, California, ke Portland, Oregon di Amerika Serikat.

Tentu dengan kekuatan gempa seperti itu menimbulkan gelombang tsunami karena gempa yang terjadi di dasar Samudera Hindia itu disebut sejumlah ahli sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah ada dalam sejarah dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Gelombang tsunami yang terjadi di pesisir Aceh saat itu diperkirakan mencapai ketinggian 30 meter (sampai 50 meter) dengan kecepatan mencapai 100 meter per detik atau sekitar 360 kilometer per jamnya.

Tak hanya di Aceh, Indonesia, total ada sebanyak 15 negara terdampak oleh bencana tsunami di akhir 2004 itu. Kelima belas negara itu adalah Indonesia, Sri Lanka, India, Thailand, Somalia, Myanmar, Maladewa, Malaysia, Tanzania, Seychelles, Bangladesh, Afrika Selatan, Yaman, Kenya, dan Madagaskar.

Baca Juga: Indonesia Mendekat Pada China

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Indonesia adalah negara yang dampaknya paling parah selain Sri Lanka, India, dan Thailand. Tsunami yang mengerikan itu mengakibatkan 280.000 jiwa meninggal dunia dimana sekitar 220.000 jiwa berada di Indonesia.

Di tengah dahsyatnya ombak tsunami Aceh 2004, Masjid Raya Baiturrahman tetap berdiri kokoh di saat bangunan di sekitarnya hancur luluh lantak disapu ombak tsunami. Masjid ini juga menjadi tempat berlindung warga Aceh saat menyelamatkan diri dari gulungan ombak tsunami.

Masjid ini dibangun pada tahun 1879 dan merupakan simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan dan nasionalisme rakyat Aceh. Masjid ini adalah landmark Kota Banda Aceh sejak era Kesultanan Aceh dan selamat dari bencana gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 silam itu.

Ada yang merasionalkan kenapa Masjid Baiturahman itu selamat dari terjangan gelombang tsunami yang dahsyat itu misalkan karena banyaknya tiang kayu yang dimiliki Masjid sehingga air bisa lolos menerjangnya. Namun pendapat ini sulit diterima mengingat tinggi gelombang tsunami yang 30-50 meter dengan kecepatan yang tinggi itu pasti akan menghancurkan setiap bangunan yang dilewatinya.

Baca Juga: Alumni Harvard Turun Gunung Membantu Almamaternya Melawan Trump

Ada suatu kisah seorang Tionghoa pemilik sebuah took yang lokasinya dekat dengan Masjid mengucapkan syahadat masuk Islam karena pada waktu gelombang tsunami itu datang dia menyaksikan ada banyak orang-orang tinggi besar berpakaian putih-putih yang mengangkat Masjid dan mengarahkan aliran air bah itu menjauh dari Masjid. Seorang ulama yang dimintai pendapat dan nasihat oleh orang Tionghwa itu mengatakan bahwa apa yang dilihatnya adalah para malaikat yang melindungi Masjid kebanggaan rakyat Aceh ini.

Kita tanggal 26 Desember 2022 ini mengenang terjadinya gempa dan tsunami yang dahsyat di Aceh itu tidak hanya bersyukur dan berdoa agar negeri yang kaya raya ini dihindarikan dari marabahaya seperti tsunami tersebut, namun juga harus menjadikannya bahan Pendidikan bagi rakyat terutama generasi muda tentang gempa bumi, tsunami dan bagaimana melihat tanda-tandanya terjadinya sehingga kalau ada kejadian yang sama mereka dapat memahami dan berlindung dari amukan gelombang.

Yang tidak kalah pentingnya adalah merawat peralatan early warning system yang dipasang dibeberapa daerah dengan baik, karena ada berita yang menyebutkan bahwa alat-alat itu ada yang tidak berfungsi dan tidak terawat.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU