Optika.id, Jakarta - Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) menggelar demo di kawasan Patung Kuda. Sore ini massa aksi memanas hingga mendorong-dorong kawat berduri.
Dari informasi yang dihimpun Optika.id Senin (28/3/2022), massa aksi terlihat mendorong-dorong kawat berduri. Sementara polisi membentuk barikade di lokasi.
Baca Juga: Aksi Tolak Pemerintahan Jokowi Berujung Ricuh, Polisi Tertibkan Massa
Sebelumnya mereka menutupi kawat berduri dengan spanduk-spanduk yang mereka bawa. Lalu mereka pun segera membentuk barisan.
Terlihat polisi membentuk barikade pertahanan untuk mencegah massa menerobos pagar kawat berduri. Petugas kepolisian berusaha bernegosiasi kepada massa aksi melalui pengeras suara.
"Hak kalian dilindungi Undang-undangan, kalian sudah mengganggu aktivitas masyarakat lain," kata seorang petugas polisi melalui pengeras suara.
Namun, massa aksi terlihat tidak peduli. Mereka terus bersorak dan meneriakkan yel-yel mereka.
"Hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia, hidup perempuan Indonesia," kata seorang orator di mobil komando menanggapi peringatan dari polisi.
Massa aksi pun terlihat mundur beberapa langkah. Namun tidak lama kemudian, mereka kembali maju dan mendorong kawat berduri beberapa kali.
Baca Juga: Jokowi Tolak ke Jawa Timur Usai Ada Rancangan Demo Mahasiswa
Pihak kepolisian terus mengimbau massa untuk menyampaikan aspirasi dengan tertib. Namun, mereka terus meneriakkan yel-yel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hingga pukul 17.16 WIB, massa masih bertahan di Patung Kuda. Massa kini duduk-duduk sambil berorasi.
Perlu diketahui, Massa aksi dari aliansi BEM seluruh Indonesia menggelar demo di kawasan Patung Kuda, setelah gagal menembus ke istana presiden. Mereka menolak wacana penundaan pemilu.
Koordinator lapangan Lutfi Yufrizal mengatakan pihaknya sangat menyayangkan jika benar-benar pemilu 2024 nanti tidak diselenggarakan. Menurutnya, penundaan pemilu akan mencederai kaderisasi pemuda.
Baca Juga: BEM SI Lakukan Demo di Patung Kuda, Polisi Siapkan Lalin di Istana
"Disayangkan tidak ada pemilu di 2024. Kita tidak ingin adanya penundaan karena itu dapat mencederai kaderisasi pemuda, yang seharusnya bisa menggantikan kaum-kaum tua yang saat ini istilahnya sudah selesai masa jabatannya, kita ingin menggantikannya karena kita sudah siap dengan hal-hal tersebut," kata Lutfi.
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi