Optika.id - Ketua Dewan Pers, Prof Azyumardi Azra menegaskan bahwa lembaganya akan terus memperjuangkan kemerdekaan pers. Dia juga meyakinkan para jurnalis bahwa pihaknya menolak RKUHP yang disusun secara diam-diam.
Dia juga mengaku tidak heran kenapa kehadiran RKUHP banyak ditentang masyarakat, alasannya karena isinya sangat rusak dan tidak melibatkan banyak organisasi profesi. Isinya juga dinilai menyinggung kebebasan berekspresi masyarakat.
Baca Juga: Arus Tersumbat di Balik Derasnya Berita Pekerja Media
Prof Azyumardi Azra menambahkan bahwa, hingga saat ini pihaknya terus melakukan diskusi dan mengawal agar RKUHP tersebut tidak disahkan. Minimal kata dia, RKUHP tersebut didiskusikan kembali dengan berbagai organisasi profesi terutama dewan pers.
"Kami dewan pers akan terus mengawal RKUHP karena di situ mengancam kemerdekaan pers. Kami harus memastikan dulu kemerdekaan pers meningkatkan," kata Prof Azyumardi Azra di Jakarta, Kamis (25/8/2022).
Semua pernyataan ketua dewan pers di atas disampaikan langsung oleh Prof Azyumardi Azra kepada seluruh jurnalis dan CEO perusahaan seluruh Indonesia, dalam agenda Peluncuran hasil survey indeks kemerdekaan pers 2022.
Dalam acara tersebut, dia juga mengatakan bahwa dirinya sangat senang melihat Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) Indonesia terus naik. Namun dia tidak puas dengan pencapaian tersebut karena masih banyak ancaman kemerdekaan pers yang harus antisipasi.
Baca Juga: Kebebasan Bicara di Indonesia Era Jokowi Memburuk
Dia berharap, para insan pers dan CEO perusahaan terus memberikan edukasi dan menyajikan informasi positif kepada masyarakat. Hal itu ditandai dengan munculnya banyak platform media sosial yang menyebarkan berita secara bebas dan memicu tersebarnya hoaks secara cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Kita senang ada kenaikan dalam indeks kemerdekaan pers, tapi kami juga tidak puas dengan itu. Kami akan terus meningkatkan kualitas kemerdekaan pers tersebut," pungkas Prof Azyumardi Azra selaku Ketua Dewan Pers.
Reporter: Denny Setiawan
Baca Juga: Angka Kekerasan Jurnalis Diprediksi Bertambah Jelang Pemilu 2024, Petinggi Parpol Diminta Mawas Isu
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi