Jusuf Wanandi Prediksi Pilpres 2024 Diikuti 2 Paslon, Operasi Penjegalan terhadap Anies Semakin Terlihat?

author Eka Ratna Sari

- Pewarta

Sabtu, 27 Mei 2023 11:57 WIB

Jusuf Wanandi Prediksi Pilpres 2024 Diikuti 2 Paslon, Operasi Penjegalan terhadap Anies Semakin Terlihat?

Optika.kd - Andi Sinulingga, seorang loyalis Anies Baswedan, mengkritik pernyataan Jusuf Wanandi, Pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), yang memprediksi bahwa hanya akan ada dua pasangan calon dalam Pemilihan Presiden 2024.

Baca Juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!

Menurut Andi Sinulingga, upaya untuk menjegal Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 semakin terlihat jelas. Dia mengungkapkan hal tersebut melalui akun Twitter pribadinya pada Jumat, (26/5/2023).

"Andi Sinulingga mengatakan bahwa orang yang lebih tua seperti Pak Yusuf ini sampai keluar dari tempat persembunyiannya. Operasi untuk menjegal Anies semakin terlihat nyata. Jika mereka adalah ksatria, para aktor negara seharusnya mundur dari jabatannya sebelum saling menghadapi dengan Anies. Baru kemudian, itu akan menyenangkan dan rakyat tidak akan dirugikan," tulisnya seperti yang dikutip Optika.id.

Baca Juga: Tokoh Masyarakat Ingin Anies Terus Jadi Pemimpin Perubahan untuk Indonesia

Sebelumnya, Jusuf Wanandi, Pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), memprediksi bahwa pada Pemilihan Presiden 2024 hanya akan ada dua pasangan calon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Jusuf, Presiden Jokowi akan berusaha agar hanya ada dua pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024. Menurutnya, sangat sulit untuk memperkirakan kemenangan jika terdapat tiga pasangan calon yang bersaing dalam Pilpres 2024.

Baca Juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!

Jusuf mengambil contoh dari Pilkada DKI Jakarta 2017, di mana terdapat tiga pasangan calon dan salah satunya harus kalah di putaran pertama. Pada saat itu, banyak yang memperkirakan bahwa pasangan Ahok-Djarot, yang saat itu merupakan petahana, akan memenangkan Pilkada DKI. Namun, karena terdapat tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, kemenangan Ahok-Djarot harus diuji kembali dalam putaran kedua dan akhirnya mereka kalah.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU