Optika.id - Banyaknya aktivitas dan informasi yang tersedia di media sosial mengakibatkan pengguna erat akan istilah Fear of Missing Out (FOMO) alias fenomena takut ketinggalan trend terbaru yang sedang digandrungi media sosial. Singkatnya, FOMO merupakan cerminan perasaan kecemasan seseorang ketika merasa bahwa orang lain sedang melakukan sesuatu yang menarik atau penting dan mereka tidak ikut serta.
Alhasil, fenomena ini menghasilkan suatu dorongan yang kuat untuk terus memeriksa tren terbaru di media sosial, serta bertindak impulsive dan latah ketika ada suatu yang baru. tak jarang, FOMO pun membuat seseorang menjadi stress karena merasa selalu ketinggalan dan khawatir akan ketinggalan tren.
Baca Juga: Begini Cara Memakai Parfum yang Benar Agar Aroma Tak Cepat Hilang
Namun, FOMO memiliki suatu sudut pandang yang bertolak belakang. Adalah JOMO atau Joy of Missing Out yang merupakan kebalikan dari FOMO. JOMO menekankan kebahagiaan yang ditemukan karena memilih untuk tidak ikut serta dalam aktivitas maupun tren tertentu tanpa merasa tertekan oleh dorongan serba ingin tahu.
Mengutip dari laman Psychology Today, Selasa (17/10/2023) JOMO atau yang biasa disebut kegembiraan kehilangan adalah konsep yang bertindak sebagai antonym dari FOMO atau rasa takut kehilangan ini dengan cerdas secara emosional. JOMO mendasarkan pada prinsip dasar kehadiran dan kepuasan dengan kondisi saat ini dalam hidup.
Orang yang sudah berada di tahap JOMO tidak perlu lagi membandingkan hidup dengan orang lain. Sebaliknya, mereka belajar menyesuaikan diri dengan kebisingan latar belakang seharusnya dan keinginan yang sering muncul dalam diri.
Konsep JOMO ini pun akan membuat hidup yang lebih hidup dalam artian lebih tenang, lamban, menghargai hubungan antar manusia, berlatih mengatakan tidak ketika diperlukan, dan hidup dengan penuh kesadaran terhadap waktu.
Baca Juga: Pemilih Pemula Ramaikan Pemilu 2024: Tidak Rasional dan Masih Dipengaruhi Keluarga
JOMO pun akan memungkinkan untuk menggali lebih dalam diri sendiri yang akhrinya menjadi kunci kebahagiaan dan rasa syukur itu sendiri daripada terus menerus berusaha untuk ikut trend dan ekspektasi orang lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lantas, bagaimana cara menerapkan konsep JOMO dalam hidup ini?
Bisa dimulai dengan cara memahami diri sendiri dana pa yang membuat bahagia. Hal ini diperlukan agar kalian lebih fokus pada hal-hal positif, memiliki nilai baik, serta menciptakan hidup lebih bahagia dan bermakna.
Baca Juga: Trend Undangan Digital Serta Peluang Bisnisnya
Pasalnya, kita bisa merasa tertekan oleh banyak tuntutan atau permintaan dari orang lain yang bisa mengganggu ketenangan hidup. Di sisi lain, berani mengatakan tidak juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan serta memberikan prioritas pada kesejahteraan diri sendiri.
Cara lain adalah beristirahat sejenak atau memberi jeda dari perangkat teknologi seperti media sosial dan ponsel. Kalian dapat menghargai momen bersama orang-orang terkasih dan merasa puas dengan kualitas hidup secara keseluruhan dengan mengurangi paparan terhadap teknologi dan beristirahat sejenak dari kehidupan yang semu di media sosial.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda dapat memulai perjalanan menuju hidup dengan prinsip JOMO yang lebih positif dan memuaskan.
Editor : Pahlevi