Ryaas Rasyid: Prabowo Kembali Dikorbankan Jokowi untuk Anaknya

author Dani

- Pewarta

Selasa, 27 Feb 2024 11:09 WIB

Ryaas Rasyid: Prabowo Kembali Dikorbankan Jokowi untuk Anaknya

Jakarta (optika.id) - Kecurangan Pilpres 2024 secara terstruktur, sistematis, dan massif (TSM) dinilai sepenuhnya didesain oleh Presiden Joko Widodo. Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang berpasangan Gibran Rakabuming Raka, pasangan calon yang didukung Jokowi, dianggap tidak terlibat merancang kecurangan tersebut.

“Ini tidak dilakukan oleh Pak Prabowo. Tidak ada alasan untuk menuduh Pak Prabowo sebagai pihak yang melakukan TSM ini,” jelas pakar politik Prof. M. Ryaas Rasyid dalam podcast di kanal YouTube @Abraham Samad SPEAK UP, Selasa, (27/2/2024). 

“Jadi siapa yang melakukan kecurangan TSM ini Pak?” tanya Abraham Samad selaku host.

“Ya, ini penguasa di bawah kepemimpinan Jokowi. Jokowi yang bertanggung jawab dan semuanya itu. KPU dibentuk oleh dia,” jawabnya.

Dia menegaskan kecurangan pemilu secara TSM ini merupakan cara Jokowi untuk melanggengkan kekuasaannya lewat Gibran, putra sulungnya tersebut. “Ya, dengan cara yang brutal,” katanya lagi menekankan.

Mantan Menteri Otonomi Daerah ini mengingatkan pemimpin yang terpilih dari hasil kecurangan, secara etik tidak memiliki legitimasi dan basis moral. Karena itu dia mendorong Prabowo untuk bericara terbuka menyampaikan penolakan atas hasil pilpres dari kecurangan.

“Pak Prabowo harus jujur pada dirinya sendiri dan jujur kepada rakyat, beliau harus mengatakan kepada rakyat, ‘saya tidak mau menjadi presiden dari hasil pemilihan yang curang. Saya tidak mau menjadi produk dari pemilihan curang’,” tegas mantan Rektor Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) ini.

Apalagi, berdasarkan pemberitaan yang diikutinya, Gerindra dan partai-partai pengusung Prabowo-Gibran juga menyebut adanya kecurangan. Berarti secara moral mereka tahu kecurangan itu tidak baik.

Karena itu, menurutnya, selain menolak hasil pilpres yang diwarnai penuh kecurangan, Prabowo juga mestinya bersuara mendorong agar berbagai dugaan kecurangan itu diusut. Prabowo harus menegaskan pihaknya ingin menang dengan cara jujur dan bersih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Jangan sampai ada, kesan maaf ini, seolah-olah Pak Prabowo menikmati kecurangan ini. Kan kasihan beliau,” ungkapnya.

Lebih jauh dia mengingatkan bahwa Prabowo merupakan korban kecurangan Jokowi dan kelompoknya pada Pilres 2019 lalu. Hal itu bahkan diakui sendiri oleh Prabowo saat berbicara dengan dirinya langsung dalam sebuah kesempatan.

“Pertanyaan moralnya sekarang apakah beliau mau menang dengan cara yang sama dengan yang dilakukan oleh lawannya dulu, yaitu curang. Tidak eloklah,” tukas Doktor jebolan Universitas Hawaii, Amerika Serikat ini.

Apalagi, katanya dengan sedikit menggugah, dia, Prabowo dan semua yang berusia 70-an tahun, kini sudah memasuki usia senja, yang sebentar lagi akan menghadap Sang Pencipta.

“Bagaimana bisa kita berkompromi dengan kejahatan justru di waktu-waktu sekarang kita mesti bertobat setiap hari untuk mempersiapkan diri, bukan masuk lagi dalam perangkap kejahatan,” kata tokoh berusia 74 tahun ini mengingatkan.

“Jadi saya mengimbau Pak Prabawo harus mengeluarkan pernyataan, saya tidak mau menang melalui kecurangan,” sambung sosok yang lebih tua dua tahun dari Prabowo ini.

“Masak mau dikorbankan untuk kedua kalinya hanya demi seorang anak, putra mahkota, yang duduk dalam jabatan yang secara etis itu dipersoalkan. Kan kasihan Pak Prabowo. Ini kalau mereka mau jujur menilai Pak Prabowo,” pungkasnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU