Jakarta (optika.id) - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) sebut konflik Papua sebenarnya bisa diselesaikan. Tapi Jusuf Kalla mengatakan tidak masuk dalam upaya penyelesaian konflik di Papua karena Presiden Joko Widodo ingin menyelesaikannya sendiri.
Hal tersebut disampaikan oleh Jusuf Kalla saat memberi kuliah umum di Universitas Indonesia dengan tema "Usaha Mengakhiri Konflik Terbuka", Kamis (25/4/2024).
Baca Juga: Sambut Paus Fransiskus, Presiden Jokowi Lakukan Upacara Kenegaraan!
Papua sebenarnya ingin kita selesaikan, tapi Pak Jokowi ingin selesaikan sendiri jadi saya tidak masuk di situ, sebenarnya bisa diselesaikan, bisa, karena saya kan konsultasi ke pemerintah tentang hal ini, ucap Jusuf Kalla dilansir dari KompasTV.
Bicara soal konflik di Papua, Jusuf Kalla kemudian menggambarkan tentang keberhasilan dirinya dalam upaya perdamaian di sejumlah daerah antara lain Aceh dan Poso. Bukan hanya di dalam negeri, JK mengaku kerap dimintai pendapat soal bagaimana menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi di negara-negara lain.
Semua datang ke Indonesia ketemu saya presidennya, untuk bantu diselesaikan seperti Aceh, selalu karena Aceh adalah satu case yang berbeda dengan di dunia cara penyelesaiannya, kata JK.
Jusuf Kalla lebih lanjut mengatakan, sejumlah negara yang meminta pendapat dirinya antara lain adalah Thailand, Srilanka, Afghanistan.
Dalam pandangannya, JK menuturkan, hampir semua konflik yang terjadi antara sejumlah negara adalah bom waktu kolonial.
Baca Juga: Jokowi Presiden: Usai Dilantik, Pak Prabowo Milik Seluruh Indonesia!
Khususnya Inggris, masalah petani Selatan Thailand, itu gara-gara Inggris yang dulu menjajah Malaysia hanya bikin garis, ini masuk Malaysia, ini masuk Thailand, ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Persis sama dengan Palestina, Inggris juga hanya menggaris.
Dampaknya hingga hari ini, kata JK, sejumlah konflik yang terjadi antar negara tidak pernah selesai.
Baca Juga: Jokowi Dituding Jegal Anies, Saya Bukan Ketua Partai, Nggak Punya Urusan
Sampai sekarang perangnya tidak pernah selesai hanya karena garis tadi yang dilakukan Inggris. Rohingya konflik juga akibat Inggris, waktu itu dia menjajah India dan Burma untuk perkebunan di Burma, Myanmar sekarang, dia (Inggris) masukanlah para petani orang-orang dari Bangladesh, kata JK.
Editor : Pahlevi